Bab 7

2100 Kata
Ashley memijat pelipisnya saat dia nggak konsen untuk bekerja. Ucapan Jordan malam itu membuat Ashley pusing setengah mati. Dia memang suka dengan kedua anaknya, tapi kenapa Bapaknya minta nikah sama Ashley. Padahal Jordan juga tahu kalau Ashley belum lulus kuliah. Dia masih magang, setelah itu skripsi, kerja bantuin orang tua, sekolahkan adik. Terus tiba-tiba saja dudanya datang dan ngajakin nikah? Ya ampun ini kenapa ucapan Ashley menjadi nyata semua. Rasanya dia menyesal telah mengucap kata itu waktu itu. "Ash kamu nggak papa." ucap Sherly. Ya kali ini Ashley dan juga Sherly berada di kantin kantor. Mereka sedang makan siang. Belum lagi tadi pas anterin berkas Ashley malah melihat Jordan lagi pelukan dengan Amelia. Padahal baru semalam dia bilang ingin menikah dengan Ashley, tapi udah di peluk wanita lain. Tolong itu maunya apa sih. "Pusing Sher." rengek Ashley. "Kamu sakit Ash? Pulang aja kalau sakit, nanti biar Mbak Agnes yang izinin kamu" ucap Sherly panik. "Bukan itu?" "Terus apa?" Ashley menarik telinga Sherly agar mendekat, lalu berkata, "Pak Jordan ngajakin nikah." bisik Ashley. "APA!!!!" teriak Sherly. Langsung saja Ashley membekap mulut Sherly, yang berteriak sesuka dia. Belum lagi banyak pengunjung kantin ini yang langsung menatap Sherly dan juga Ashley. Sherly menatap Ashley nggak percaya. Perasaan ucapannya kemarin malam hanya gurauan semata. Tapi kenapa semua seakan menjadi nyata? Saat Sherly ingin bertanya, saat itu lupa matanya menatap Jordan dan kedua anaknya masuk ke kantin kantor. Langsung saja Sherly memberi isyarat pada Ashley untuk menoleh. Bersamaan dengan itu Evelyn pun berteriak memanggil Ashley dengan sebutan Mama. Semua orang disini pun terkejut dan menatap Ashley nggak percaya. Apa lagi Evelyn yang minta turun dari gendongan Jordan, berlari kecil menghampiri Ashley. "Mama kangen." rengek Evelyn langsung memeluk Ashley. Ashley merasa Dejavu, banyak karyawan yang langsung berbisik. Mengira jika Ashley adalah Mama Evelyn dan juga Milo yang lama pergi. Ingin rasanya Ashley membantah, dan berteriak jika dia bukanlah Mama jahat yang meninggalkan kedua anaknya. Lagian mereka berdua bukanlah anak kandung Ashley. "Maaf ya Ash, gabung nggak papa." ucap Jordan nggak enak hati. "Nggak papa Pak," jawab Ashley. "Kalian mau makan apa?" tanya Ashley menatap Evelyn dan juga Milo. "Milo mau ayam." ucap Milo "Evelyn udah saya bawain makannya Ash." sahut Jordan. Ashley mengangguk dia pun menggendong Evelyn dan pergi. Ashley memesan satu piring ayam dan juga nasinya. Lalu membawa ayam itu pada Milo. Tak lupa juga dia memesankan satu nasi lengkap dengan sayur dan juga ayam. "Milo harus makan sayur, besok kalau study tour biar nggak loyo." ucap Ashley. "Milo nggak suka sayur." lirih Milo. "Milo pernah makan sayur?" tanya Ashley dan membuat Milo menggelengkan kepalanya, "Di coba dulu, kalau nggak enak nggak usah dimakan. Nanti Mama yang masak sendiri buat kamu." lanjutnya dan membuat Milo mengangguk. Sherly berdehem, membuat Ashley langsung menendang kakinya di bawah meja. Pasti dia ingin tertawa melihat betapa sibuknya Ashley mengurus dua anak sekaligus. "Hayo Evelyn buka mulutnya, pesawatnya mau masuk." ucap Ashley. Evelyn menggelengkan kepalanya, tanda jika dia nggak mau makan. Hingga Ashley pun menampilkan channel youtube di ponselnya dan membuat Evelyn lupa jika dia sedang makan. Hingga satu piring kecil milik Evelyn pun habis. Apa lagi satu piring Milo dan juga Jordan pun habis. Ditambah sayurnya juga habis. "Sayurnya enak?" tanya Ashley menatap Milo. Milo mengangguk lalu menggeleng, tentu saja hal itu membuat Ashley tertawa. Apa lagi Evelyn yang langsung bertepuk tangan dan mengacungkan jempol pada Milo. "Ash, soal kemaren---" "Mas kita bahas nanti aja ya, aku masih harus mikirin juga kan," potong Ashley membuat Jordan mengangguk. "Evelyn jangan sering dikasih makanan begini ya Mas, nggak baik buat kesehatan. Anak seusia Evelyn makanya harus lengkap, buat gizinya lengkap." lanjutnya. Jordan menghela nafasnya, Ashley ini lupa atau gimana. Status Jordan ini duda, di tambah lagi Bibi cuti kerja karena anaknya masuk rumah sakit. Dengan terpaksa tadi pagi Jordan kalang kabut urusin rumah, masakin Milo dan juga Evelyn. Masih mending tadi pagi Milo nggak masuk sekolah, karena di liburan besok mau study tour. Jadi harus siap-siap terlebih dulu. "Mama tinggal di rumah kita aja, bibi cuti kerja anaknya sakit. Besok kan kita berangkat pagi juga." jawab Milo. "Loh anak Bibi sakit, terus pagi tadi kalian makan apa?" "Papa goreng telur sekulit-kulitnya Mah." jawab Milo. Seketika itu juga tawa Ashley pecah begitu juga dengan Sherly, apa lagi Jordan yang merasa malu dengan pipi merahnya. ***** Setelah dari kantin kantor. Ashley diajak pulang kerumah Jordan. Tentunya tadi dia sudah mampir dulu ke Kos untuk mengambil baju, belum lagi besok harus berangkat pagi. Yang saat ini membuat Ashley bingung adalah laporan kantor. Tapi semoga saja Study tournya ini hanya sehari dan malamnya sudah pulang. Jadi dia nggak harus bolos laporan. Pertama kali masuk rumah ini saat mendengar Bibi cuti kerja. Fiks, Ashley menatap dapur rumah ini yang—tidak bisa dijelaskan. Tempat penggorengan, spatula, sayur, bungkus apapun yang hampir saja memenuhi dapur. Belum lagi ruang keluarga majalahnya berantakan. Ditambah lagi kamar Milo dan juga Jordan yang berantakan. Baju, handuk basah ada dimana-mana. Langsung saja Ashley membereskan semuanya. Jadi begini ya laki-laki kalau nggak ada perempuan, rumah udah kayak kapal pecah dan kotor. Setelah beberes, Ashley pun menuju dapur memasak sayur sop dan juga ayam goreng, tak lupa juga dengan sambal kecap sebagai pelengkapnya. Sekitar 30 menitan Ashley telah selesai masak. Dia pun membuat jus jambu merah lalu dia taruh di lemari pendingin. "Ash.." Panggilan itu membuat Ashley menoleh kaget, apalagi posisi Jordan yang berdiri di belakangnya dengan jarak yang lumayan dekat. "Tadi saya sudah lapor RT, kalau kamu menginap dirumah saya." Ashley mengangguk, "Tapi nggak papa ini Mas. Aku jadi nggak enak sering nginep sini" "Nggak papa kok. Lagian anak-anak jadi suka kamu tidur sini." Ashley tersenyum dia pun menuangkan jus jambu biji ke dalam gelas. Lalu memberikan pada Jordan dan juga dirinya sendiri. Mereka pun mengobrol di ruang tengah. Sambil menyiapkan apa saja yang harus dibawa besok. Sesekali Jordan juga membantu Ashley dalam berkemas. Jangan tanya Milo dan juga Evelyn, mereka berada di ruang bermain. Sekitar jam 7 malam, Ashley pun memanggil Evelyn dan juga Milo untuk makan. Tak lupa juga dia mengambilkan makanan untuk mereka bertiga dan juga dirinya. Disini Ashley juga mengajari Evelyn untuk makan sendiri. Sebentar lagi dia akan sekolah tidak mungkin kan kalau minta suapin terus. Walaupun makannya harus belepotan dan menjadi satu dengan meja makan. Enggak masalah yang penting dia mau berusaha. Selesai makan Ashley pun langsung membersihkan meja makan. Menyimpan makanan sisa di lemari pendingin. Besok masih bisa di makan pagi-pagi kan? "Mama bobok." ucap Evelyn. "Oke kita bobok." ucap Ashley. Tak lupa juga dia membelikan sebotol s**u untuk Evelyn. Lalu menuju kamar Jordan dan menidurkan Evelyn. Beda lagi dengan Jordan yang enggak tahu Evelyn jika dia sudah berada di kamarnya. Jordan keluar kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya, sambil mengusap rambut basahnya karena habis mandi. Semenjak jadi duda, Jordan lebih suka mandi malam dibanding mandi sore hari yang akan membuat dia gerah kembali. Saat pintu dibuka bersamaan dengan itu juga Ashley baru saja bangkit dari tidurnya. Dia pun menoleh kebelakang dan hampir saja berteriak, kalau Jordan tidak membekap mulut Ashley. Jantung Ashley berpacu kencang. Tangan kekar Jordan berada di bibirnya, sedangkan tangan satunya lagi melingkar indah di pinggang Ashley. Kulit mereka bersentuhan, rasanya hangat dan kali pertama Ashley menatap tubuh pria se-atletik ini. Mata Ashley melotot beberapa detik sebelum Jordan melepaskan tangannya di bibir Ashley. "Maaf, tapi Evelyn bisa bangun kalau denger kamu teriak." bisik Jordan. Ashley mengangguk. Dia pun langsung pergi tapi baru juga beberapa langkah, dia pun tersandung dan membuat Ashley terjatuh. Lututnya memar akibat bersentuhan langsung dengan ubin kamar ini. Jordan tak tinggal diam, dia pun langsung menggendong Ashley untuk duduk di sofa kamar ini. Mengoleskan luka memar di lutut Ashley dan sesekali meniup lukanya. Pertama rasanya hangat, bahkan Ashley memiliki pemikiran bagaimana kalau tangan kanannya, menyentuh lengan kekar Jordan. Mengusap perut kotak Jordan dengan lembut. Suaranya saat berbisik membuat Ashley merinding. Ditambah lagi tiupan mesra di lutut Ashley membuat dia lupa derajat. "Ash.." panggil Jordan sambil menggoyangkan tubuh Ashley. Ashley terkesima dia pun langsung menatap Jordan dalam, dan mengerjapkan matanya berkali-kali. "Hmm, ada apa ya Mas?" tanya Ashley bingung. "Kamu ngapain lihatin saya kayak gitu?" Ashley memukul kepalanya sendiri, merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu pada Jordan. Tubuhnya memang bagus, kotak-kotak, berotot bahkan nyaris sempurna di setiap pahatannya. Belum lagi aroma maskulin yang khas banget pada Jordan. Sungguh walaupun Ashley tidak kuat iman, mungkin dia sudah lebih dulu menerjang Jordan di atas tempat tidur. Jordan yang tahu Ashley merasa canggung pun tersenyum. Dengan santai, Jordan malah mengurung tubuh Ashley dengan kedua tangannya. Tentu saja hal itu langsung membuat Ashley gelagapan. "Ash, jangan pernah menatap saya seperti itu. Saya ini duda, saya bisa melakukan apapun yang kamu pikirkan saat bersama dengan saya." ucap Jordan sedikit berbisik. Ashley yang merasa merinding pun langsung mendorong Jordan. Lalu Ashley pun berlari kecil keluar kamar Jordan. Lebih baik dia membantu Milo berkemas dari pada harus berhadapan dengan Jordan. **** Keesokan paginya Ashley sudah siap lebih dulu. Dia pun menata sarapan paginya dengan ayam goreng dan juga sayur bayam. Tak lupa juga untuk cemilan di dalam bus, Ashley membawa nugget dan pancake strawberry yang dia bikin. Dan juga beberapa roti kering dan juga minum. "Selamat pagi Ma." sapa Milo. Untuk pertama kalinya Milo mau menyapa lebih dulu. Memang ya semua ini butuh proses, dan kesabaran. Lebih baik di menanggulangi sekarang daripada nanti malah membuat mental Milo berantakan. Hingga tak lama Jordan dan juga Evelyn pun turun dari kamar. Semalam Ashley nggak tidur bersama dengan Evelyn, dia memilih tidur di kamar tamu untuk menetralkan detak jantungnya. Ya ampun ucapan Jordan malam itu membuat pikiran Ashley melayang entah kemana. Yang jelas berpikir yang iya-iya dibanding yang enggak-enggak. Ashley mencoba biasa saja, beda lagi dengan Jordan yang malah menatap Ashley tersenyum penuh arti. "Kita sarapan dulu ya, sebelum berangkat." ucap Ashley. Dia pun meninggalkan meja makan dan menggendong Evelyn yang belum mandi. Padahal dia sudah siap, tapi nyatanya Jordan belum memandingan Evelyn sama sekali. Setelah sudah memandikan Evelyn dan meriasnya dengan lucu. Ashley pun turun dannn bergabung dengan Jordan dan juga Milo yang sudah selesai sarapan. "Mama nggak sarapan?" tanya Milo. Antisipasi sebelum mereka bangun, Ashley lebih dulu sarapan di banding harus bergabung dengan mereka. Yang mungkin akan membuat Ashley terlambat. "Udah dong. Kakak nggak bawa topi?" tanya Ashley. "Beli aja disana Mah." "Dikamar kakak banyak topi, kenapa harus beli? Buang-buang uang Kak." "Yaudah ambil topi dulu." Milo pergi ke atas mengambil satu topi hitam, dan juga topi coklat untuk Evelyn. Lalu tanpa membuang waktu Ashley dan juga yang lain pun langsung berangkat ke sekolah Milo bersama dengan Pak Mamang. Sekitar setengah jam mereka pun sampai di sekolah Milo. Langsung saja Milo menghampiri guru dan mungkin mengisi daftar hadir. Guru itu tersenyum lalu menghampiri Ashley, "Selamat Pagi Mah, Pah." sapa guru itu. "Selamat pagi Bu." jawab Ashley. Sedangkan Jordan dia hanya tersenyum lalu mengangguk. "Saya senang sekali, akhir-akhir ini Milo banyak berubah. Dia jadi banyak teman dan juga banyak bicara. Terima kasih Mah atas kerjasamanya." Ashley tersenyum, "Sama-sama Bu. Saya juga berusaha untuk membuat Milo menjadi anak yang periang." "Wahh, pasti Milo bangga punya Mama kayak gini, cantik, baik hati, lembut lagi." Ashley tersenyum canggung saat dirinya dipuji. Kenapa di ingatkan lagi, padahal Ashley mencoba melupakan status Mama boongannya disini. "Ya sudah mari Maa masuk dulu, kita absen." Ashley mengangguk sambil menggandeng Evelyn, Ashley pun masuk ke lingkup sekolah bersama dengan Jordan. Banyak yang berbisik, apalagi soal Jordan yang katanya duda keren, sekarang malah sudah beristri. Ashley bergidik ngeri saat banyak ibu-ibu atau mungkin mereka ini janda. Menatap Jordan dengan genit masih untung Evelyn langsung menarik tangan Ashley untuk mencari Milo. Beda lagi Jordan yang nampak cool dengan baju santainya. Dia pun tersenyum menatap ibu-ibu yang menatapnya, atau mungkin menyapa dirinya. Tidak mau di katain sombong makanya seperti itu. Tapi saat sampai di dekat Milo. Langsung saja Milo mencubit pinggang Jordan dan membuatnya meringis. "Milo kenapa Papa di cubit sih." ucap Jordan mengusap pinggangnya. "Papa genit, kan udah ada Mama kenapa ngelirik Mama teman Milo?" ucap Milo Jordan mengerjapkan matanya berkali-kali, dia pun menggaruk tengkuk lehernya yang tak gagal sama sekali. Dan sesekali melirik Ashley yang nampak santai di sampingnya. Dengan sengaja Jordan langsung merangkul bahu Ashley, membuat sang empu mendelik sempurna dan merapalkan doa dalam hati. "Mama tadi ninggalin Papa. Jadi ya gimana ya, masak iya salah Papa kalau di godain sama Mama temen kamu." jawab Jordan. Karena cuaca sudah panas dna Ashley nggak mau panas lagi. Dia pun langsung menepis tangan Jordan secara kasar. Ini duda kenapa jadi begini sih, padahal aku belum jawab tawaran nikahannya. Dengus Ashley dalam hati. TBC.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN