Chapter 04 : Kisah Baru Di Musim Semi

1232 Kata
Awal musim semi 2020, Seoul. Pagi itu para pelajar SMA sudah terlihat memadati area sekolah. Kebisingan terjadi di setiap sudut. Dan di antara banyaknya murid yang berjalan bergerombol, seorang pelajar laki-laki tampak berjalan sendirian dengan langkah yang begitu santai sementara kedua matanya fokus pada layar ponsel yang menyala di tangannya. Namun satu dari dua orang gadis yang berlari dari arah belakang tak sengaja menabrak bahu pemuda itu hingga ponsel di tangannya terlempar. Si gadis yang baru saja menabrak pemuda itu tampak terkejut. Namun, meski begitu dia tak berhenti untuk meminta maaf dengan layak. Sembari tetap berlari, gadis itu berbicara dengan suara yang lantang. "Oh! Son Dong Ju, aku minta maaf ..." Son Dong Ju, nama pemuda berparas tampan sekaligus cantik dalam waktu bersamaan itu. Pemuda itu kemudian mengambil ponselnya yang terlempar tidak begitu jauh. Seakan tak memiliki masalah setelah ponselnya terlempar karena ulah salah satu teman sekelasnya, Dong Ju memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu melanjutkan kembali langkahnya. Son Dong Ju, pemuda itu sebenarnya dikenal sebagai sosok yang sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Jika biasanya orang pendiam akan terlihat lemah, hal itu tidak berlaku bagi Dong Ju. Bahkan ketika hanya berdiam diri, wajah cantik Son Dong Ju akan selalu terlihat seperti orang yang tengah marah dan semua orang di sana sudah memahami bagaimana sifat dari Dong Ju. "Son Dong Ju ... tunggu sebentar ..." Seorang pelajar laki-laki lainnya datang dari arah gerbang. Dong Ju menghentikan langkahnya dan berbalik. Mendapati Kang Min Soo—teman sekelasnya berlari ke arahnya dengan wajah yang tampak panik. "Dong Ju, gawat, gawat. Ini benar-benar gawat," racau Min Soo yang sudah berdiri di hadapan Dong Ju dengan napas yang memburu di saat Dong Ju sendiri justru bersikap santai. "Ada masalah apa?" sahut Dong Ju. "Tae Hwa, Tae Hwa berkelahi lagi dengan anak dari sekolah tetangga." "Di mana?" "Taman di dekat halte. Kau harus segera ke sana. Cepat!" Dong Ju kemudian berjalan menuju gerbang. Tak terlihat kekhawatiran di wajahnya, Dong Ju berjalan dengan santai ketika Min Soo tampak panik. "Ya!!! Kenapa jalanmu lambat sekali?!" bentak Min Soo. "Jika seperti ini Tae Hwa pasti celaka. Kau ini bagaimana?!" Min Soo yang tidak sabaran lantas menarik salah satu lengan Dong Ju. Memaksa Dong Ju berjalan dengan lebih cepat. Dan sesampainya di taman yang dimaksud oleh Min Soo sebelumnya, mereka melihat seorang pelajar laki-laki dengan seragam sekolah mereka tengah berkelahi dengan beberapa pelajar dari sekolah lain. "Tunggu apa lagi? Cepat ke sana!" Min Soo mendesak Dong Ju. Dong Ju menatap jengah dan berbicara, "kau pernah melihatku berkelahi." "Tidak," Min Soo menggeleng. "Kalau begitu apa yang harus aku lakukan? Lihatlah dirimu sendiri." Min Soo sontak memandang dirinya sendiria dan langsung tersenyum lebar begitu mengerti maksud Dong Ju. Perbedaan besar tubuh keduanya sudah terlihat jelas. Dilihat dari sudut manapun, Min Soo jauh lebih kuat dari Dong Ju—pemuda yang tak hanya berwajah cantik, fisiknya pun terlihat paling lemah di antara kedua temannya. Namun, meski begitu Dong Ju memiliki hati yang dingin. Beberapa orang di sekolah menyebutnya sebagai si cantik berhati kejam. "Aku tidak pernah memukul orang seumur hidupku," Min Soo berdalih. Dia kemudian mendorong lengan Tae Hwa. "Cepat ... selamatkan teman kita." Dong Ju beranjak dari tempatnya berdiri karena dorongan Min Soo. Pemuda yang lebih tinggi dan tidak lebih kurus dari Dong Ju itu bersembunyi di balik punggung rekannya. Di hadapannya, Dong Ju menemukan sebuah batu kecil. Ia pun langsung menendangnya dan berhasil mengenai kening salah satu pelajar yang hendak menyerang Tae Hwa dari belakang. "Akh!" pekikan pemuda itu berhasil menarik perhatian semua orang dan tentunya membuat pihak lawan murka. "Apa-apaan ini? Kau mengundang teman-temanmu?" "Temanmu bahkan lebih banyak, Pecundang ..." balas pemuda bernama Tae Hwa yang langsung memukul dagu pemuda itu dari bawah. Perkelahian hampir berlanjut sebelum sebuah sirine dibunyikan. Bukan sirine dari mobil polisi, melainkan sirine dari alam. Sekitar tiga ekor anjing berlari ke arah mereka sembari menggonggong dan hal itu berhasil menciptakan kepanikan. Sementara pemuda bernama Tae Hwa langsung berjongkok dan menutup kedua telinganya dengan tangan sembari memejamkan mata. Tiga ekor anjing itu kemudian melewati Tae Hwa dan mengejar para pelajar dari sekolah lain. Min Soo yang melihat hal itupun langsung berlari menghampiri Tae Hwa. "Tae Hwa ... kau baik-baik saja." Min Soo langsung berlutut di hadapan Tae Hwa. "Kau baik-baik saja, kan? Kau tidak akan pingsan, kan? Tidak, kau tidak boleh melakukannya. Jika kau pingsan, bibi akan langsung membunuhku." Membuka matanya secara perlahan, Tae Hwa menurunkan kedua tangannya dan berbicara dengan suara yang pelan. "Anjingnya?" "Anjing?" Min Soo sempat tertegun. "Ah, anjing? Mereka sudah pergi jauh, kau tidak perlu khawatir dengan hal itu. Tae Hwa menghela napas dan duduk. Masih belum merasa puas, Tae Hwa kemudian terbaring, meregangkan kedua tangannya dan bernapas dengan berat. Kala itu Dong Ju datang mendekat dan berdiri di atas kepala Tae Hwa. Tae Hwa kemudian tersenyum lebar dengan wajah yang dipenuhi luka-luka kecil. "Kau senang?" tegur Dong Ju. "Aku lebih menyukaimu, Son Dong Ju," balas Tae Hwa dengan senyum yang semakin melabar. "Eih!!!" Min Soo memukul kaki Tae Hwa dengan kesal dan berbicara dengan nada kesal. "Berhenti melakukannya! Sudah berapa kali aku mengatakan berhenti melakukannya! Kau!" Min Soo menunjuk Dong Ji. "Dan kau!" kembali pada Tae Hwa. "Berhenti bersikap seperti itu, aku benci melihat mereka mengatakan bahwa kalian adalah pasangan yang cocok. Dan kau Son Dong Ju! Segera terima ajakan berkencan Sae Mi." Tae Hwa menendang Min Soo tak terlalu keras. Sedikit mengangkat kepalanya, dia kemudian berkata, "Son Dong Ju hanya milikku seorang." "Ya!!" Min Soo kembali murka. Batin Tae Hwa tersentak. Garis senyum di wajahnya seketika menghilang. Dia langsung bangkit dan tertunduk sembari tangannya menutupi area mulutnya. Hal itu tentu saja membuat Min Soo kembali merasa khawatir. "Ya! Kau baik-baik saja? Tae Hwa, kau baik-baik saja?" Tae Hwa menjauhkan tangannya dari mulut dan menemukan bercak darah. Melihat hal itu, kedua netra Min Soo membulat. "Ya! Ya! Ya!" Min Soo segera mengangkat dagu Tae Hwa. "Kau mimisan lagi! Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" Min Soo dengan sigap berbalik memunggungi Tae Hwa. "Naiklah." Tae Hwa kembali menutupi hidungnya dan menyahut, "aku bisa berjalan sendiri." "Tunggu apa lagi? Cepat naik sekarang." Tak ingin berdebat lagi dengan Min Soo, Tae Hwa pun menuruti perkataan rekannya itu. Dan setelahnya Min Soo membawa Tae Hwa di punggungnya, berlari kecil mengarah ke sekolah. Sementara Dong Ju menghela napas panjang dan menyusul keduanya. "Mereka sangat merepotkan," gumam Dong Ju. Kim Tae Hwa, nama pemuda yang dibawa lari oleh Kang Min Soo. Dan Kim Tae Hwa tidak lain adalah bayi laki-laki yang lahir tujuh belas tahun yang lalu bertepatan dengan gerhana matahari. Pada tahun 2003, di hari kebangkitan Imoogi. Berbeda dengan dua kehidupan yang sebelumnya ia jalani. Di kelahirannya yang ke tiga ini, dia memiliki karakter yang justru bertolak belakang dengan karakter yang dimiliki oleh Wang Hee Seung maupun Yi Tae Hyung. Kim Tae Hwa, si bandit SMA Jusang yang selalu berkelahi sendirian. Si keras kepala yang justru sering sakit-sakitan dan juga, si penggemar fanatik Son Dong Ju. Mereka bertiga adalah tiga sekawan. Kang Min Soo sudah bersama-sama dengan Tae Hwa sejak keduanya masih bayi. Orang tua mereka berteman baik dan mereka belum pernah terpisah dalam waktu yang lama hingga detik ini. Sementara Son Dong Ju—si cantik berhati kejam, pemuda itu menjadi penengah dalam persahabatan Tae Hwa dan Min Soo ketika mereka memasuki SMP. Dan hingga mereka telah duduk di kelas sebelas, mereka menjadi tiga sekawan yang tak mungkin dipisah lagi. • ECLIPSE : IMOOGI'S REVENGE •
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN