Part 2. Pertemuan.

1560 Kata
Waktunya bersiap kerja untuk Lika dan para rekan-rekannya menuju  klub Queen Love. Hari ini akan ada  Dj dari Jackson, dia adalah seorang Dj terkenal di seluruh mancanegara. Dina mengundangnya untuk merayakan hari ulang tahun ke-8 Queen Love-nya. Lika harus lebih super ekstra menikmati suasana malam ini, hingga pagi tanpa henti. Pasti banyak pengunjung setia yang datang menghadirkan acara Dj ini. Bukan hanya kalangan para dewasa yang hadir di sini, kalangan remaja dan pebisnis lainnya untuk menyambut ulang tahun tersebut. Lika sudah terbiasa dengan sambutan para artis luar negeri berbagai macam negara yang berbeda-beda. Lika tidak begitu tertarik dengan minuman keras, namun dia lebih tertarik dengan minuman Cocktail-nya dan satu batang rokok tanpa merek. Duduk di bar yang saat ini seorang pria ahli minum sedang melakukan atraksinya. Siapa lagi jika bukan Boy pacarnya Sera.  Lika dan   beberapa wanita bersorak riang atas aksi dari Boy. Atraksi itu tidak mudah untuk dilakukan seperti pria berwajah Amerika itu. Kalau Lika melakukan seperti Boy mungkin akan mengacaukan semua pertunjukan ada di klub tersebut. Philip kembali hadir di tempat klub Queen Love ini.  Sekarang kepalanya sedang mumet dan dia  butuh hiburan yaitu menikmati musik Remix dari Dj Jackson. Anak gajahnya masih belum sembuh permasalahan dengan wanita kurang ajar itu. Philip datang ke sini cuma bersenang-senang pastinya. Lika menatap gelas bening di dalam es bulat membuat minuman cocktail-nya tinggal sedikit. Boy membukakan tutup botol cocktail, lalu diberikan lagi pada Lika.  Lika turun dari tempat duduknya dan membawa minumannya ikut menari bersama segerombolan manusia-manusia bahagia. Mike membisikan ke telinga Philip, Philip berjalan keluar, kemudian kembali masuk ke mobilnya. Ada sesuatu hal penting yang harus dia kerjakan yaitu wanita licik datang ke apartemennya. Wanita itu duduk sambil memegang wine anggur tahun 80-an itu. Di tangan lentiknya terdengar suara pintu terbuka, Philip masuk, melihat wanita licik tidak tahu sopan santun masuk ke apartemennya. Menurut Philip - wanita di depannya benar-benar murahan. "Buat apa kau datang ke apartemenku. Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah datang ke sini tanpa seizin dariku!" untai Philip datar. Wanita itu tidak punya rasa malu masih juga mendekati Philip. "Jangan marah-marah dong, aku kesini cuma mau melihat kabarmu," ucap wanita itu memainkan jarinya di tubuh Philip. "Lihat kabarku atau hartaku?" jawab Philip. Dia sangat menghafal dengan tingkah licik si tunangannya. Kalau bukan tunangan paksaan dari keluarga mereka. Tentu Philip tidak akan mau berurusan dengan wanita di depannya ini. Setiap hari, bukan,  sering mungkin. Wanita ini bernama Wendy. Salah satu wanita yang paling dibenci oleh Philip. Philip memang pria kaya raya sejagat di Australia ini. Tapi,  tetap saja perjodohan tanpa rencana telah dijalankan sepengetahuan dirinya. Bagaimana tidak kesal, marah, jengkel pada orang tuanya sendiri. Kesibukan Philip mengurus semua perusahaan yang ada di tangannya. Walaupun di usia yang sudah cukup berumur mapan, sudah waktunya menikah. Philip tidak akan menikah dengan wanita manapun jika dia benar tulus pada istrinya kelak. Bukan semacam ini mendesak bertunangan dengannya tapi bukan cinta pada Philip tapi cinta pada harta kekayaannya. Wendy tidak berkata apa-apa, Philip mendorongnya secara kasar hingga Wendy jatuh dari pangkuannya. Philip membuka pintu lebar-lebar mempersilakan pada Wendy untuk keluar dari apartemennya. "Silahkan anda keluar dari apartemen saya. Saya tidak sudi menerima wanita semacam anda," ucap Philip kemudian. Wendy memanas di dua matanya,  dia terlihat sangat malu. Sulit meluluhkan hati pria seperti Philip. Wendy menatapnya. "Awas kau, aku pasti akan mendapatkannya," ujar Wendy berlalu. Philip mengangkat satu alis senyum miring. ‘Tidak akan pernah kau dapatkan harta dariku. Dasar wanita licik.’ - batin Philip dalam hati berkata. ♡ ♡ ♡ ♡ Lika terus menari sesuai irama musik Dj Jackson dan beberapa temannya ikut menari bersama. Lika beristirahat kemudian bergabung dengan teman-temannya itu. Sera dan Dion duduk bersebelahan dengannya. "Ini benar-benar sangat mengasyikan, jauh lebih beda dari tahun sebelumnya," ucap Sera mengatur nafasnya. "Ya benar. Dina in the best banget. Mengundang Jackson ke acara ulang tahun ini," sambung Dion. Jackson turun dari panggung kemudian menghampiri Lika dan teman-temannya. "Hai, Lik ... kau makin cantik saja," puji Jackson mencolek dagunya. "Pujian mu sudah basi," balas Lika memberikan secangkir gelas untuknya. "Hahaha ... kenyataan kau benar cantik. Mau jadi pacarku?" gombal lagi "Hahahaha ... Sorry Jack,  aku lebih menyukai keadaan  sekarang. Daripada pacaran, kau lihat di sebelahku,  mereka sudah pacaran tapi sulit untuk pisah. Sera takut Boy berselingkuh di belakang, jika Boy resign dari tempat bar-nya," cecar Lika memberitahukan pada Jackson. Jackson mengerti ucapan Lika, dia tahu, sulit menaklukan hati seorang wanita seperti Lika. Lika bukan wanita sembarangan untuk disentuh. Dia akan menerima sentuhan apabila pria tidak memainkan perasaannya kelak. "Ya ... I know ... I know ... aku harap kau bisa dapatkan pria tulus padamu. Jangan terlalu ditutup kepribadianmu," kata Jackson. Lika hanya senyum kecut saat Jackson kembali ke panggungnya.  ‘Semoga saja, tidak.’ - batin Lika **** Acara ulang tahun ke-8 untuk Queen Love telah selesai, Lika sangat lelah untuk hari ini. Dia akan meminta izin untuk off sehari pada Dina. Tentu Dina mengizinkannya, karena acara yang dirayakan semalam menguras tenaga, apalagi lancar yang tidak terduga. Lika akan libur dan santai di rumah kontrakannya, tapi sebelum bermanja-manja, dia harus berbelanja beberapa keperluannya. Dia sudah lama tidak menikmati hidangan makanan di Resto tempat negara ini. Tempat Kangguru, dia akan jalan-jalan sendiri menikmati hari pemandangan yang hampir setahun lamanya. Dilihat dari paras wajah cermin, memang dia akui banyak yang bilang dirinya cantik, dan anggun. Namun, sifat pribadi yang dia punya tidak akan pernah ditunjukan pada siapapun bahwa dia memang wanita yang setia akan cinta pada seseorang. Pertemuan dengan klien bisnis mancanegara, Philip akan berkunjung di salah satu tempat Resto itu. Ya, mungkin akan lebih praktis daripada di kantornya. Sambil melihat pemandangan indah. Pemandangan indah yang disebut oleh Philip adalah wanita cantik. Lika masuk di salah satu resto, tempat pertama kali dikunjungi saat dia menyukai hidangan makanan yang belum pernah dicicipinya. Hari ini juga, dia akan kembali berkunjung. Walau tidak untuk setiap hari. Banyak penawaran dari pemilik restoran meminta Lika kerja di tempatnya. Lika masih setia pada tempat klub malamnya. Mungkin suatu saat nanti. "Selamat datang,  senang bisa bertemu anda kembali," sapa pelayannya. Lika memang mengenal beberapa orang di restoran ini.  Hidangan kulinernya memang diacungkan jempol. "Aku juga senang bisa bertemu denganmu, ada menu apa untuk hari ini?" Lika menjawab ramah dan bertanya pada pelayannya yang bernama Steven. "Untuk menu hari ini masih sama, jika anda tidak keberatan untuk meminta menu lain pada kami, kami bisa membuat spesial untuk Anda," jawab Steven sopan. "Hem ..., baiklah, lain kali akan aku ajukan pada kalian. Hari ini saya akan memesan meat pie and Pavlova," ucap Lika memesan kuliner itu kemudian tutup menunya, berikan kembali pada Steven.  Steven membalas, "Mohon tunggu sebentar, lima belas menit pesanan anda akan datang. Anda juga bisa mendengar musik di sini ketika anda merasa bosan menunggu." Lika memasangkan earphone-nya diputarkan lagu pada ponselnya. Lagu melody mellow adalah favorit-nya. Di sisi lain, Philip masuk di restoran kuliner, sedang rapat untuk klien yang dijanjikan. Philip mengecek email data-data beberapa finance saham yang dia pegang. Steven telah membawa nampan di atas berhenti di meja Philip, diletakkan hidangan kuliner di sana. Ada beberapa hidangan di nampan itu, itu adalah milih Lika. Lika masih setia menunggu,  ngestalk sosial media.  Steven pun datang tentu membawa senyuman padanya,  Lika juga membalas senyuman itu. Diletakkan pesanan di atas meja,tidak lupa dengan penutupnya, spesial untuk Lika.  "Terima kasih, kau begitu baik padaku, sampai kapan aku bisa balas budi pada dirimu," kata Lika pada Steven. Steven tersenyum,"Kapan-kapan saja,  asal Anda sering berkunjung di tempat resto ini?" Philip yang lagi konsentrasi dengan laptopnya, menunggu klien tidak kunjung datang, sebuah tawa membuat dirinya terganggu. Dia menoleh menatap suara tawa menjijikan itu, jaraknya lumayan jauh. Tapi,  Philip bisa melihatnya dengan jelas.  Karena tertutup oleh pelayan restoran itu, maka dia tidak jelas melihat wajah wanita tertawa menjijikkan itu.  "Hahaha ... benarkah?" tawa Lika saat mendengar cerita dari Steven. Philip menyuruh Mike untuk mengurus suara menjijikan itu. Mike menjalankan perintahnya, kemudian menghampiri mereka berdua yaitu Steven dan Lika.  Steven adalah pemilik restoran ini, walau masih pagi belum yang datang berkunjung. Steven masih bisa bersantai dulu. Tawaan dari Lika terhenti, saat Mike datang menghampiri mereka. Lika belum pernah bertemu dengan Mike sebelumnya.  "Maaf, Nona. Silakan Anda keluar dari tempat ini. Tuan kami tidak suka dengan keributan," pinta Mike kepada Lika. Tatapan Lika terhadap Mike terlalu sombong, dia tidak suka. Steven undur diri dari tempatnya, dia tidak ingin mencari keributan.  Lika masih menatap Mike dengan sikap angkuh nya. Lika  tidak akan keluar karena dia tahu, tetap ini adalah umum. "Memang ini milik nenek moyangmu?" ucap Lika melipat kedua tangan di depan dadanya. Mike masih berdiam menoleh kebelakang, di sana Philip menatapnya tajam seperti  binatang buas. "Silakan Nona," titah Mike lagi. Lika menggubrisnya, dengan meminum secangkir teh. Mike telah hilang kesabaran, terpaksa dia harus menggunakan cara kasar pada Lika. Satu tepisan dari Lika membuat Mike terkejut. Lika menatapnya, "Jangan coba menyentuh ku!  Jika Anda juga tidak ingin aku sentuh!" ucapnya Mike tidak peduli, dia tetap memaksa Lika untuk keluar. Masih sama Lika terus menepis tangan Mike. Hingga membuat Lika sudah tidak bisa bermanis di depannya lagi,  dengan terpaksa dia pun ikut bermain kasar. Tidak dipedulikan para pengunjung melihatnya. Dia paling tidak suka ada yang menyentuh dirinya. "Aku bilang jangan pernah sentuh dengan tangan kotormu itu!" Ditekankan sekali lagi oleh Lika. Mike menunduk menatapnya, tatapan mata Lika begitu tajam jika dia sedang dalam amarah memuncak. Wajah Mike telah memerah biru akibat kerak bajunya dicengkram oleh Lika.  "Nona, tenanglah."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN