Menjauhi kota, memasuki hutan lebih dalam. Danau yang membentang luas, diapit oleh dataran tinggi yang tampak hijau. Di dalam kedamaian itu sebuah bangunan besar dan kokoh bergaya eropa berdiri. Sebuah villa tersembunyi yang tidak diketahui oleh banyak orang. Di sanalah si Gumiho bersembunyi saat ini.
Sebuah mobil mewah berhenti di depan teras. Seo Eun Kwang dengan penampilan yang rapi dan berkelas keluar dari mobil dan memasuki villa dengan langkah yang tampak terburu-buru.
Tak lagi menjadi pesuruh Roh Gunung di Baekdusan yang kini telah menjadi bagian dari Korea Utara, di era modern ini Seo Eun Kwang adalah seorang pebisnis yang sukses. Bisnis Real Estate yang ia mulai sejak lima tahun yang lalu kini telah berkembang dengan pesat. Namun, di balik kesusksesannya itu hingga detik ini dia masih harus merawat sang Tuan Muda.
"Tuan Muda ... aku datang," seru Eun Kwang, membawa langkahnya menuju lantai dua.
Dan setelah berjalan cukup jauh dan melewati beberapa pintu, Eun Kwang membuka sebuah pintu dengan ukuran lebih besar dan memasuki sebuah kamar yang sangat luar dan berisikan barang-barang mewah. Sangat besar dan bahkan siapapun bisa berlarian di dalam ruangan itu.
Eun Kwang segera menuju ke ranjang yang berada di lantai yang lebih tinggi dari lantai dasar, dan di sanalah sosok itu terbaring. Penampilan yang sama sekali tak berubah, Shin Chang Kyun kembali berbaring di atas ranjang dalam keadaan sakit. Menolak untuk mengubah penampilannya, Chang Kyun tetap mengenakan hanbok dan membiarkan rambut panjangnya tetap seperti sedia kala.
Eun Kwang berlutut di tepi ranjang dan meraih tangan Chang Kyun. Menggenggamnya dengan penuh kekhawatiran.
"Tuan Muda, Seo Eun Kwang sudah ada di sini. Tuan Muda bisa bangun sekarang. Tolong jangan seperti ini ... kenapa Tuan Muda sakit lagi?"
Seseorang memasuki ruangan itu dan menarik perhatian Eun Kwang. Namun, laki-laki itu harus menerima amukan dari Eun Kwang.
"Kenapa jalanmu lambat sekali? Cepat datang kemari! Kau tidak tahu bagaimana kondisi Tuan Muda?"
Laki-laki berwajah rupawan, berlesung pipi dan memiliki tatapan yang teduh itu sekilas menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis. Tampak sudah terbiasa dengan sikap Eun Kwang.
Lim Sae Joon, begitulah orang-orang memanggilnya dan dia adalah manusia setengah siluman rubah. Terlahir dari seorang manusia dan dibesarkan oleh seorang siluman rubah. Lim Sae Joon tak bisa hidup layaknya manusia, oleh sebab itu dia menjalani hidup sebagai siluman rubah yang berumur panjang dan mengabdikan hidupnya pada Kaisar Daecheongbong. Di kehidupan ini, Lim Sae Joon adalah dokter hewan terbaik di Seoul sekaligus dokter pribadi Shin Chang Kyun.
Sae Joon menaruh tas kerjanya di atas nakas dan mengeluarkan peralatan yang ia butuhkan untuk memeriksa kondisi Chang Kyun. Dia kemudian memulai pembicaraan dengan Eun Kwang.
"Apa yang terjadi pada Tuan Muda?"
"Pagi ini aku ingin memaksa Tuan Muda untuk mandi, tapi pagi-pagi sekali dia sudah pergi ke danau dan saat aku tiba, Tuan Muda sudah berbaring di tanah."
Sembari mendengarkan Eun Kwang, Sae Joon memeriksa kondisi Chang Kyun. Meski itu bukan lagi hal yang mengejutkan karena sejak tujuh belas tahun yang lalu, Chang Kyun sering jatuh sakit. Tentu saja hal itu membuat Eun Kwang sangat khawatir karena terakhir kali Chang Kyun sakit adalah saat si Gumiho berusia lima tahun. Dan sejak tujuh belas tahun lalu, si Gumiho menjadi lebih sering sakit tanpa sebab yang bisa dijelaskan.
"Bagaimana? Apakah ada hal yang serius?" tegur Eun Kwang ketika Sae Joon telah selesai memeriksa Chang Kyun.
"Tidak ada yang serius, Tuan Muda akan segera membaik."
"Kau tidak merespkan obat?"
"Tubuh Tuan Muda tidak bisa menerima obat-obatan buatan manusia modern. Aku akan membawakan beberapa obat herbal, Paman bisa merebusnya nanti."
Eun Kwang menghela napas panjang. Dia kemudian berucap lirih, "seharusnya aku tidak memaksanya untuk mandi."
"Berapa lama Tuan Muda tidak mandi?" tanya Sae Joon.
"Tiga bulan."
Mendengar hal itu, Sae Joon sejenak mengaruk keningnya. Itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Tak hanya menolak merubah penampilan, Chang Kyun juga masih tidak menyukai air meski ia sering pergi ke danau untuk memandangi permukaan air danau.
"Lain kali bersihkan saja kaki dan ekor Tuan Muda menggunakan air hangat."
Eun Kwang menatap tajam dan berucap dengan ketus. "Jangan menyarankan apapun jika kau tidak ingin melakukannya sendiri."
Sudah cukup bagi Eun Kwang terlempar ke dalam danau setelah mendapatkan satu pukulan dari ekor rubah milik Chang Kyun. Dia sudah menjadi seorang CEO sekarang, tapi dia tetap menjadi pesuruh jika kembali ke tempat itu.
"Bisa Paman rebuskan bunga yang ada di rumah kaca?"
"Berapa kelopak yang harus aku rebus?"
"Tujuh kelopak berwarna putih."
Tak banyak bertanya, Eun Kwang bergegas meninggalkan kamar itu tak lupa dengan menutup pintu. Dan setelah pintu tertutup, pandangan Sae Joon kembali menemukan sosok Chang Kyun.
Segaris senyum hangat melukis wajah Sae Joon. Dia kemudian berkata, "pasti ada alasan kenapa kau terus mendapatkan rasa sakit ini, Tuan Muda. Apakah alasan itu? Bisakah Tuan Muda memberitahuku?"
Duduk di tepi ranjang, Sae Joon meraih sebuah kotak kecil dari dalam laci di mana di dalam kotak itu terdapat beberapa jarum akupuntur dengan berbagai ukuran. Sae Joon mengambil sebuah jarum dengan ukuran sedang, dia kemudian meraih tangan Chang Kyun dan menusuk ujung jemari Chang Kyun menggunakan akupuntur tersebut.
Sae Joon kemudian bergumam, "Tuan Muda harus segera bangun. Jika Tuan Muda tidur lebih lama, danau akan membeku dan ikan-ikan di sana akan mati.
Pergerakan Sae Joon terhenti ketika Chang Kyun tiba-tiba menggenggam tangannya. Sae Joon kemudian memandang wajah Chang Kyun, menemukan kelopak mata si Gumiho yang perlahan terbuka. Sae Joon menaruh jarum akupuntur di atas nakas dan beralih mengambil kain putih yang terbuat dari sutra dan menggunakannya untuk mengusap darah yang sempat keluar dari bekas tusukan jarum di tangan Chang Kyun. Di kehidupan ini, Shin Chang Kyun menjadi bangsawan tertinggi dengan hanya ada kemewahan yang berada di sekitarnya tanpa ia harus bekerja sekalipun.
Helaan napas Chang Kyun terdengar tepat ketika si Gumiho mendapatkan kembali kesadarannya. Dan pandangan itu segera menemukan sosok Sae Joon yang menyambutnya dengan senyuman hangat.
Chang Kyun menarik tangannya dan sejenak mengibaskannya. Dia kemudian menegur dengan suara beratnya. "Sejak kapan kau ada di sini?"
"Belum lama. Bagaimana perasaan Tuan Muda saat ini."
"Bosan," gumam Chang Kyun.
"Ingin pergi ke suatu tempat?"
Chang Kyun menatap jengah dan berkata, "dia bisa membawakan dokter sungguhan, kenapa justru membawa dokter anjing?"
Lim Sae Joon tersenyum lebar dan berkata, "aku mendapatkan undangan dari gunung Seorak. Ketua harus datang ke pertemuan besok malam."
"Katakan pada tetua Heo untuk menggantikan aku."
"Bagaimana dengan festival musim semi di istana Gyeongbok?"
Chang Kyun terdiam. Karena Sae Joon tidak tahu sejarah Chang Kyun dengan istana Gyeongbok, laki-laki itu mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan.
"Aku sibuk," sahut Chang Kyun setelah sempat terdiam.
Chang Kyun kemudian mengubah posisinya menjadi miring. Menyembunyikan perasaan sedih yabg terlihat jelas dalam sorot matanya pada Sae Joon. Seperti janji pertama yang telah Chang Kyun buat kepada manusia pertama yang menjadi tuannya. Entah itu Wang Hee Seung, Yi Tae Hyung atau bahkan nama asing lainnya. Hingga detik ini Shin Chang Kyun masih merasakan kesakitan dalam penantiannya tanpa mengetahui bahwa yang ia tunggu telah kembali.
~ ECLIPSE : IMOOGI'S REVENGE ~