-19-

1001 Kata

Sibuk. Salah satu kunci dari ketegaran yang kupunya, selain dukungan dari keluarga tentu saja. Kesibukan lah yang membuat pikiranku teralihkan dari Mas Abhi. Saking sibuknya, telepon dari Ayah dan Ibu yang selalu mengingatkan agar nggak telat makan, sudah seperti alarm, rutin terdengar di jam-jam tertentu. Dira dan Cakra sebenarnya juga melakukan hal yang sama, bedanya mereka bukan sekedar mengingatkan tapi sekaligus memarahi kalau sampai tahu aku telat makan. Mereka berdua jauh lebih galak dibanding orang tua kami. Tapi yang membuatku merasa terganggu sebenarnya bukan kegalakan adik-adikku, justru karena Mas Abhi yang masih saja datang dan ngasih perhatiannya. Aku nggak nyaman. Saat aku berusaha melihat Mas Abhi benar-benar sebagai mas sendiri, dia malah datang dan menghambat usahak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN