"Cinta memang mengubah segala sesuatu menjadi lebih indah.
Tergantung dengan bagaimana cara menyikapinya."
_Fll_
~♥~
"Lo ngak apa-apa kan, Mon?" tanya Bintang khawatir.
"Gapapa. Udah biasa kok jadi lo tenang aja."
Queen tak memedulikan Bintang yang merecoki Monny. Ia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Pemikirannya tentang sifat-sifat orang di sekolahnya. Di sekolah ini tidak ada yang mau mendekatinya karena dia bukan lah siapa-siapa, ya tentu saja selain anak kelasnya. Jika kalian lupa, anak kelasnya mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Biasanya, di sekolah lamanya, dimana pun dia berada pasti akan ada saja yang mendekatinya. Sekarang, di sekolah ini, dia hanya lah seorang nerd. Dia jadi berpikir, teman-teman di sekolah lamanya hanyalah fake friend.
Tatapannya beralih ke Listi. Gadis itu tampak sibuk dengan handphonenya. Jari lentiknya menari-nari di atas layar handphone dengan cepat. Queen mengalihkan pandangannya lagi dan terlarut dalam lamunannya lagi.
Brakk!
Queen terlonjak kaget saat Aldy mengebrak mejanya. Pria itu kesal karena Queen tidak menyahuti ucapannya.
Queen yang terlonjak kaget secara refleks melemparkan buku paket sejarah tebalnya ke Aldy hingga buku tersebut mendarat di wajah tampan pria itu.
"Sakit, Queen. Jahat banget sih." Aldy menggerutu seraya mengelus hidungnya yang nyut-nyutan. "Aduhh, lecet wajah tampan gue." gerutunya lagi.
"Huuuu, wajah jelek gitu dibilang tampan." cibir Queen tak peduli.
"Jelek kamu bilang??" tanya Aldy dengan nada tidak percayanya.
"Iya, kenapa?? Kamu kan emang jelek."
"Aku tampan tau. Kamu yang jelek, nerd lagi."
"Walaupun nerd, Queen tetap imut tau." sahut Queen tak mau kalah dari Aldy.
Akhirnya terjadilah cekcok antara Aldy dan Queen. Queen yang kesal dengan pria itu langsung menjambak rambutnya hingga Aldy mengaduh kesakitan.
"Udah-udah, kalian jangan berantem terus!! Kayak anak kecil aja." lerai Bintang dan melepaskan tangan Queen dari rambut Aldy dengan pelan.
Queen mendengus dan melipat tangan di depan d**a. Bibirnya maju beberapa centik. Menatap sinis Aldy dari balik kacamatanya.
"ALDY YANG DINGIN TELAH HILANGG!"
"CIEE ALDY."
"KALIAN JADIAN YA?!"
"CIE CIEEE."
Seisi kelas yang ternyata menonton tingkah Aldy dan Queen menggoda kedua pasangan itu dengan heboh sehingga membuat kedua orang itu terdiam malu.
Sementara disisi lain, Listi menyebarkan video Queen dan Aldy karena merasa gemas.
****
Tanpa berpamitan dengan siapa pun, Queen langsung keluar dari kelas sewaktu jam pulang tiba. Dia sudah merencanakan akan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa novel untuk mengisi waktu luangnya. Setelah selesai memilih dan membayar, dia membawa novelnya ke dalam mobil dengan susah payah. Bayangkan saja dia membawa novel 15 buah yang lumayan tebal. Ia mulai melajukan mobilnya dengan cepat hingga sampai di mansion keluarganya. "ASSALAMUALAIKUM!! BANG RAKA TOLONGIN QUEEN BAWA BUKU DONG!! BERAT NIH." teriaknya seperti biasa.
"Ya ampun, honey. Kamu jangan teriak-teriak deh. Gak baik." omel Raka yang baru saja keluar dari rumah.
"Kalau nggak teriak nanti abang gak dengar. Tolongin Queen dong Bang Raka."
"Iya, honey." Raka mengambil separuh novel yang dibawa adiknya.
"Kenapa kamu membeli novel sebanyak ini?" heran Raka.
"Hehe. Tadi Queen baca sinopsisnya bagus-bagus. Ya udah deh, Queen ambil aja semuanya. Ah, Queen udah gak sabar buat baca."
Wajah imut Queen berseri-seri hingga membuat Raka gemas sendiri. Gadis itu terus berceloteh sehingga teriakan seseorang membuat mulut gadis itu terkatup.
"Queeennn!!"
Ia berbalik dan terkejut saat melihat kakak-kakaknya sedang duduk manis di sofa. Lengkap semuanya tanpa terkecuali. "Tunggu bentar ya. Queen ke kamar dulu."
"Oke. Jangan lama-lama. Kami merindukanmu."
Queen tersenyum manis dan berlalu ke dalam kamarnya.
"Abang ke bawah dulu, honey." Ternyata Raka sudah selesai meletakkan bukunya.
"Oke. Makasih, bang."
Raka membalas senyuman adiknya dan mengecup pipi Queen sekilas sebelum turun ke bawah, ikut bergabung dengan sahabat-sahabatnya.
Sebelum menyusul Raka, Queen menyusun novel yang dibelinya ke rak buku. Setelah itu, baru lah dia turun ke bawah dan berkumpul dengan yang lainnya.
"Lama amat sih, Queen."
"Maaf, Kak Virly. Tadi Queen nyusun novel dulu hehe."
"Iya, iya. Ayo duduk samping kakak." Virly menepuk-nepuk sofa kosong di sampingnya.
Baru saja Queen duduk, Virly langsung memeluknya erat hingga Queen merasa sesak. "Duh, kakak kangen banget sama kamu. Akhirnya kakak bisa peluk adik kecil kakak lagi." Virly menciumi puncak kepala Queen dengan gemas.
Yang lainnya terkekeh melihat tingkah Virly.
"Lepasin pelukan lo. Ntar Queen kehabisan nafas." kekeh Kilsha.
"Lo mah ganggu gue aja. Gue kan lagi kangen-kangenan sama adik kecil gue." sembur Virly.
"Wess, selow dong." kekeh Kilsha geli.
"Jangan tanggepin Kak Kilsha, kak. Kak Kilsha itu cemburu melihat kakak meluk Queen." kata Queen jahil.
"Aih, kamu tega banget sama kakak, Queen. Padahal kakak kan juga kangen sama kamu." renggut Kilsha.
"Sini, ayo kita pelukann." ajak Queen hingga Kilsha langsung memeluk mereka.
"Udah dong pelukannya, kayak orang nggak bertemu 20 tahun aja." cibir Aldy. Merusak suasana.
Pelukan mereka terlepas dan dengan kompak mereka menatap Aldy datar.
"Ish. Aldy menganggu suasana saja. Aldy mau Queen peluk juga hm?" Queen tersenyum miring.
"Siapa juga yang mau dipeluk."
"Yakin nih??? Sini Aldyku sayang, biar Queen peluk." kata Queen dengan nada menggodanya. Ia berjalan mendekat dan hendak memeluk Aldy tetapi pria itu lebih dulu menghindar.
"Alah!! Sok ngehindar. Padahal di dalam hati senang tuh kalau dipeluk Queen yang cantik bin imut ini." cibir Queen dengan percaya dirinya.
"Pd amat."
"Haha. Siapa juga yang mau meluk kamu. Yang mau aku peluk itu Bintang."
Queen langsung menghambur memeluk Bintang. Dari dulu, Queen memang manja ke Bintang daripada ke Aldy. Ia sangat nyaman jika di dalam pelukan Bintang. Ia sangat suka Bintang karena pria itu jarang menjahilinya dan selalu menuruti semua keinginannya, tidak seperti Aldy yang suka membuatnya kesal. Tanpa Queen sadari, sikap polosnya membuat dua orang merasa cemburu.
-Tbc-