“Eh, ssst!” Meisya menarik lengan Rudi. Ketika mereka hendak memasuki area ruang makan, wanita itu melarang Rudi untuk bergabung di sana. “Eh, kenapa?” Rudi berbisik. Meisya tak menjawab dengan suara, ia hanya menunjuk pada area ruang makan menggunakan dagunya. Rudi mengintip sedikit melewati atas bahu Meisya. Dia pun baru mengerti setelah melihat apa yang terjadi di ruang makan. “Lalu kita makan di mana?” Rudi memegangi perutnya. Sebenarnya ia butuh sarapan pagi ini, tak dapat dipungkiri jika kemarin ia ingin sekali makan rendang hasil masakan ibu mertuanya. Namun semua gagal karena pak tua itu malah mengajaknya pergi. “Wah, makanan ini rasanya enak.” Dwipa Mulya terdengar memuji makanan yang ada di meja. “Pelayan, nanti kalian harus belajar memasak rendang seperti ini dari Nyonya Ki

