-20-

1030 Kata

Aku ngerutin kening, sembari membaca pesan yang baru kuterima semenit lalu untuk ketiga kalinya. Resign. Dia resign. Kalimat itu yang terus terulang dalam hati. Sementara ingatanku secara refleks kembali memutar kenangan beberapa tahun lalu yang masih cukup jelas. "Nanti, Mas mau kerja di sini." "Kenapa?" "Dokter di sini udah sembuhin Bubu. Mas mau kerja bareng dokter-dokter hebat itu." "Biar Mas jadi dokter hebat juga?" "Eung!" Teringat jawaban dan anggukan tegasnya waktu itu, membuat keningku kian dalam mengernyit. "Ngelamunin apa?" Pertanyaan yang tiba-tiba datang dari salah satu senior di kantor, membuatku langsung menoleh ke sisi kanan dan tersenyum canggung begitu ketemu pandang dengannya. "Ada apa, Mas?" tanyaku kikuk. Mas Ridwan yang berdiri di samping kubikelku malah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN