bc

Bastard Devil [TDS#1]

book_age18+
4.6K
IKUTI
18.4K
BACA
HE
boss
heir/heiress
bxg
lighthearted
mystery
loser
lucky dog
office/work place
cheating
friends with benefits
assistant
wild
like
intro-logo
Uraian

Menurutmu, apa yang lebih menyakitkan daripada menikah tanpa sebuah rasa cinta?

Kupikir, itu adalah perselingkuhan.

Kupikir, itu adalah rasa sakit karena dipukul.

Atau pengkhianatan yang menodai pernikahan.

Namun, ada yang lebih buruk daripada itu.

Yaitu dinikahi sebagai bayangan dari wanita lain.

Aku hanyalah pengganti.

Dari seseorang yang telah pergi.

***

Al, bisa berhenti? Kaki dan hatiku benar-benar sakit. Aku bukan boneka yang tidak akan sakit saat kau mencabik-cabiknya sedemikian rupa. Aku punya perasaan. Sungguh." Potong Valerie sambil terisak.

Alarick memincingkan matanya. Dia kemudian melirik kaki Valerie dan melihat darah sudah menggenangi lantai dan keramik-keramik di bawahnya. Mata Alarick membulat lebar. "Valerie..."

Alarick mencoba mendekati Valerie. Namun Valerie segera mundur dan mengenai pecahan yang lain. Jantung Alarick terasa diremas. Dia kembali menatap wajah Valerie yang berliang air mata.

Valerie mengembuskan napas panjang. "Aku tidak pernah mau menjebakmu. Aku hanya mengajakmu. Semua didikan panti asuhanku pasti akan mengatakan hal yang sama. Kami diasuh biarawati. Tentu saja kami memiliki pikiran yang agamis. Aku tidak pernah menjebakmu. Sungguh."

Alarick menelan ludahnya susah payah. "A-aku..."

"Apa yang membuatmu mengharuskan untuk menikahiku? Aku sudah menolakmu. Aku juga menerima jika kau menceraikanku besok ataupun sekarang. Aku akan menjauhi Felix ataupun Mr. Damian jika itu membuatmu berpikir aku jalang yang gila harta."

"Valerie... Aku..." Alarick kembali maju, dan Valerie kembali mundur. Alarick mengepalkan tangannya kuat saat melihat lapisan darah yang menggenang di bawah kaki Valerie.

"Aku takkan meminta uangmu sampai kapanpun. Aku memiliki tabungan yang cukup untuk hidupku sendiri. Aku juga akan kembali berkerja di perusahaan lain. Aku bukan wanita seperti itu. Kalau pun aku yang menggugat cerai padamu, aku takkan meminta harta gono gini. Aku sungguh bukan wanita seperti itu, Alarick."

Valerie terisak keras di tempatnya. Dia mencengkram erat sweaternya saat merasakan segala sakit di tubuh maupun hatinya. "Apa yang pernah kuminta darimu? Mobil? Rumah? Tas? Apa yang pernah kau berikan padaku sehingga kau berani mengataiku sejahat itu? Aku manusia, Alarick. Kau tidak punya hak untuk menyakitiku seperti ini. Jika kau ingin kembali pada cinta pertamamu, silahkan. Jangan membuatku membencimu karena menyiksaku terlebih dahulu sebelum kembali padanya."

(WARNING!! CERITA TIDAK SEMENYEDIHKAN BLURBNYA!!)

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Ingatkan aku untuk membuat wajahmu yang sangat tenang itu berganti menjadi memerah saat aku menidurimu. Ingatkan aku untuk membuat suara datarmu itu menjadi desahan saat kau di bawahku. *** Tangan perempuan itu perlahan mengetuk pintu di depannya dengan pelan. Tak mendapatkan jawaban, selama beberapa detik, perempuan itu diam bersabar menunggu pintu ruangan itu terbuka. Jika saja interkom yang terhubung dengan ruangan bosnya itu tidak rusak, Valerie Dandelion Selvig tidak akan mau repot-repot mengetuk pintu coklat panjang di depannya yang memiliki papan hitam dengan garis berwarna putih yang bertuliskan: President Director's Room Tak ingin berdiri lebih lama di sana, Valerie lalu membuka pintu itu dengan sekali sentakan. Dan pemadangan di depannya membuat wajah Valerie menjadi datar. Memang, bukan hal yang lumrah saat melihat atasannya sedang b******u di kursi kebesarannya itu. Namun, mengingat jika Valerie sudah berdiri agak lama di depan pintu dengan alasan yang sangat menyebalkan ini, membuat Valerie mau tak mau merasa kesal melihatnya. Si b******k itu!!, batin Valerie kesal, namun wajahnya tetap datar. "Mr. Damian." Panggilan itu membuat 2 orang yang saling menyentuh dengan asgesif itu menghentikan aktifitasnya seketika. Valerie lalu menatap jam di pergelangan tangannya, seolah bosan saat bosnya buru-buru mendorong perempuan yang duduk di pangkuannya dan segera merapikan pakaiannya yang berantakan akibat kejadian barusan. "Miss Selvig, seharusnya kau tidak muncul selancang ini," kata Alarick Kaslov Damian, bos Valerie yang kini menatap kesal pada sekertarisnya itu. Valerie hanya diam dengan tenang saat ditatapi seperti itu. "Mohon maaf karena saya mengganggu kesibukan Anda. Apalah daya saya sebagai sekretaris yang mempunyai interkom rusak tak terpakai dan hanya dapat berdiri setengah jam lebih sambil mengetuk pintu berulang-ulang namun tak ada tanggapan dari bos saya yang sedang sibuk itu." Ocehnya dramatis dan setengah berbohong. Karena kalian sendiri tahu jika Valerie hanya berdiri sebentar di depan pintu bosnya. Alarick mendesis kesal. "Jangan berlebihan. Perempuan jalang itu baru datang sekitar 20 menit yang lalu." "Tepatnya, 24 menit yang lalu, Sir." "Dan bukan berarti kau bisa mencerewetiku seperti itu." "Baik, Sir," kata Valerie dengan datar, lalu kembali menatap jam di pergelangan tangannya. "Maaf lagi-lagi harus mencereweti Anda, Sir. Hari ini, kita harus segera pergi ke bandara. Asisten pribadi Anda sudah berada di sana. Lengkap dengan bodyguard yang akan menemani Anda ke Indonesia." "Negara itu lagi?" delik Alarick, lalu melirik perempuan yang barusan b******u dengannya dan dipanggilnya jalang itu dengan kesal. "Kenapa kau masih ada di sini?! Pergilah! Kau hanya menambah kekesalanku saja." "Tapi bayaranku—" "Akan kutransfer. Orang kaya sepertiku tidak akan kabur." Ucap Alarick sombong, membuat Valerie menghela napas kesal dan diam saja saat perempuan yang habis dicumbu Alarick itu pergi. Kembali, Alarick mengalihkan perhatiannya pada Valerie. "Kau ikut." "Di jadwal hanya tertera jika—" "Aku bosnya!" "—Anda dan asisten pribadi juga perwakilan perusahaan saja yang wajib ikut, Sir." Alarick memelototi sekertarisnya. "Ingatkan aku untuk segera memecat sekretaris menyebalkan sepertimu." "Saya tak akan mengingatkan Anda tentang itu." "Valerie!" "Baik, Sir. Saya akan mengingatkan Anda untuk segera memecat saya." "Valerie..." geram Alarick dengan kesal. Matanya memelototi Valerie seolah terdapat api yang berkobar di dalamnya. Alarick lalu berdecak sebal saat melihat Valerie diam saja dengan wajah datar. "Ganti. Ingatkan saja aku untuk segera menidurimu." "Tidak, Sir. Lebih baik saya mengingatkan Anda untuk memecat saya saja." Alarick kali ini tersenyum miring. Dia kemudian memutari mejanya dan berdiri membelakangi meja dengan bokongnya yang menempeli meja, juga tangannya yang bersidekap seolah ingin mengintimidasi Valerie. Senyum miringnya berubah menjadi senyum menggoda. "Apa kamu tidak pernah membayangkan akan melakukan s*x di meja ini denganku?" Tentu saja pernah, bodoh!, Valerie membatin, namun tidak menjawab pertanyaan bosnya dan diam dengan tenang. "Tidak pernah?" tanya Alarick, seolah itu adalah jawaban dari Valerie atas pertanyaan Alarick sebelumnya. Alarick lalu berjalan pelan ke arah Valerie, mengintimidasi dengan salah satu tangan yang dimasukkan ke dalam celana. Tatapannya saat ini berubah menggelap saat jaraknya dan jarak Valerie tinggal sejengkal. d**a mereka yang terbalut pakaian bersentuhan, dan sukses membuat Alarick menggeram serak. Manik mata Alarick lalu menatap manik mata milik Valerie. "Tapi aku pernah membayangkanmu mengangkang di bawahku. Bahkan saat ini juga aku membayangkannya." Dan hening. Hanya napas Alarick yang terengah dan napas teratur dari Valerie yang bersahutan yang terdengar di ruangan yang sangat luas itu. Valerie lalu kembali melihat jam di pergelangannya. "Sir, kita harus segera berangkat sekarang karena—" Ucapan Valerie terpotong saat tubuhnya terdorong ke depan dan menempeli tubuh Alarick dengan erat saat lengan lelaki itu melingkari punggungnya dan menyentak tubuh Valerie ke depan. Tatapan Alarick menggelap, namun kali ini terlihat marah dan bukannya b*******h. Napas Alarick memburu, membuat wajah Valerie terkena udara dari napas Alarick akibat wajah mereka yang terlampau dekat. Tangan Alarick makin menarik tubuh Valerie, membuat tubuh keduanya menempel erat. "Ingatkan aku untuk membuat wajahmu yang sangat tenang itu berganti menjadi memerah saat aku menidurimu. Ingatkan aku untuk membuat suara datarmu itu menjadi desahan saat kau di bawahku." Setelah itu, Alarick melepaskan pinggang Valerie, dan lelaki itu pergi terlebih dahulu dengan Valerie yang menatap punggung bos mesumnya itu dengan kesal. "Aku tidak akan mau tidur dengan Iblis sepertimu!" serunya kesal, lalu melangkah dengan kaki yang dihentak kencang sebelum berjalan tenang menyusul bosnya. Sebagaimanapun Valerie menginginkan Bosnya, dia juga tidak ingin diperlakukan rendah seperti itu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

TAKDIR KEDUA

read
34.0K
bc

Tunangan Pengganti CEO

read
1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook