Bab 9

2125 Kata
Jordan dikejutkan kedatangan dua orang paruh baya yang pagi-pagi buta. Dia pun langsung mempersilakan dua orang itu untung masuk. Lalu membuatkan teh hangat untuk mereka berdua. Walaupun dapur kembali pecah. Jordan masih menatap dua orang ini bingung, apalagi mereka selama datang menatap Jordan dengan menilai. Dari atas hingga bawah, isi rumah juga ditatap dengan bingung. "Maaf Pak, Bu, cari siapa ya?" tanya Jordan akhirnya, setelah sekian lama berdiam diri. "Cari Ashley. Kamu siapa?" tanya Salah satu di antaranya. Jordan mengaruk keningnya, bisa mampus ini kalau sampai orang tua Ashley tahu. Apa lagi Ashley lagi di atas bareng Evelyn. Tadi pagi kedua orang tua Ashley memang sengaja datang ke kosnya. Tapi saat sampai disana, yang ada Ashley tidak ada. Dan katanya pindah kerumah besar. Bella dan juga Anton pun langsung datang ke alamat yang diberikan teman Ashley. Tapi saat sampai di rumah ini, Bella dan juga Anton pun terkejut menatap rumah besar dan juga pria di dalamnya. Bahkan Bella berpikir apa mungkin Ashley, selama ini tinggal bersama dengan Pria ini? Tapi mana mungkin, kan Ashley bilang jika dia sedang magang dan tinggal di kos. Jordan ingin pergi tapi dia juga enggak enak. Lagian ini kedua orang tua Ashley. Harusnya Jordan senang dan bilang pada kedua orang tua Ashley, kalau dia ingin menikah dengan Ashley. Tapi kenapa lidahnya cukup kelu saat untuk mengucapkan hal itu. Lagian dia juga nggak tahu respon kedua orang tua Ashley kayak apa. Mengingat status Jordan, sulit untuk diterima. Hingga tak lama Ashley pun langsung turun dengan santainya, sambil mencepol rambutnya. Bahkan Ashley tidak tahu kalau kedua orang tuanya sedang berada di rumah Jordan. Sangking santai nya, Ashley pun langsung menuju dapur mengambil secangkir coklat hangat yang dia bikin tadi. Mungkin juga sudah dingin, karena sibuk memandikan Evelyn. "Nduk.." panggil Bella. Panggilan itu membuat Ashley menoleh kaget. Dia bahkan sampai menyemburkan coklat dingin nya ke lantai, sanking kagetnya. "Bunda," panggil Ashley tidak percaya. "Bunda ngapain kesini?" lanjutnya. Bukannya menjawab Bella malah menjewer telinga Ashley, dan menyeretnya pergi ke ruang tamu bersama dengan Jordan dan juga Anton. "Aduh Bun sakit Bun." ringgis Ashley mengusap telinganya yang merah. "Astaga Ashley kamu ini gimana sih, bilang sama Bunda katanya kuliah. Kenapa malah tinggal satu rumah sama laki-laki sih. Kalian ini bukan muhrim, nggak boleh tinggal satu atap begini." omel Bella. "Bun aku bisa jelasin Bun, ini tuh nggak kayak yang Bunda pikirin." ucap Ashley. "Apa lagi coba, astaga Ash. Kamu ini gimana sih, bikin Papa kecewa aja." ucap Anton. "Pah dengerin Ashley dong." ucap Ashley. Ashley mencoba menjelaskan pada kedua orang tuanya. Jika mereka ini tidak tinggal bersama, apa lagi Ashley di sini sebagai pembantu. Dia harus berbohong dan berkata jika Ashley tinggal di rumah ini, untuk uang jajannya. Bella pun langsung mengangguk percaya. Mungkin apa yang dibilang Ashley ada benarnya. Selama dia kuliah di kota, Ashley nggak pernah meminta uang pada kedua orang tuanya. Ditambah lagi dia ingin mandiri, dan nggak mau merepotkan kedua orang tuanya tentang biaya hidupnya. "Kalau dari awal kamu bilang, kita nggak mungkin mikir yang enggak-enggak Ash." ucap Anton. "Ya maaf Bun, lagian Bunda juga datang kesini mendadak banget. Kenapa enggak bilang Ashley duluan." "Ya kan surprise Ash. Bunda pengen tahu kantor magang kamu Ash." ucap Bella. "Hari ini kan minggu Bun, libur. Besok baru bisa ke kantor lagi." Bella mengangguk dia pun langsung banyak bicara dengan Jordan, yang notabet Bos Ashley. Apa lagi Bella meminta maaf kalau mungkin Ashley ngeselin. Dia ini sebenarnya suka usil dan manja. Tapi saat disini dia nampak dewasa dan bertanggung jawab. Hingga.... "Mama..." Panggilan itu langsung membuat Ashley memejamkan matanya, sambil menepuk jidatnya. Beda lagi dengan Jordan yang langsung mengatakan aduh tanpa suara. Sedangkan kedua orang tua Ashley pun langsung menatap Ashley dan juga Jordan tajam. "Ashley!!!" teriak Anton dan juga Bella. ***** Ashley menghela nafasnya saat dia baru saja sampai di jawa. Apa lagi dia pulang juga bersama dengan Jordan dan kedua anaknya. Sebelum pulang Ibu Ashley, meminta Jordan dan juga Ashley menikah secara catatan sipil. Kalau secara gereja mungkin stepnya akan lebih lama. Dan lagi ini tidak bisa ditoleransi lagi. Bagaimana nggak marah kalau Bella tahu ternyata Ashley sudah memiliki anak perempuan. Apa lagi Bella baru tahu kalau Jordan ternyata duda, dan sudah memiliki anak. Dan mau nggak mau Ashley pun menikah dengan Jordan. Padahal baru kemarin ini dibahas dan Ashley sudah sah menjadi istri Jordan. Ashley memeluk jidatnya pusing. Dia pun melepas bajunya dan dia ganti dengan piyama tidur. Lalu ikut merebahkan diri di samping Evelyn dan juga Milo, yang sudah terlelap di kamar Ashley. Kamar ini tidak memiliki AC, tempat tidur juga tak semewa milik mereka di rumah. Tapi nyatanya mereka tidur dengan lelap. "Ash, apa aku boleh masuk." teriak Jordan di depan pintu. "Masuk aja Mas." jawab Ashley sedikit berteriak. Lalu menutup mulutnya saat menatap Evelyn yang bergerak dalam tidurnya. Jordan pun masuk, dan duduk di samping Ashley yang diam saja menatap kedua anaknya. Sebenarnya tadi Jordan sedikit sengaja, saat Milo dan juga Evelyn memanggil Ashley dengan sebutan Mama. Sedangkan Jordan tidak memiliki pembelaan apapun, hingga pernikahan ini pun terjadi. "Ash kamu nyesel ya nikah sama saya?" tanya Jordan saat tabu raut wajah Ashley cemberut. "Nggak Mas." "Yakin Ash?" "Yakin lah, kalau aku nyesel mungkin aku sudah racuni kamu Mas." jawab Ashley. Jordan tersenyum dia pun langsung meraih tangan Ashley dan menggenggamnya, "Ash sesuai janji saya. Saya akan menanggung semua biaya hidup kedua orang tuamu dan juga sekolah adikmu sampai kuliah." ucap Jordan. "Mas Jordan yakin? Mas mending di pikirin dulu deh." Jordan pun mengangguk dan menyakinkan Ashley, jika hal ini sudah dipikirkan Jordan sejak tadi. Lagian sebelum menikah Jordan juga sudah bilang, jika dia akan menanggung semua biaya hidup kedua orang tua Ashley dan juga pendidikan adiknya. Ashley pun mengangguk dia percaya dengan ucapan Jordan. Lagian sebelum menikah kayak gini, Jordan pernah bilang jika dia akan menanggung semuanya. Ashley tahu kalau Jordan kaya, mungkin hal seperti ini juga nggak masalah bagi Jordan. Apa lagi masalah uang. Yang ada uang Jordan enggak mungkin habis sampai kiamat. "Yaudah Mas tidur gih, besok balik lagi ke jakarta," ucap Ashley. "Tapi maaf ya Mas, rumah aku kecil, tempat tidur juga sempit." lanjutnya. Jordan mengangguk dia pun ingin tidur. Tapi tempat tidur ini hampir penuh, dengan Milo dan juga Evelyn. Tapi saat melihat Ashley pergi, Jordan pun langsung menahan Ashley, hingga membuat Ashley duduk kembali di tempat semula. Jordan hanya ingin hubungan suami-istri ini enggak kaku kayak pelepah pisang. Walaupun mereka nggak saling mengenal satu sama lain. Apa lagi Ashley yang terlalu akrab dengan Milo dan juga Evelyn dibanding Jordan. Tapi bagaimana pun dia harus berani membuka dirinya untuk Jordan. Bagaimanapun Jordan sekarang adalah suami sahnya. Kita menikah secara sah di negara dan juga Tuhan. Apapun yang terjadi Ashley akan menerima Jordan. "Amelia?" tanya Ashley. Jordan diam sejenak. Dia pun langsung menjelaskan pada Ashley, jika Amelia adalah wanita yang di pilih kan ibunya untuk menikah kembali. Tapi Jordan menolak, dia enggak mau. Apa lagi Jordan takut gagal dengan pilihan ibunya. "Tapi kan Mas Jordan nikahin aku juga bukan pilihan Mas." Jordan tertawa kecil, "Iya juga ya, tapi saya berharap jika kamu yang terbaik." "Seyakin itu Mas?" "Iya, dari awal saya melihat kamu bisa deket sama anak-anak. Saya yakin kamu orangnya baik, berhati lembut, makanya saya yakin kamu orang yang saya cari." Ashley tersenyum dia pun langsung meminta Jordan untuk tidur lebih dulu. Karena kebiasaannya dia yang setiap malam harus makan dulu baru tidur. **** Keesokan harinya Ashley bangun lebih awal. Dia pun menatap tiga orang yang masih tertidur lelap. Kamar ini jadi sedikit sempit akibat banyak Orang. Di tambah rumah ini hanya ada tiga kamar saja tidak lebih. Ashley keluar kamar lebih dulu. Dia pun mandi dan setelah itu ke dapur bersama dengan Bella. "Bunda..." panggil Ashley. Bella menoleh, "Udah bangun to Nduk, Bunda pikir masih tidur." "Nggak Bun. Mau bikin sarapan buat Evelyn sama Milo." Bunda tersenyum, dia pun langsung mengajak Bella ke pasar. Tentunya menaiki angkutan umum, apa lagi Aloy kalau disuruh bikin darah tinggi dulu. Aloysius prasaja. Adik Ashley satu-satunya yang masih duduk di bangku SMP kelas 2. Tipe lelaki yang nyebelin sih, apa lagi suka bikin Bunda darah tinggi. Mungkin nanti kalau SMA Ashley ingin Aloysius di Jakarta saja biar Bunda nggak pusing ngurus Aloy. Sesampainya di pasar Ashley pun langsung membeli Ayam, yang dan juga sayur. Dia ingin masak capcay dan juga udang tepung. Ditambah lagi Milo suka sekali dengan ayam. Hampir setiap hari Ashley masak ayam dan Milo tidak ada bosanya sama sekali. "Udah itu aja Nduk?" tanya Bella. "Udah Bun, ayo pulang." Ashley dan Bella pun langsung pulang. Mereka sampai rumah ternyata Jordan sudah bangun. Dia pun sudah duduk di depan rumah bersama dengan Ayah Ashley. Anton paling suka dengan burung. Apapun jenis burung dia punya. Bahkan sangking sayangnya dengan burung, dia sampai membuat satu rumah untuk para burungnya. Mengingat Bella paling nggak suka berisik, atau enggak buruk itu akan mati terkena lemparan sepatu. Ashley tersenyum saat Jordan menatapnya. Jangan tanya mulut tetangga seperti apa. Yang jelas gosip Ashley memiliki anak sudah tersebar di kampung ini, di tambah lagi Bella bilang jika mereka memang sudah menikah dua tahun yang lalu. Saat Bella datang ke jakarta menghadiri pernikahan Ashley. Dan pernikahan pun digelar disana mengingat keluarga Jordan asli orang luar negeri. Padahal Ashley juga enggak tahu asli sana atau enggak, tapi Jordan sendiri yang bilang begitu. Hingga satu kampung pun percaya dengan cerita bualan Jordan dan juga Bella. Setelah selesai masak, Ashley pun langsung membangunkan Milo dan juga Evelyn yang masih tidur. Dua bocil ini suka sekali tidur, tapi juga suka begadang sampai pagi. Intinya sama-sama seimbang. "Evelyn, Milo ayo bangun udah siang." ucap Ashley. Milo bangun lebih dulu, dia pun duduk tapi matanya terpejam. Sedangkan Ashley dia langsung menggigit kecil pipi Evelyn, hingga membuat Evelyn bangun dan mengecup pipi Ashley. Ashley lebih dulu memandikan Evelyn. Lalu setelah itu Milo, dia juga minta maaf kalau kamar mandi nya tidak ada shower. Setelah sudah rapi semua. Ashley langsung mendinginkan nasi untuk Evelyn dan juga Milo. Tak lupa juga memanggil Jordan dan Anton untuk sarapan bersama. "Maaf ya seadanya Mas." ucap Ashley pada Jordan. "Nggak papa, saya akan makan apapun yang kamu masak." Jawaban Jordan membuat pipi Ashley merah. Walaupun setiap hari masak buat dia, nyatanya ini pertama kalinya dia bilang seperti ini. Efek dirumah mertua jadi begini. Bella pun mengajak Evelyn pergi sambil menyuapinya. Dengan alasan kita makan sambil lihat ikan. Langsung saja Evelyn mau ikut dengan Bella. Ini kali pertama Evelyn beradaptasi dengan orang lain. Apa lagi Milo, dia orang paling susah menerima orang asing atau baru. Tapi dengan keluarga Ashley yang ada Milo dan Evelyn menang sudah kenal lama. Selesai makan Ashley pun langsung membereskan semua piring kotor. Lalu menyusul Jordan dan juga Milo yang duduk di rumah televisi. "Ma..mamah.. Kita nanti jadi pulang?" tanya Milo. "Jadi dong, Mama harus ke kampus sayang. Jadi nanti sore kita pulang." "Padahal masih pengen disini." "Lain kali, kita bisa main kesini lagi Mil." jawab Jordan. Milo mengangguk dia pun menatap kartun kesukaannya. Apa lagi Anton yang bertanya kuliah Ashley sampai mana, dan kapan dia lulus. Ashley menjelaskan dengan detail. Tahun ini dia harus lulus, lagian dia juga mau skripsi. Ashley juga ingin pas Ashley wisuda kedua orang tuanya ada disana. Hingga tak lama Evelyn pun datang, dia pun langsung bercerita panjang lebar. Dari dia melihat ikan di empang, jalan-jalan di jalan batu, terus pergi melihat sawah dan juga beberapa anak laki-laki yang sedang bermain layang-layang. Dia memang cerewet tapi sikapnya tetap manja. Hingga Evelyn bilang jika dia melempari seorang anak kecil yang sedang mancing. "Evelyn nggak boleh, kasihan dong kakaknya nggak dapat ikan." ucap Ashley lembut sambil mengusap kepala Evelyn. "Biarin, ikannya jadi nangis nanti." "Ikan kan emang harus di makan. Evelyn juga pernah makan ikan, saat Mama masak sup ikan patin, hayoo lupa ya." Evelyn tertawa kecil lalu dia pun memeluk Ashley dengan erat. Apalagi Milo yang langsung bersandar di lengan Ashley. Hingga tak lama Ashley pun memilih masuk kamar, di susul oleh Jordan yang ternyata mengikuti Ashley. Beda lagi dengan dua anak tadi yang sedang bermain permainan sederhana bersama dengan Anton dan juga Bella. "Ash..." panggil Jordan tepat di belakang Ashley. "Ya Tuhan Mas." pekik Ashley. Dia bahkan sampai masuk kedalam lemari. Apa lagi posisi dia yang di depan lemari mengambil baju-baju dia. "Maaf, maaf udah bikin kamu kaget." ucap Jordan. "Nggak papa, ada apa Mas? Butuh sesuatu?" tanya Ashley Jordan menggaruk tengkuk lehernya gatal, lalu detik berikutnya menggeleng sambil menjaga jarak dengan Ashley. "Mau bantuin kamu beres-beres." jawab Jordan. Dahi Ashley mengernyit, lalu dia pun mengangguk mengeluarkan baju miliknya dan juga Jordan apalagi baju Evelyn lebih banyak ditambah lagi Milo. Belum nanti apa-apa yang dibawa. "Mas nanti kalau kalau sudah sampai rumah, memangnya aku harus tidur sama Mas ya?" tanya Ashley dengan wajah polos. TBC.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN