Surat Kaleng

1767 Kata

    Theo membalik tubuhnya ke arah berlawanan. Ia mencoba kembali menemukan posisi tidur yang nyaman. Theo melirik Elang di ranjangnya. Mentang-mentang ujian nasional sudah dekat, anak itu belajar terus setiap hari, setiap ada kesempatan.     Kalau Theo, sih, nanti kerja sama dengan teman-temannya saja, lah.     Jangankan belajar, kesehatannya saja masih labil, tidak menentu macam nasib percintaannya dengan Bu Alila.     "Lang!" lirih Theo.     Elang tak merespon, masih sibuk menggerakkan pensilnya pada buku tulis.     "Lang!" seru Theo sekali lagi, dengan suara yang sedikit lebih keras.     "Hmmm? Berisik! Ngomong sekali lagi gue lakban mulut lo!"     "Elah ... teganya sama Dedek!" Theo menaikkan posisi selimutnya sampai hampir menutup wajah. Dinginnya AC membuat tubuhnya menggigil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN