SI MBAK

976 Kata
Jean berjalan sambil menenteng kantong plastik yang berisi pesanan mamahnya. Di depan gang, langkah Jean terhenti melihat Selvy turun dari sebuah mobil mewah dan cium pipi kanan kiri dengan seorang pria tampan. "Bye-bye honey." Selvy  melambaikan tangannya. Pria dalam mobil itu tersenyum kemudian pergi. Baru beberapa langkah, Selvy di kejutkan oleh keberadaan Jean yang sudah berdiri tepat di belakangnya. "Loe setan ya."Selvy mengusap dadanya yang berdetak kencang. "Pacarnya ya mbak?"Jean malah bertanya. "Apa urusan lo,"jawab Selvy acuh dan berjalan meninggalkan Jean. "Mbak gue kepo."Jean mengikuti langkah Selvy. "Kalo iya kenapa and kalo enggak kenapa?"tanya Selvy tanpa menghentikan langkahnya. "Ganteng mba,"ucap Jean. "Tentu." Selvy acuh tak acuh. Selvy langsung mempercepat langkahnya, risi di ikutin terus oleh Jean. "Mbak tunggu."Jean kesusahan membawa barang belanjaannya. Selvy tak menghiraukan Jean dan segera masuk ke rumahnya kemudian menguncinya rapat. "Ihh si mbak kok kabur. Emang wajah gue nyeremin yah,"gumam Jean geleng-geleng kepala kemudian kembali ke rumah. _______ Malam ini Selvy berdandan cantik karena Mario mengajaknya makan malam. Selvy berputar-putar di depan cermin memastikan dirinya terlihat ok malam ini. Dress ketat model slim berwarna hitam menjadi pilihan Selvy malam ini. Sungguh Selvy terlihat sangat cantik dan tentunya sexy. Tin....tin... Suara klakson mobil membuat Selvy menghentikan kegiatannya. Di raih tas kecil yang ada di meja kemudian bergegas keluar menemui Mario. Mario sudah berdiri bersandar di mobil menunggu Selvy. "I'm sorry honey."Selvy mengecup bibir Mario sekilas. "I'ts ok,come on."Mario membukakan pintu mobil untuk Selvy. "Thanks honey."Selvy langsung masuk ke dalam mobil. Mario mengangguk dan menjalankan mobilnya. Jean nungging di balik gorden seperti biasa ngintip Selvy. "Yah si mbak beneran udah punya cowok,"gumam Jean. "Terus kalo belum punya cowok memangnya kenapa?"tanya mamah Sanas sudah berkacak pinggang di belakang Jean yang akhir-akhir ini hobby ngintip. "Ya gue pacarin lah,"jawab Jean tanpa nengok ke belakang. "Terus emang si mbak mau?"tanya mamah Sanas mulai gemas dengan Jean pengin getok kepalanya. "Harusnya sih mau, gue kan ganteng."Jean mengernyit heran. Dengan siapa ia bicara. Perlahan Jean nengok ke belakang dan mendapati mamanya berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala. Jean nyengir seketika salah tingkah. "Enak yah? Liatin paha dan d**a mulus setiap hari?"sindir mamah Sanas. "Ihhh mamah jorok deh ngomongnya,"balas Jean dengan wajah tanpa dosanya. "Anak nakal."Mamah Sanas gemas dan menjewer telinga Jean. "Ampun mah....sakit."Jean meringis minta di lepasin. "Jangan suka ngintip orang lagi. Ingat itu....!!!"Tegur mamah Sanas galak. "Iya,"jawab Jean cepat supaya cepat di lepas dan benar saja, mamah Sanas melepaskan tangannya dari telinga Jean. "Awas kamu...!!"ancam mamah Sanas kemudian berlalu pergi. "Gak janji mah, habisnya paha sama d**a si mbak minta di toel sih,"ucap Jean pelan sambil terkikik sendiri. "Apa kamu bilang....?"mamah Sanas melihat ke arah Jean. "Jean gak bilang apa-apa,"balas Jean cepat sambil ngambil langkah seribu....alias KABUR. Jeaaannnnnn..... Teriakkan mamah Sanas menggema sedangkan Jean tertawa terbahak-bahak. ________ Selvy kini sedang berada di restoran mewah bersama Mario. Tatapan mata Mario selalu tertuju pada bagian d**a Selvy yang nongol. Selvy tau tapi pura-pura gak tau. Selvy ingin mengetes kebenaran tentang Mario yang terkenal cuek dengan cewek dan gak pernah bermain dengan cewek. Bisa dikatakan Mario cowok terhormat atau malah gay. Oh...no....Selvy menggelengkan kepalanya. Sangat di sayangkan jika cowok setampan dan sekaya Mario seorang gay. Mario sangat tenang. Dia termasuk irit bicara membuat Selvy bosan berasa makan di kuburan. Sepi and senyap. Berkali-kali Selvy menghela nafas kasar. Mario melirik ke arah Selvy yang wajahnya sudah di tekuk. "Sel...." Selvy melihat ke arah sang pemanggil. Mata Selvy membulat sempurna melihat sang pemanggil. "I miss you.”Kemudian mencium pipi kanan dan kiri Selvy. "Adrian."Selvy menebak-nebak. "Yes i'm,"jawab Adrian tersenyum manis. "Akhhhh i miss you too."Selvy langsung bangkit dan memeluk Adrian. "Loe masih sama seperti dulu."Adrian mencubit pipi Selvy gemas. "Sakit ih,"ucap Selvy manja. Adrian hanya tersenyum. "Ehmm...."suara deheman mengalihkan perhatian mereka berdua. "Upsss...."Selvy tersenyum gak enak ke arah Mario dan melepaskan pelukannya dari Ardian. "Perkenalkan nama gue Ardian."Adrian mengulurkan tangannya ke arah Mario. "Gue udah denger tadi. Gue Mario,"jawab Mario dingin dan tidak menanggapi uluran tangan Adrian. Adrian melihat tangannya yang masih menggantung di udara tanpa sambutan akhirnya menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam saku celana sambil terus tersenyum. Selvy sendiri jadi kikuk ngerasa gak enak. "Ayo sel kita pulang. Gue udah kenyang."Mario bangkit dari tempat duduknya bergegas pergi. Selvy hanya mengangguk mengikuti Mario. Saat berjalan Selvy menengok ke belakang sambil mengucapkan kata sorry pada Adrian tanpa suara. Adrian mengerti maksud Selvy dan menganggukkan kepalanya. Sepanjang perjalanan pulang, wajah Mario terlihat kaku dan tidak ada sedikit pun kata-kata keluar dari mulutnya. Sungguh Selvy gak betah dengan suasana seperti ini. Sampai di depan rumah, Selvy langsung turun dan masuk ke dalam rumah mengabaikan Mario. Sedangkan Mario sendiri langsung pergi gitu aja tanpa mencegah Selvy membuat Selvy makin kesal. "Dasar cowok apa batu sih."Selvy terus mengumpat dan mengata-ngatai Mario sambil melemparkan tasnya asal. Setelah Selvy puas ngomel kemudian tersenyum mengingat Adrian. __________ "Ohhh shittt...."umpat Selvy beranjak bangun dan membersihkan diri. Selvy meraih ponsel dan melihat chat masuk dari Sonia yang kini cuti kerja jadi gak bisa jemput. Dan lagi-lagi Selvy mengumpat melihat jam dinding yang terpasang manis di kamarnya tapi terlihat horor bagi Selvy karena ia hampir telat. Selvy berlari kesusahan karena menggunakan sepatu hak tinggi yang tingginya gak tanggung-tanggung. Sepuluh centi guys.... Aaaa.... Selvy udah nutup matanya bersiap untuk jatuh. Tapi setelah lama Selvy gak ngerasa sakit. Akhirnya Selvy  membuka matanya perlahan dan yang pertama kali Selvy lihat adalah Jean si berondong kepo yang menyebalkan. "Gak papa mbak?"tanya Jean membantu Selvy berdiri dengan benar. "Loe rabun yah, gue mau jatuh."Ketus Selvy. "Gue tau mbak. Maksud gue sekarang loe gak papa kan? Ada yang sakit gak."Cerocos Jean. "Gue baik."Selvy melihat jam tangannya dan lagi-lagi Selvy menjerit. Membuat Jean kaget. "Ada apa lagi mba?"tanya Jean mengusap dadanya. "Gue telat!!"seru Selvy panik. "Gue anter." "Terus sekolah loe?"tanya Selvy. "Slow aja mbak,"jawab Jean sambil nyengir. "Serah loe dah ayo cepat."Selvy masuk terlebih dahulu ke mobil Jean tanpa di persilahkan dulu. Jean hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Selvy.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN