68. Bertemu Permata

1102 Kata

"Bawa apa itu, Pak?" tanya Damar. "Buah-buahan, Mas." "Dari mana?" "Mbak Binar yang bawa." "Oh Binar udah sampai. Di mana dia?" "Masih di depan, Mas." Damar mengernyit. "Ngapain dia di depan? Bukannya cepat masuk." Beranjak kemudian. "Eh! Kamu mau ke mana?" Fani menahan tangan putranya. "Mau ke depan, Ma. Nyamperin Binar." "Kamu ini kenapa sih? Dari tadi sikapnya aneh loh. Biarin aja sih. Mungkin adik kamu itu lagi ada urusan atau apa. Heran deh," omel Fani. Meski sambil berdecak sebal, Damar tetap menuruti. Kembali duduk di kursi. Lebih dari sepuluh menit berlalu, adik belum juga muncul. Akhirnya Damar memutuskan untuk keluar karena penasaran apa yang dilakukan wanita itu. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat adiknya sedang berpelukan. Di pekarangan rumah pula. "Cari mati dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN