AROGAN CHEF

Setelah tamat kuliah dari Culinary Arts Australia, Quuena pulang ke Indonesi. Terbiasa hidup sendiri di negara orang, menjadikanya pribadi yang mandiri. Disisi lain ia juga mempunyai sifat yang orang sering kali orang salah menduga, sifatnya terkesan, angkuh sombong, dan mau menang sendiri. Padahal pekerjaanya yang menuntut ia harus menjadi wanita tangguh, cekatan, tegas dan cerdas. Profesi Chef didominasi kaum pria. Tidak heran ia sering dianggap sebelah mata. Padahal Queena wanita yang tidak mengenal menyerah, karena cita-citanya ingin menjadi Chef terkenal. Orang tuanya lebih menyukai ia melanjutkan usaha ekspor impor milik keluarganya yang sudah maju dan berkembalng. Akan tetapi Queena tidak pernah menunjukan kalau ia anak orang kaya, penampilanya sederhana sedikit nyentrik dan kasual. Tidak pernah berpenampilan feminim. Karena tuntutan pekerjaan ya sebagai Chef De Pastry. Sebenaranya ia ditawari pekerjaan yang intelek dan menjanjikan di luar negeri, sewaktu ia magang. Akan tetapi ia tolak, menguji kemampuanya di Indonesia itu adalah terbaik. Orang tidak tahu kalau dirinya hebat di negeri orang. Entah lah pola pikir Queena tidak sama dengan teman-temanya. Pamer kepandaian, dari tamatan sekolah ternama di luar negeri. Cita-citanya ingin berkarier di dunia food and bavarrage di Indonesia, menjadi Chef profesional Bukan Karena mengandalkan izasah saja, akan tetapi keahlian dan keterampilanya. Di tambah nilai Akademik yang Excelene., seorang ahli memasak butuh pengalaman dan jam terbang tinggi. Hari ini ia pulang ke Indonesia tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Dengan bawaan yang cukup banyak, tidak menetap lagi di negara kanguru. Otomatis barang-barang penting ia bawa semua. Queena Mahaputri nama lengkap gadis yang terbilang masih muda di usia 23 tahun. Orang tidak akan percaya gadis secantik dia tidak punya kekasih. Karena Queena type pemilih dan tidak mudah jatuh cinta. Satu bulan yang lalu ia mencoba melamar pekerjaan sendiri, tanpa ikut campur temanya atau keluarganya. Padahal kalau ia mau, keluarganya juga bisa membantu membuka restaurant. Queena tetap tidak mau bekerja di perusahaan sendiri. Setelah boarding pas dan mengurus barang-barang ke bagasi. Queena duduk di ruangan tunggu. Banyak kenangan di negara kanguru ini, bahkan ada seorang cowok blasteran yang juga kuliah bareng dirinya, menyatakan cinta. Akan tetapi Quuena hanya menganggapnya teman saja. Dean Broad pria blasteran Indonesia dan Australia. Ia sangat mencintai Queena, berulang kali ia menyatakan cibta selalu di tolak oleh Queena. Lamunanya pecah setelah mendengar informasi, penumpang diharap segera masuk ke pesawat. Buru-buru Quena berjalan menuju pesawat. Penampilan Quuena santai dan kasual. Celana jean sobek di lutut, tsirt, kaca mata hitam, sepatu sniker. Wajah hanya di poles bedak bayi dan bibirnya di sapu dengan lipglose. "Eh..maaf ..maaf mas!" Karena buru-buru Queena menginjak kaki seorang pria tampan dan elegan. Sang Pria pemilik mata tajam bak mata burung elang itu hanya menatapnya. Tanpa berbicara sepatah katapun, terkesan angkuh dan sombong. Quenna membatin dalam hati,"busyet deh angkuh amat ne cowok". Selama penerbangan, Queena membaca buku, tentang SOP restaurant di hotel. Karena minggu ini Queena akan menjalani interview di suatu hotel berbintang 5, untuk job Chef De Pastry. Ia berharap bisa lulus dan bisa bekerja secepatnya. Walaupun tidak mudah pastinya saingan banyak. Sang pria disebelahnya juga asyik dengan laptopnya. Entah apa pekerjaanya sepertinya sibuk sekali. Dari semalam menyusun barang-barang yang mau di di bawa di Indonesia. Dan harus bangun pagi untuk menuju bandara. Sekarang Queena jadi mengantuk, ia pun tertidur di pesawat. "Mbak..mbak sudah landing!"" Queena membuka matanya, walau masih terasa berat."oh ya mas !"makasih sudah dibangunin!"sang pria hanya tersenyum tipis. "Hello Indonesia im coming!" Queena bersorak kegirangan setelah lama berada di negeri Kanguru. Sekarang sudah berapa di Indonesia. Ia tak peduli orang melihat dan menertawakan kelakuan konyolnya. Queena senang menginjakan kakinya ke tanah airnya. Adek laki-lakinya menjemputnya, mereka berjarak hanya 2 tahun." Ajib banyak banget barang nya kak!"namanya juga di usir sama mertua!" "Cie yang sudah punya mertua!"ih tulalit deh tadi tuh becanda!"kakak beradek ini memang gak pernah akur, saling meledek. Sambil menyetir mobil, Revano terus menggoda kakaknya."Pacar kakak namanya siapa?"kamu nanya apa maksain!"hahaha...dua - duanya kak!" Papi dan maminya menyambut kedatangan putrinya penuh suka cita."Wah putri kita tambah cantik ya pa!"iya dong kan anak papi!"lah emang papi yang ngelahirin?"hehehe..nggak sih papi cuma bantu buat!"keluaga Anggara memang keluarga yang harmonis mempunyai 2 orang anak, baginya sangat bersyukur dan bahagia. "Mi..aku istirahat dulu ya capek!" oke anak manis!"kak oleh-olehnya boleh di buka kan ya!" sambil berjalan Queena menjawab,"boleh dong!" Merebahkan tubuh saat yang tepat, saat lelah seharian menempuh perjalanan jauh. Besok jam 11 siang ia akan melakukan wawancara, interview untuk job Chef De Pastry. Impianya jadi Chef terkenal terbayang dimatanya, akan tetapi semua itu butuh proses. Di suatu rumah yang megah, kepulangan Gibran ke tanah air disambut meriah oleh keluarga dan koleganya. Selama 1 bulan, sang CEO muda mengikuti kursus di Australia untuk Food and Bavarage. Sebenarnya kuliahnya tidak kaleng-kaleng, jebolan Busines Managemen di Amerika. Akan tetapi ia harus tahu tentang food dan bavarage. Supaya bisa menjadi pimpinan yang tahu di semua divisi yang ia pegang. "Pi besok kita adakan acara ramah tamah dengan staf, sekalian memperkenalkan anak kita sebagai CEO di perusahaan baru!"atur ajalah mi, papi ikut saja."Sekalian umumin pertunangan kita dong tante!"Caroline ikut menimpali sambil melirik ke arah Gibran. Gibran hanya diam saja, malah asyik dengan Ponselnya,"gimana Gibran kamu setuju!"urusan jodoh biar aku yang cari sendiri mi!"ya udah mami akan tunda sampai kamu bosan, di sebut jomblo kasep!" Mata Gibran melotot ke arah mamimya, kalau sudah begitu maminya hanya bisa diam. Ia tahu watak putranya tidak mau di recoki urusan pribadinya."Aku mau istirahat mi!"oke sayang!" Wajah Caroline merah karena menahan malu. dirinya diremehkan di depan umum. Harga dirinya jatuh, karena penolakan Gibran."awas kamu Gibran tunggu pembalasanku!"Carone merutuk dalam hati. Caroline anak kolega papi nya Gibran. Mereka berteman dari SMA, dulu dari anak orang biasa dan sederhana. Berkat kegigihannya usaha papi Caroline dan papi Gibran menjadi kaya raya. Mempunyai banyak usaha, memang tidak mudah merintis usaha. Tidak instan, butuh proses. Itu yang selalu ditanamkan papinya ke anak-anaknya. Maka dari itu untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan mereka menjodohkan Gibran dan Caroline."Sabar ya sayang!"mami akan membujuk Gibran. "Dek ..lagi ngapain?"tumben sok perhatian pasti ada maunya neh!"tau aja adek kakak!"Queena mulai merayu adeknya, minjam motor kawasakinya buat besok."hah..gak salah denger neh aku,"kak!"hus jangan brisik ntar mami tahu, ngoceh deh!" "Kenapa gak pake mobil kak?"ribet ah macet!"Quuena berbohong sama adeknya."boleh ya adek kakak, yang ganteng!""Kakak nanti bonceng adek dari rumah, alasan kek takut telat kuliahnya!" "oke..oke..kak!"yang penting ada duitnya."Tenang!"pasti akan kakak kasih!" Wina tidak ingin kelihatan ia anak orang kaya. Ia ingin bekerja tanpa embel-embel dan rekomendasi dari keluargannya. Queena ingin merasakan meniti karier dari nol.