“Bisakah kamu menatapku?” “Bukankah kamu terlalu banyak memerintahku?” “Aku meminta, M. Bukan memerintahmu.” Lagi, suara lembut itu membuat Maya menolehkan wajahnya agar bisa membalas tatapan Vincent. Vincent tersenyum tipis. Dia mengubah posisi tubuhnya untuk menghadap Maya. “Jadi alasanmu menghindariku hanya karena peraturan perusahaan, benar?” “Itu juga termasuk.” Vincent memiringkan kepalanya menunggu penjelasan Maya berikutnya. “Di sana cukup beresiko jika membicarakan masalah pribadi. Kita bisa mendengar suara di sebelah kamar bukan tidak mungkin orang di sebelah itu juga tidak mendengar obrolan kita. Lalu kedatangan Pak Rudi .... Aku cukup panik.” Sepanjang Maya bergumam, dia menunduk. Tidak berani menatap wajah Vincent di saat wajahnya mulai kepanasan. “Jadi karena itu semu

