Sejak tadi Arvin tengah memperhatikan adik perempuannya itu. Yang tanpa diam tanpa mau bersuara sedikit pun, padahal Arvin sudah memanggil gadis itu beberapa kali. Tapi sampai saat ini adiknya masih betah dalam diamnya. Seakan suara panggilannya hanya angin bagi gadis itu. "Mel. Mel. Dek," Panggil Arvin, saat ia mengusap sayang puncak kepala Melodi. Guna untuk menyadarkan gadis itu dari kebisuannya. "I... iya Kak, ada apa?" Tanya Melodi yang sudah sadar dari kediamannya. "Tidak apa - apa dek. Hanya saja sudah waktunya kamu untuk presentasi," Kata Arvin mengingatkan adik perempuannya. "Maaf kak. Aku melamun lagi," Cicit Melodi dengan nada bersalah. "Tidak apa - apa, Sayang. Kakak mengerti, ayo sana. Keluarkan presentasi mu sekarang," Pinta Arvin dibalas anggukan patuh dari Melodi. "Ba

