Part 4

1343 Kata
"Assalamualaikum" salam Rania pada seorang wanita yang sudah duduk di meja nomor 10, Anggun wanita itu mendongak dan tersenyum menatap wanita yang mengucapkan salam "Waalaikumsalam, Rania Ya Allah" ucap Anggun lalu ia berdiri memeluk seseorang yang ditunggunya "Anggun aku kangen banget sama kamu, apa kabar?" ucap Rania bercipika cipiki dengan teman lamanya "Alhamdulillah baik, ayo duduk Ran" Rania duduk, Anggun memanggil waiter lalu memesankan minuman kesukaan Rania "Kamu masih hafal ya aku suka matcha latte" "Iya dong kamu matcha latte, aku cappucino latte" ujar Anggun tersenyum memandang Rania. Rania terlihat cantik dan manis masih sama seperti dulu, hanya saja sekarang Rania memakai jilbab besar menutupi d**a, terlihat lebih cantik dan menawan "Kok liatin aku gitu sih Nggun" Ucap Rania malu "Gapapa makin cantik aja kamu Ran" Kamu memang pantas jadi istri Adipati Ran pikir Anggun "Bisa aja nih, kamu yang semakin anggun dan cantik, oiya ngomong-ngomong kamu kerja di perusahan itu?" "Iya Alhamdulillah sudah lama jadi staff marketing Ran" "Oh gitu, untung kemarin aku lihat kamu sekilas dikantor suamiku" Anggun tersenyum tipis, kemudian pelayan datang membawa minuman juga cemilan "Makasih mas" ucap Anggun saat pelayan menyajikan minuman "Cie kamu sudah nikah, kok aku engga diundang?" Ucap Anggun memulai perbincangan "Hehe maaf ya, sebenarnya aku dijodohin Nggun baru 4 bulan menikah, insyaallah resepsinya pertenghan bulan besok, kamu datang ya" cerita Rania dengan senyum mengembang di bibirnya, Anggun tersenyum seraya mengangguk "Kamu kapan nih nyusul?" Anggun yang sedang menyedot cappucino berhenti lalu menatap Rania "Kapan-kapan Ran, hehe sekarang aktivitas kamu apa nih?" "Kegiatanku diwaktu kosong aku mengisi materi untuk anak remaja dan beranjak dewasa Nggun, biasa memberikan ilmu yang aku punya" Anggun mengangguk, kemudian mereka saling bertukar cerita dan saling bercanda ria. Anggun tertawa saat Rania menceritakan kilas dulu saat sekolah menengah pertama, saking bahagianya Anggun bertemu Rania kembali ia sampai lupa jika wanita didepannya adalah istri dari seorang yang hampir mengisi hatinya, Anggun tak memperdulikan hatinya ia tak mau kehilangan seorang sahabat hanya karena seorang laki-laki, Rania pantas bahagia ia yakin Adipati bisa membahagiakan Rania. ***** Awal bulan yang ceria, Rania baru saja selesai memberikan kajian materi mengenai nikah muda pada remaja yang beranjak dewasa, saat Rania ingin keluar dari halaman masjid seorang akhwat berkerudung abu memanggilnya "Kak Rania" Rania menengok tersenyum menatap gadis itu "Ada apa Vina?" "Kak boleh cerita sedikit?" tanyanya, Rania menimbang sebenarnya ia ingin segera pulang "Cerita apa Vin? Yuk cerita sama kaka, siapa tahu kakak bisa bantu?" ucap Rania mengajak Vina duduk diteras depan, masjid sudah mulai sepi karena sudah setengah jam yang lalu kajian selesai "Iya kak, jadi gini aku kan dengerin ceramah kaka tentang pernikahan tadi, menurut kaka bagaimana nikah karena dijodohkan?" tanya Vina penasaran, Rania mengangguk paham, ia sendiri menikah karena dijodohkan "Dijodohkan? Menurut kakak tidak masalah karena kaka sendiri dijodohkan" jawab Rania sambil menerawang kedepan, pernikahan perjodohan suatu hal yang tak pernah Rania bayangkan sebelumnya namun ia sendiri yang merasakan perjodohan itu "Serius kak? Kak aku dijodohin orangtuaku apa aku harus terima?" tanya Rania menunduk sedih "Kakak serius, kakak menikah karena dijodohkan, pernikahan perjodohan memang berat awalnya, kita tak pernah kenal dengan orang tersebut namun langsung dibawa ke pernikahan tapi menurut kaka orang tua kamu menjodohkan kamu pasti ada alasannya, lebih baik kamu tanyakan pasti alasannya dan pastikan apakah calon yang dijodohkan kamu menerimanya ikhlas" Vina mengangguk memikirkan ucapan Rania kakak pembimbingnya "Dan yang paling utama kamu banyak kepada Allah, minta petunjuknya, pasti nanti semuanya ada jalan" "Baik kak terimakasih masukannya ya kakak, Vina jadi sedikit lebih tenang, semoga Vina mendapatkan pendamping yang terbaik" "Aamiin jangan lupa istikharah, kaka pulang dulu ya Vina sudah ditunggu, kalau ada yang ingin ditanyakan wa kaka saja ya" pamit Rania Vina mengangguk Rania keluar dari halaman masjid setelah mendapatkan jawaban salam dari Vina, Vina memandang Rania dengan senyum yang mengembang di bibirnya. ***** Rania baru saja sampai dirumah, berpaspasan dengan mobil Adipati yang baru masuk halaman depan rumah. Rania sengaja menunggu didepan agar bisa barengan masuk kedalam rumah. Adipati keluar dari mobil membawa tas kerjanya, ia menatap sang istri "Ngapain kamu?" "Nungguin mas," Rania menarik tangan suaminya lalu diciumnya punggung tangan itu Adipati terdiam lalu melepaskan tangannya begitu saja sambil berjalan masuk kedalam rumah diikuti Rania. Adipati langsung masuk ke kamar mandi terlebih dahulu setelah sampai dikamarnya, Rania membuka jilbabnya lalu mengambil baju kotor suaminya dan dimasukan kedalam keranjang cucian kotor kemudian Rania mengambilkan pakaian santai suaminya dan menyiapkannya diatas ranjang Rania menunggu sang suami sembari membalas chat dari Anggun, semenjak pertemuannya Rania dan Anggun kembali berkontekan rasanya sudah lama sekali mereka lost contact "Raniaaa ambilkan handuk saya" teriak Adipati membuat Rania membalas cepat chatnya Maaf Anggun udahan dulu ya, suamiku manggil Setelah terkirim dengan cepat Rania mengambil handuk lalu mengetuk pintu kamar mandi. "Mandi sana! Yang bersih jangan kumel nanti dandan yang benar" Titah Adipati saat baru keluar kamar mandi melihat istrinya masih berada didepan pintu lalu setelah berbicara tanpa memperdulikan istrinya ia berjalan ke arah lemari Rania menatap punggung suaminya mengernyit bingung, tumben sekali suaminya menyuruhnya dandan. Tanpa membantah ia langsung masuk kamar mandi melakukan ritual mandinya, tanpa sadar Rania tersenyum senang ia akan memberikan penampilan yang terbaik hari ini, mungkin suaminya ingin mengajaknya jalan, membayangkan itu membuat pipi Rania memerah. Rania keluar kamar menghampiri suaminya yang menunggu di sofa ruang tengah yang sibuk memainkan ponsel "Mas" panggil Rania pelan "Laam..." ucapan Adipati tertahan melihat penampilan istrinya, cantik satu kata saat melihat istrinya "...maa banget sih" sambung Adipati membuat Rania sedikit menunduk lalu duduk di sofa samping suaminya "Maaf ya mas, Rania kan dandan dulu, emang kita mau kemana mas?" tanya Rania karena ia melihat suaminya yang rapi dengan jas semi formal yang terlihat sangat tampan hari ini "Ikut saja gak usah banyak nanya, tapi ingat bersikaplah menjadi istri yang benaran dan jangan malu-maluin saya" ucap Adipati lalu berdiri dari duduknya, Rania sedikit menunduk "Emang selama ini aku istri bohongan?" pikir Rania menggelengkan kepalanya tak habis fikir ***** Adipati menarik tangan Rania lalu mengkaitkan tangan Rania dilengannya, Rania sempat terdiam sebentar namun ia harus mengikuti kemauan suaminya. Adipati dan Rania berjalan bergandengan mesra, Rania tersenyum manis saat Adipati mengenalkannya kepada seorang pria yang bersama istrinya juga. Ternyata Adipati mengajaknya dinner bersama klien pentingya. Sang istri klien menatap Rania dengan tatapan aneh, Rania yang hanya memakai Dress panjang berwarna hitam dipadukan jilbab panjang berwarna silver dan membawa tas tangan hitam hanya bisa tersenyum Setelah berkenalan Rania mulai mengobrol dengan Reiska istri dari klien suaminya, para suami sibuk berbicara bisnis. Awalnya Reiska hanya diam saja namun lama kelamaan Reiska mulai tertarik saat Rania membicarakan tentang fashion. Rania tahu Reiska adalah seorang perancang busana yang masih muda yang cukup terkenal dengan fashion kalangan atas. Reiska mulai mengeluarkan pendapatnya untungnya Rania pintar membuat perbincangan mengenai fashion muslim yang membuat Reiska tertarik dan membuat Adipati menoleh pada istrinya yang sedikit banyak mendengarkan perbincangan mereka. Rania istrinya berhasil membuat Reiska tersenyum dan mengajaknya kerjasama mengenai bisnis fashion muslim. Adipati tak menyangka Rania bisa menggaet seorang Reiska dengan mudahnya hanya berbicara beberapa kata Reiska langsung menyukainya, Adipati saja sulit meng-goalkan projectnya dengan Mario suami Reiska "Wah pak Adipati sepertinya istri anda sudah akrab sekali dengan istri saya," ucap Mario membuat Adipati menoleh dan tersenyum "Istri saya judes lho padahal orangnya" bisik Mario membuat Adipati tersenyum tak enak "Saya akan pelajari kontraknya, sekretaris saya akan segera mengirimkannya kembali" ujar Mario membuat Adipati tak percaya "Bapak serius? Saya dengan senang hati menunggunya pak" jawab Adipati dengan semangat "Ya, istri saya terlihat senang hari ini dan saya juga suka dengan kerjasama yang anda buat" "Terima kasih banyak pak Mario" Setelah dinner selesai Mario dan Reiska segera pamitan meninggalkan Rania dan Adipati "Alhamdulillah ya Allah" ucap Adipati terlihat begitu senang "Mas dapat kontraknya? Mba Reiska mau kerjasama dengan aku padahal aku ga minat" ucap Rania membuat Adipati menatap istrinya "Dapet lahh akhirnya goal juga projectnya, terima kamu harus terima jangan sampai mengecewakannya" ucap Adipati masih dengan senyumannya "Iya baik mas," "Karena hari ini saya lagi senang, kamu mau apa malam ini?" tanya Adipati menatap sang istri, Rania terdiam memikirkan penawaran sang suami yang sangat amat jarang bahkan tak pernah, dengan mengucap bismillah Rania berbicara "Rania ingin hamil mas."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN