bab 09

1010 Kata
* Keanu ingat betul, lagu itu favorit Tante Mel, mamanya Atha, yang ternyata favorit Atha juga. Dan berkat Atha, Keanu akhirnya mengenal lagu-lagu jadul. Yang nyatanya bener-bener everlasting. Kini diruangannya melantun lagu tersebut. Keanu memejamkan matanya. Seolah menikmati tiap lirik dan arti dari lagu itu. Membayangkan lirik itu terjadi padanya. Menikmati pagi hari bersama, Atha dalam pelukannya, setelah ritual malam pertama mereka yang panas. Keanu mendengus kasar. Malam pertama yang nggak pernah terjadi! Dalam diamnya, Keanu mengembara pikirannya ke masa itu, dimana dia dan Atha, sepakat, Malam Pertama-lah lagu mereka. Dan akan dijadikan sebagai ikon di acara pernikahannya nanti. Tapi... Keanu tersadar saat pintunya diketuk. "Ya.." Tersembullah wajah Atha di sana. Setenang mungkin Keanu tersenyum dan menyilahkan Atha masuk. "Pak, data yang kemarin sudah saya kirim via email ke Pak Reinhard." kata Atha sambil menyimpan berkas dalam map itu di meja Keanu. Keanu mengangguk. Atha mendapati mata Keanu memerah. Ingin rasanya Atha memeluk laki-laki yang pernah disayanginya itu. Sekedar memberi semangat, tapi... "Tha, bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Keanu tiba-tiba. Atha melirik jam tangannya. Hampir jam pulang. "Tentang pribadi atau kerjaan?" Atha balik nanya. Keanu mendengus. Atha tau mungkin Keanu berpikir dirinya lebay. Tapi Atha merasa hal itu perlu ditegaskan. "Saya hanya mencoba untuk profesional, Pak." kata Atha akhirnya menepis tanda tanya Keanu. "Oke, kalo saya ajak kamu makan diluar, berarti saya pengen ngomong pribadi. Gimana?" Keanu memandang Atha. "Ya, boleh." sahut Atha. "Berarti kita pulang bareng sekarang. Hubungi Maya kalo kamu bareng saya," ujar Keanu sambil memasukkan laptop ke tasnya. Atha tampak mengetik sesuatu di roomchatnya. "Kamu udah beres?" tanya Keanu. "Udah, kerjaanku udah beres semua. File-file juga aman di flasdisk, udah disimpan dilaci dan dikunci." jawab Atha. "Good job," Keanu tersenyum simpul. Mereka keluar bersama. Naik lift. Semakin canggung rasanya. Atha sesekali melirik Keanu. Hanya memastikan kalo cowo itu baik-baik saja. "Bapak keliatan pucat," ucap Atha. "Oya? Hm...beberapa hari ini saya kurang tidur. Kamu tau, kerjaan suka saya bawa pulang kan?" tukasnya. "Ya..tapi Bapak terlalu memporsir diri. Kalo Typus lagi gimana?" Keanu mengulum senyum. Atha masih memperhatikannya ternyata. Dia masih ingat saat Keanu sakit Typus, dan Atha yang heboh mengurusnya. Hingga memaksanya meminum air rebusan cacing tanah yang dipercaya cepat menyembuhkan typus. Keanu ingat bagaimana dia hampir memuntahkan air rebusan tersebut. Sebenarnya andai Atha tak bilang kalo itu air rebusan cacing tanah, Keanu tak akan membayangkan cacing-cacing itu berada di perutnya. Keanu jadi merinding. "Ya..ya..." "Apa Bapak nggak kasih tau Bu Tari?" tanya Atha. "Tentang?" Keanu menoleh. "Kalo Bapak pernah sakit typus?" "Nggak penting," sahut Keanu asal. ''Loh? Bu Tari kan calonnya Bapak, harusnya tau semua dong." "Dia juga nggak tau tentang kamu. Apalagi tentang hal-hal kecil remeh kayak gitu," kilah Keanu. Atha terdiam sampai mereka tiba di basement lalu masuk ke dalam mobil. Diperjalanan mereka hanya ditemani lantunan sayup-sayup Bruno Mars. Atha tersenyum, cowo disampingnya itu masih suka lagu-lagu western. Keanu menghentikan mobilnya disebuah kedai. Atha membulatkan matanya. Lalu tersenyum senang. "Ya Tuhan Mas, kamu tau aja aku kangen baksonya Si Jali." serunya sambil melepas safebeltnya. Keanu tersenyum melihat kehebohan Atha yang buru-buru masuk ke kedai. "Ck, masih kayak dulu..." gumam Keanu. Dia tau Atha pasti menolak kalo diajak ke tempat mahal. Keanu duduk didepan Atha. "Mas udah aku pesenin, kayak biasa kan, pakai tauge?" cetusnya. Keanu mengangguk. "Kenapa bisa Tha?" tanya Keanu. "Hm? Bisa apa?" Atha mendongak sambil mencomot satu kerupuk. "Kamu masih ingat semua, tentangku. Kenapa nggak dilupain? Aku yakin kamu juga pasti masih ingat tentang tiga yang lainnya. Iya kan?" Keanu menatap Atha. Atha ngangguk, tiga lainnya, Yan, Caesar dan Jody. "Aku memang nggak niat untuk lupain semua Mas. Toh aku yang salah, ninggalin kalian. Akunya aja yang terlalu penakut dan nggak mau ambil resiko." sahut Atha. "Juga...karena kalian spesial. Mm..tapi kalo hal itu ganggu Mas, aku minta maaf." imbuhnya. "Eh, bukan gitu maksudku." Keanu meraih tangan Atha. Digenggamnya jemari itu. Dirasakannya masih ada gelenyar aneh yang merambat dihatinya. "Untuk saat ini...biarkan kita flashback, oke?" Keanu nggak melepas genggamannya walaupun pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Atha sudah seperti kepiting rebus... Salah tingkah. Malu kalo tertangkap basah Keanu kalo dirinya mulai baper. Boleh baper nggak sih? Gue CLBK? Nggak mungkin. "Makasih..." ucap Atha pada pelayan, sekedar mengusir rasa malunya. Keanu tersenyum. Sungguh, dia merasa senang bisa berduaan lagi dengan Atha. "M-mas, aku makannya gimana dipegangin terus. Aku kan bukan kidal," kata Atha. "Ups! Maaf," Keanu lalu melepaskan genggamannya. Keanu betah sekali mandangin Atha, apalagi dari jarak dekat gini. Dia nggak mau kehilangan lagi. Apalagi setelah tau alasan Atha meninggalkannya. "Mas, kabar Tante gimana? Beliau sehat? Maaf baru nanyain.." Atha sambil menyuap bakso favoritnya. "Sehat." "Beliau pasti benci aku ya Mas," Keanu menatapnya diraihnya lagi jemari Atha. "Nggak. Mama sama kayak aku. Mama emang sempet marah, tapi nggak akan mungkin sampai benci," dielusnya jemari Atha. Atha suka diperlakukan seperti itu, tapi...dia ingat Tari. Cepat dia melepaskan genggaman Keanu. "Maaf Mas, nanti kalo ada orang kantor aku nggak enak. Apalagi udah ada Mbak Tari..." ujar Atha. "Ya, ini emang salahku Tha. Terlalu terburu-buru ngambiil keputusan yang gegabah. Mungkin karena aku terlalu frustasi setelah kamu ninggalin aku," sesalnya. "Ya...mau gimana lagi? Yang udah berlalu, biarlah jadi kenangan Mas. Kita nggak bisa mengulangnya atau melanjutkan sisa cerita yang pernah ada--" "Tapi aku nggak mau, Tha! Aku masih sayang sama kamu, walau udah tiga tahun...perasaanku nggak berubah. Tari, dia sendiri yang datang padaku. Salahku adalah membiarkannya terjadi," ungkap Keanu. Atha tersenyum. 'Aku juga, Mas. Tapi ini nggak benar,' batin Atha. "Aku bisa mengakhirinya dengan Tari, diantara kami belum terjadi apa-apa..." desak Keanu. "Mas! Ngomong apa sih? Nggak boleh, aku juga perempuan Mas. Udah ah, aku nggak mau bahas ini." Atha merasa kesal sendiri. Dia mempoutkan bibirnya yang mulai memerah karena pedas. Keanu suka pemandangan ini. "Tapi selama ini aku nggak punya perasaan apa-apa padanya," bantah Keanu. "Tapi tetap bagiku itu nggak bertanggung-jawab, Mas. Kamu egois kalo sekarang ninggalin dia. Please, jangan buat aku bertambah merasa bersalah." Atha menyeruput es jeruknya. Baksonya belum habis. "Aku pulang aja," dengusnya. "Oh, jadi begini hubungan kalian kalo diluar jam kerja?" seseorang berdiri mendekati meja mereka. "B-big Bos?"- Atha melongo. "Bang Rein?"- Keanu mengernyit. bersambung.... ••••
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN