Bab 8

2213 Kata
Tujuan Study Tour kali ini adalah kebun binatang. Karena kita tadi berangkat pagi, jadi tujuan utama kebun binatang. Apalagi kebun binatang sore sudah tutup. Milo banyak bertanya apa saja yang ada di dalam kebun binatang. Dia juga bilang kalau selama ini dia belum pernah datang ke kebun binatang. Jordan sibuk bekerja, dia di rumah bersama dengan nenek. Dan ya, neneknya akan mengajak dia jalan-jalan ke taman kota agar tidak suntuk. Walaupun banyak permainan tapi nyatanya Milo nggak tertarik sama sekali. Dan kali ini dengan semangat Milo pun langsung berlari masuk lebih dulu, setelah membeli tiket. Dia pun berputar di bawah pohon yang daunnya berjatuhan. Apa lagi sesekali menatapnya, menatap luasnya kebun binatang ini dengan mata berbinar. "Mas enggak pernah ajakin Milo jalan-jalan ya. Tuh lihat dia bahagia banget." ucap Ashley. Jordan menggeleng, "Saya sibuk bekerja, jadi saya nggak sempat ngajakin Milo jalan-jalan." "Lain kali jangan sibuk kerja aja. Anak juga harus dipentingkan." dengus Ashley. "Udah ada kamu kayaknya." Ashley melirik kearah Jordan yang ingin merangkul bahunya. Langsung saja dia berlari kecil sambil menggendong Evelyn, menghampiri Milo. Tentu hal itu membuat Jordan tertawa kecil dan berjalan menyusul mereka. Pertama Milo menatap banyak jenis burung. Nama burung yang berbeda, bentuk dan warnanya pun beda juga. Belum lagi suaranya yang mampu membuat Milo dan juga Ashley menutup telinganya. Lalu mereka pun menatap banyak monyet. Dari segi apapun bentuk mereka sama, hanya beda warna coklat dan hitam apa lagi suara dan makannya sama. Sama-sama pisang, hampir mirip seperti manusia tapi banyak bulu. Di jalanan setapak Milo pun menghentikan langkahnya. Dia pun meminta Jordan untuk mengambil foto dirinya bersama dengan Ashley dan juga Evelyn. Sesekali Jordan ikut andil dalam foto itu, meminta tolong pada salah satu guru Milo mengambil gambar mereka. Bahkan dengan iseng Milo malah meminta Jordan dan juga Ashley foto berdua. Mereka sudah seperti suami-istri yang bahagia. Tapi enggak. Jalan lagi, melewati jembatan Milo menatap banyak buaya yang diberi makan oleh Staf kebun binatang ini. Makannya ayam dan itu membuat Milo hampir muntah. Langsung saja Ashley mengajak Milo pergi, dia pun membawa Milo dan juga Evelyn menatap jerapah, gajah dan juga ikan. Bahkan ada juga beberapa hewan yang menang diperbolehkan memberi makan, tapi dengan syarat harus diawasi dengan petugas. "Milo mau kasih makan rusa?" tanya Ashley. Milo menggeleng, "Nggak, takut Mah." "Ayo sama Mama. Milo nggak boleh takut, nanti kalau Milo takut yang jagain Evelyn siapa?" Milo menoleh bingung. Apa maksud ucapan Ashley barusan, menangnya Evelyn kenapa harus di jagain. "Evelyn kenapa Mah?" tanya Milo. Ashley tersenyum, "Milo kan Kakak. Jadi kakak kan harus jagain adik perempuanya. Emangnya Milo mau Evelyn nangis terus di godain Papa atau orang lain?" "Nggak mau." "Jadi Milo nggak boleh takut." Milo mengangguk dia pun langsung mengambil kangkung yang dibelikan oleh Jordan. Lalu dengan berani dia pun memberi makan rusa. Walaupun keringat dingin bercucuran di dahinya tapi nyatanya Milo tak menghentikan aksinya. Ashley tersenyum dia pun menggenggam tangan kiri Milo dengan erat. Seakan apapun yang terjadi Ashley tidak akan meninggalkan Milo. Milo tersenyum tipis, jujur dia masih takut. Takut kalau apa yang dia lakukan, apa yang dia perbuat akan merugikan banyak orang. Belum lagi Mamanya dulu pernah bilang jika Milo adalah anak pembawa sial. "Yeay...." teriak Evelyn sambil tepuk tangan. Milo mengusap wajahnya lalu bernafas lega. Ashley pun tersenyum dia pun mengambil tisu di dalam tas kecilnya dna mengusap dahi Milo. "Jangan takut lagi, apapun yang Milo lakuin itu sudah benar. Mama akan selalu dukung Milo, oke." Milo mengangguk mereka pun melanjutkan jalan mereka sambil berkeliling. Apa lagi Jordan yang sejak tadi hanya diam saja menatap interaksi kedua anaknya yang sudah akrab dengan Ashley. Mungkin dia akan bertanya lagi tentang tawaran pernikahan lagi pada Ashley. Apapun yang terjadi Jordan pasti bertanggung jawab. **** Setelah dari kebun binatang. Mereka pun menuju museum satwa lainnya. Ini hampir mirip dengan kebun binatang, hanya saja disini semua patung dan juga suara yang cukup keras. Belum juga masuk Milo pun langsung menggenggam erat tangan Ashley. Ashley tahu dia ini takut, apa lagi di dalam sana gelap suara juga keras dan nyaring. Akhirnya Ashley pun mengajak Milo berkeliling museum. Tidak hanya berdua melainkan berempat. Banyak yang menatap mereka dan hal itu membuat Ashley risih. "Kamu kayaknya nggak nyaman ya." tanya Jordan menatap Ashley. "Sedikit, banyak yang lihatin jadi enggak percaya diri." "Jangan di anggap." Mungkin banyak orang yang akan mengira jika, Milo dan juga Evelyn adalah adik mereka. Tanpa mereka tahu kalau Ashley sedang berdampingan dengan duda keren anak dua. Akibat pernikahan dini membuat Jordan tidak terlihat tua. Yang ada semakin tua semakin terlihat berkharismatik. "Ash, saya mau bahas obrolan kita beberapa hari lalu." kata Jordan. Ashley tahu apa yang dimaksud Jordan kali ini. Sebuah penawaran pernikahan yang membuat Ashley kelimpungan. "Mas bukannya saya menolak. Tapi kan Mas tahu kalau saya belum lulus kuliah, saya magang di kantor Mas, biar cepet skripsi." jelas Ashley. Dia juga menjelaskan kalau Ashley bukanlah dari keluarga kaya. Setelah lulus kuliah, dia harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya dan juga menyekolahkan adiknya. Tanggungan Ashley cukup banyak, nggak mungkin sebelum dia lulus menikah. Lalu siapa yang akan perekonomian keluarga Ashley selain Ashley? "Saya yang akan tanggung semuanya Ash. Kamu tenang saja, saya siap menanggung adik dan juga keluarga kamu. Saya jamin semuanya nggak ada yang kurang sepeserpun." jawab Jordan menyakinkan. Ashley menimang, mungkin apa yang dibilang Jordan tidak masalah. Apa lagi status dia ini kaya, berapapun duit yang keluar enggak masalah juga. Tapi nyatanya Ashley belum siap melepas masa lajangnya. Dia masih ingin main, nongkrong, belanja atau apapun yang Ashley inginkan. Tapi saat menatap dua bocah kecil yang duduk menikmati secup ice cream membuat Ashley ingin menangis. Dua bocah yang tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Mama. Apa lagi saat Ashley datang dan mereka langsung memanggil Ashley dengan sebutan Mama. Jujur, Ashley sempat terenyuh apa lagi dia juga jauh banget dari ibunya. Rasanya dia ingin pulang dan memeluk ibunya, yang membesarkan dia sepenuh hatinya. "Ash..." Ashley menoleh dia pun langsung menatap Jordan dengan bingung. Bingung jawaban apa yang harus diberi untuk Jordan. "Mas menikah bukanlah hal yang gampang. Mas juga pernah berumah tangga dan gagal. Apalagi korban perjodohan. Terus sekarang Mas ngajakin aku menikah demi anak-anak? Mas nggak takut gagal lagi, kita nggak saling mencintai Mas." jelas Ashley. Jordan diam. Jujur saja dia juga takut dengan apa yang dibilang Ashley. Dia nggak mau gagal lagi untuk kedua kalinya. Tapi nyatanya sampai sekarang Jordan yakin kalau Ashley adalah orang yang tepat untuk kedua anaknya. Masalah cinta itu bisa diatur. Lagian cinta bisa tumbuh saat terbiasa kan? Tapi dulu saat bersama dengan Lail mantan istrinya, Jordan nggak pernah merasakan jatuh cinta sama sekali dengan Lail. Tapi dengan Ashley, Jordan tahu dia belum pernah merasakan jatuh cinta. Tapi dia cukup menghangat saat Ashley sedikit perhatian dengan dirinya. Maklum duda begini nggak ada yang merhatiin, apalagi sampai kayak gini. Udah jamuran, lumutan nggak ada yang angetin. "Papa mau lagi." ucap Evelyn. "Evelyn nggak boleh banyak-banyak nak, nanti batuk." ucap Ashley memperingati. Bukannya menurut Evelyn malah meminta satu sendok ice cream milik Milo dan melahapnya. Lalu menjulurkan lidahnya pada Ashley dan terkikik kecil. Ashley pun juga begitu, dia tertawa kecil dengan tingkah lucu Evelyn. Apa lagi anak ini kalau di bilang enggak malah dilakuin. Kadang Ashley harus berbicara kebalikan saat berhadapan dengan Evelyn. "Kita harus ke tempat yang ketiga, padahal saya capek." ucap Jordan. "Nanti di bus, Mas bisa tidur." "Ya sepertinya harus." jawab Jordan dan tertawa kecil. **** Kalau misalnya kesini membawa pasangan atau dinner romantis, mungkin ini tempat yang pas. Tapi sayang tidak pas untung Jordan. Kali ini mereka di pinggiran pantai sedang makan sambil menikmati sunset. Ada juga yang mengabadikan momen ini, termasuk Jordan. Yang diam-diam memphoto Ashley dari ponselnya. Dia sedang menunduk bermain ponselnya, sedangkan Milo dan juga Evelyn mereka sibuk bermain pasir. Jordan berdehem dia pun menawarkan Ashley untuk bermain air. Tapi sayangnya Ashley nggak mau. Dia takut kalau dia keasikan main lupa dengan Evelyn dan juga Milo. Hingga makanan yang di pesan Jordan pun datang. Ashley langsung saja membersihkan tangan Milo dan juga Evelyn sebelum mereka makan. Bahkan dengan telaten Ashley melayani tiga orang ini setelah itu baru dirinya yang makan. Tidak banyak sih tapi entah Jordan memilih resto yang berbeda dengan rombongan lainnya. "Pah, setiap minggu Milo mau piknik sama Mama ya." ucap Milo di sela-sela makannya. "Iya, nanti Papa juga ikut ya. Bilang dulu Mama mau nggak?" "Mama mau, mau mauuuuu." jawab Evelyn. Ashley tertawa kecil dia pun langsung mencubit gemas pipi Evelyn. Lalu melanjutkan acara makannya yang tertunda. Setelah makan, mereka pun berbelanja dekat pantai sini. Hanya membeli baju dan juga tas. Apa lagi tadi di museum mereka juga sudah beli banyak baju. Belum lagi makanan aneh yang dipilih Milo. Katanya sih enak, makanya Milo beli. Mainan untuk Evelyn dan juga beberapa sandal cantik untuk Evelyn dan juga Ashley kembar. Setelah puas berbelanja mereka pun kembali ke bus. Bawaan mereka cukup banyak. Sampai nggak muat tempat duduk untuk mereka. "Mama sempit." ucap Evelyn. "Iya, belanjaan Papa sama Kakak banyak nih." jawab Ashley tertawa kecil. Jordan yang mendengar pun langsung mencubit gemas hidung Evelyn. "Kamu lebih banyak." "Engak, engak." "Mainan nya di tinggal aja ya, Papa nggak bisa tidur." "Nggak boleh." Jordan tertawa dia pun mengambil bantal leher di samping Ashley. Tentu saja hal itu mampu membuat Ashley merinding saat lengan kekar melewatinya. Perasaan dulu belum kenal Jordan otak dan perasaan lurus aja. Tapi kenapa ketemu Jordan yang ada otak Ashley iya-iya mulu. "Jangan di gigit, saya bisa lepas kendali kalau kamu kayak gini." ucap Jordan berbisik. Ashley memalingkan wajahnya ke samping. Dia pun menatap luar jendela dengan perasaan kacau. Belum lagi Jordan yang memukul kecil kepala Ashley, tidak terasa sakit malah terkesan seperti mengusap. Di tambah saat tangan Jordan tak sengaja bersentuhan dengan tangan Ashley. Rasanya dia ingin mati saja kali ini. Ashley menarik tangannya, tapi detik berikutnya dia merasakan jika jarinya ditarik dan di genggam oleh Jordan. Ashley menoleh dia pun menatap tangan dan juga Jordan bergantian. Ini duda maunya apa sih? Kalau mau godain bilang dong, kan Ashley belum siap. Belum lagi anaknya yang udah nempel kayak bunglon, langsung tidur di dekapan Ashley. Sebisa mungkin Ashley mencoba biasa saja. Walau nyatanya dia berkeringat dingin karena gugup. Dulu saat sama David, Ashley tidak pernah segugup ini. Tapi dengan Jordan kenapa jadinya canggung dan mudah gugup kayak gini. Ashley memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Tapi nyatanya bukannya tidur, Ashley malah jantungan nggak karuan. Sampai dia merasa tepukan di kakinya. Ashley kembali terjaga dan menatap Milo yang berdiri di samping Jordan. "Kakak, kenapa?" tanya Ashley "Mah s**u Milo mana?" Langsung saja Ashley melepas genggaman tangan Jordan dan mengambil s**u untuk Milo, "Ada lagi nggak kak, daripada bolak-balik, depan-belakang." "Cemilan Mah." Ashley mengangguk dia pun mengambil cemilan yang tadi di beli, lalu di berikan pada Milo. Setelah kepergian Milo, Ashley pun langsung kembali memejamkan matanya. Tapi sampai sekarang pun Ashley tidak bisa tidur sama sekali. Akhirnya dia pun memilih mendengarkan musik di ponselnya. Sesekali membalas chat Sherly dan juga Gina. Ditambah Agnes yang terus menggodanya membuat Ashley tertawa kecil. Sedang asyik dengan ponselnya, Ashley tak menyadari jika sejak tadi Jordan hanya pura-pura tidur. Apa lagi mendengar kikikan Ashley langsung membuat Jordan terjaga. "Lagi lihat vidio lucu ya, kok ketawa sendiri." ucap Jordan. Kaget, Ashley pun langsung mengunci ponselnya. Dia pun meringgis menatap Jordan dan menggelengkan kepalanya. Bisa bahaya kalau Jordan tahu apa yang terjadi. "Enggak kok. Kenapa bangun? Nggak nyaman ya." tanya Ashley. Semua orang pasti pegal saat tidur dalam keadaan duduk. Apa lagi bergerak, udah di pastiin kalau Jordan nggak mungkin bisa tidur nyaman di bus ini. Dia terbiasa tidur enak, empuk mana mungkin dia bisa tidur di bus kayak gini. "Genggaman tangannya lepas jadi kebangun." jawab Jordan asal. Semenjak menatap Ashley suka gugup di dekat nya, Jordan jadi suka menggoda Ashley seperti tadi. Nyatanya hal sekecil itu malau membuat Jordan tertawa kecil. "Apaan sih, nggak ada hubunganya ya Mas." "Ada dong. Dari genggaman tangan itu, sudah termasuk hubungan. Hubungan yang harus dijaga, dilindungi, di pertahankan." jawab Jordan dan membuat geleng kepala. "Yang ada bukan tangan. Tapi hati, hati yang selalu di jaga, hati yang selalu di genggaman, hati yang menentukan kita jalan pulang. Kalau nggak ada hati enggak ada cinta, dan dunia akan kelam." jelas Ashley. Jordan menatap kedua bola mata Ashley dalam. Seakan mencari kebohongan di balik sorot mata Ashley. Nyatanya hanya ada ketulusan yang terpancar di kedua bola mata Ashley. "Jadi pengen cepetin nikahin kamu Ash saya." bisik Jordan membuat Ashley mendelik. "Mas apaan sih." Ashley memalingkan wajahnya malu. Apa lagi bus ini hanya Ashley dan juga Jordan yang terjaga. Selain itu mereka pun tertidur pulas. "Serius Ash, habis pulang dari sini kita nikah aja." Karena kesal dengan pembahasan Jordan, reflek Ashley pun memukul Jordan dengan pelan. Tapi yang ada Jordan malah tertawa kecil. Dan meringis. "Jangan di pukul, nanti kalau dia berdiri kamu tanggung jawab lho." "Mas!!!" Oh ya ampun ingin rasanya Ashley mencekik Jordan dengan kenikmatan yang tiada tara. TBC. Kadang pengen ketawa pengen nanggis kalau baca. Kalau di bawah enggak ada tulisan note author. Aing enggak pandai basa basi, jadi up tinggal up pokok udah di bersihin dari typo. Tapi kalau masih ada typo maafkan saya, kelewat batas dan bilang ya. Biar enak di bacaaa. Eh jangan lupa like, komen nih kalau kalian suka. Follow juga boleh mumpung gratis belum bayar hoho.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN