Khawatir

1615 Kata

Beberapa kali aku mencoba untuk menghubungi Diko, tapi selalu yang menjawab adalah mbak-mbak operator. Aku merasa sangat khawatir setelah oma bertanya Diko padaku, sedangkan aku sama sekali tidak mengetahui apapun. Ia hanya meninggalkan kartunya yang bahkan belum aku pakai, dan pesan terakhir yang ia kirim padaku. Selebihnya, tidak ada. "Dimana pria itu?" Berkali-kali tanpa henti aku mencoba untuk menghubunginya. Siapa tahu, saat aku berhenti menelponnya, dia baru mengaktifkan ponselnya. Tapi sepertinya ini sia-sia saja. Aku memutuskan untuk menghubungi temannya, siapa tahu dia berada di sana. "Apa Diko di sana? Bersama mu dengan yang lain juga?" Tanyaku pada salah satu teman yang biasa di ajak Diko ngumpul. Temannya malah kebingungan dan menjawab tidak. Sekarang aku kebingungan, mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN