Part 4: Oh Mr. Ghand

697 Kata
"Mr. Devil – Season III" Author by Natalie Ernison Ellena Casey/ Ell, ia harus bekerja keras demi menghidupi kehidupannya bersama sang neneknya. Terkadang Ell sangat ingin kembali ke rumah, namun mengingat bagaimana kasar dan tajamnya perkataan sang ibu tirinya. Ell pun mengurungkan niatnya untuk pulang. "Toko bunga" Ell kini melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang penjual bunga. Setiap harinya Ell harus bersabar menanti pembeli yang datang, atau terkadang hanya sekedar bertanya. Yah, namanya juga hidup. Ell harus lebih bersabar menghadapi kehidupan yang keras ini. Kring kring... bunyi lonceng yang terletak di depan pintu masuk. Lonceng tersebut dengan sengaja diletakan di depan pintu, sehingga Ell tahu jika ada pembeli yang datang. Ell pun segera melangkah menuju pintu utama. Sekeliling design toko memang di design menggunakan dinding-dinding kaca transparan. Sehingga memudahkan bagi orang-orang untuk melihat isi dalam toko tersebut. "Permisi Ms. Ellena!" ujar seorang pria dengan tersenyum ramah bersama seorang anak kecil. "Tuan Ghand!" ujar Ell dengan ekspresi yang cukup terkejut. Bagaimana bisa tuan Ghand mengetahui pekerjaan sampingannya, pikirnya. "Ibu gulhuuu..." seru Leeri kecil sambil berlari ke arah Ell dan mendekap Ell. Ell pun berjongkok, sebagai tanda kasihnya kepada seorang muridnya. "Anak baik, apakah ingin membeli bunga cantik hari ini?" ujar Ell sambil mengusap-usap kepala Leeri. Hm... Leeri menggeleng dengan tersenyum menghadap ayahnya, tuan Ghand. "Maaf Ms. Ellena, sepertinya Leeri sangat menyukaimu dan sedari pagi merengek ingin bertemu denganmu." Ujar tuan Ghand. Hmm... "benarkan itu nak?" Ell mengusap gemas rambut Leeri. Mereka pun berbincang-bincang sambil menikmati makanan yang telah tuan Ghand siapkan. Sementara Leeri sedang asyik merangkai bunga-bunga plastic, sang ayahnya pun beraksi cepat menggunakan kesempatan yang ada. "Apakah kau sudah lama bekerja di toko bunga ini?" Ell mengangguk, tanda mengiyakan pertanyaan tuan Ghand. "Yah tuan, ini adalah toko milik nenek. Nenek sedang pergi ke luar negeri untuk tinggal di sana bersama paman juga bibi." Tukas Ell sambil menuangkan the hangat ke dalam cangkir milik tuan Ghand. "Wanita yang sangat cantik, cantik dengan segala kepribadiannya.." batin tuan Ghand, ia tersenyum sendiri ketika memikiran hal itu.  "Ada apa tuan Ghand?" ujar Ell heran dengan tingkah tuan Ghand. "Baiklah, terimakasih atas jamuannya Ms. Ellena. Leeri ayo kita pulang!" ujar tuan Ghand. Kemudian ia pun pergi bersama Leeri. Tak lupa ia membeli seikat bunga cantik dari toko kepunyan Ell.                                        *** "Sekolah taman kanak-kanak xx" "Di sebuah ruang kepala sekolah" "Mengapa Ms. Ellena? mengapa tiba-tiba ingin resign?" tukas sang kepala sekolah tempat Ell bekerja pada saat itu. "Maaf, tapi aku ingin fokus mengurus toko keluarga. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan," ujar Ell. Tentu saja ia sangat berat hati melepaskan pekerjaan utamanya, namun karena ia harus lebih fokus dengan urusan bisnis. Ia pun terpaksa melakukannya. Hmm... menghela napas berat. "Baiklah Ms. Ellena, semoga sukses. Jika Ms. Ellena berubah pikiran, sekolah ini masih sangat bersedia menerima," tukas sang kepala sekolah. Ell pun bergegas mengemasi barang-barangnya. Berat hati tentu saja, karena Ell sudah sangat mencintai dunia anak-anak. Namun ia pun harus memilih pilihan ini. Setelahnya, Ell sudah bersiap ingin membuka usaha/ bisnis lainnya.                                         *** Ell melangkah dengan perasaan yang campur aduk. Sedih karena tidak lagi bersama anak-anak didiknya yang sungguh menggemaskan. Kini tantangan persaingan dunia bisnis akan segera di mulai. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukan pukul. 18.45 Ell masih duduk termenung di sisi jalan, sambil duduk dikursi area perluasan jalan. Menyeruput kopi panas hanya untuk menghangatkan tubuhnya. Saat sedang bersandar, Ell tanpa sengaja memandang ke arah kirinya dengan wajahnya yang sedang terlihat begitu lelah. Seorang pria sedang duduk dan juga menyeruput kopi sama seperti dirinya. Pria tersebut pun menatap ke arahnya dengan tatap dingin bahkan menatap Ell dari ujung kaki hingga ujung rambut. Ell tak suka dengan tatapan pria tersebut, ia kesal dan langsung berbalik arah. "Dasar wanita tidak tahu tata karma!" cela si pria dengan berbicara pada rekannya, namun sambil menatap ke arah Ell. Ell pun bangkit berdiri dengan wajah yang sangat kesal. Ia pun pergi dari area tempat ia sedang duduk di samping si pria, yang ialah tuan Hogue Matthe. Cih.. "Dasar pria angkuh, perusak mood.." gumam Jaes. Namun tiba-tiba saja ada yang sedang meraih tangannya. Grepp... "Akhkk" pekik Ell, saat dirasanya ada yang sedang mencengkram tangannya. "Mengapa kau bergegas pergi Ms. Ellena!" tukas seseorang dari arah belakangnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN