I'm... Sorry.

3665 Kata

Setelah kenyang dan cukup bosan nongkrong di Petak Enam, Dharma mengantar Bhanu pergi ibadah lebih dulu sebelum dia masuk ke Klenteng untuk mampir berdoa sebentar. Bhanu tidak masuk, dia berdiri di depan pintu gerbang Klenteng itu. Termangu menatap jalanan dengan mata kosongnya. Otaknya tetap memutar hal-hal yang Dharma sampaikan kepadanya. Memang sangat menampar ego, bahkan ia sendiri bisa menyalahkan diri sebab hal kekanakan dan kebodohannya saat itu. Terlalu mementingkan emosi yang membuat keadaan makin buruk, runyam, dan menyakiti perasaan orang tanpa tahu permasalahannya. Bhanu menghembuskan napasnya perlahan dengan kakinya menendang sebuah kerikil di depannya. “Eh.” Kata seseorang tepat di depan Bhanu. Keduanya saling menatap. “Hm?” sahut Bhanu. “Lo. Kok nggak bawa kamera?” tanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN