Pagi kembali menyambut. Seperti biasa, pagi itu Tae Hwa yang telah menyelesaikan aktivitas kecilnya di pagi hari tampak keluar dari rumah dengan seragam sekolah yang sudah rapi.
"Aku pergi ..." seru Tae Hwa sebelum membuka gerbang rumahnya.
"Tae Hwa! Jangan ..."
Dahi Tae Hwa langsung mengernyit begitu ia mendengar suara teriakan Kang Min Soo tepat setelah ia membuka pintu gerbang rumahnya. Tae Hwa memandang ke sumber suara dan menemukan Min Soo berlari ke arahnya dengan raut wajah yang terlihat panik.
"Berhenti di sana! Jangan bergerak!" seru Min Soo kembali.
"Ada apa lagi dengan anak itu?" gumam Tae Hwa.
Min Soo yang terburu-buru hampir terjatuh ketika menghentikan langkahnya di hadapan Tae Hwa. Namun, pemuda itu segera berdiri dengan tegap dan menahan kedua pipi Tae Hwa menggunakan kedua tangannya. Membuat kebingungan di wajah Tae Hwa saat pagi hari sebelum Tae Hwa bisa menyapa dunianya hari itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tae Hwa hendak menepis tangan Min Soo namun, Min Soo menolak untuk melepaskannya.
Min Soo berucap dengan nada meyakinkan, "kau hanya harus melihat aku."
"Aku bosan denganmu."
"Kenapa?" Min Soo tertegun.
"Apa lagi?!" suara Tae Hwa harus meninggi di pagi hari karena kelakuan tetangganya itu. "Bahkan ketika aku lahir, aku harus melihatmu. Kita selalu bergandengan tangan ketika pergi ke sekolah taman kanak-kanak, kita saling kejar-kejaran di sekolah dasar, kita berlarian bersama saat sekolah menengah. Kau bahkan menguntitku dari Gwangju ke Seoul. Bukan hanya itu! Kau bahkan menjadi tetanggaku. Bagaimana aku bisa tidak bosan melihat wajahmu setiap waktu sejak aku lahir ke dunia ini?"
Tae Hwa hendak memalingkan wajahnya. Namun, Min Soo kembali menangkup wajahnya.
Min Soo kemudian berkata dengan nada bicara yang dibuat-buat. "Kau membuatku terharu, Tae Hwa ... aku tidak tahu bahwa kau adalah pria yang romantis."
Tae Hwa memandang dengan tatapan menghakimi. "Singkirkan tanganmu."
Min Soo menggeleng. "Aku sudah mengatakan padamu, kau hanya harus melihatku."
"Kau memakan makanan beracun pagi ini?"
"Jika itu benar, maka yang datang sekarang adalah roh Kang Min Soo yang tidak rela meninggalkanmu."
"Kau sudah sinting!" bentak Tae Hwa. Dia langsung menyingkirkan tangan Min Soo dengan kesal.
"Tetangga kita baru saja membeli seekor anjing," celetuk Min Soo.
"Apa?" Tae Hwa sempat tertegun namun, setelahnya dia langsung menutup kembali pintu gerbang dari dalam dan tampak waswas.
Meski banyak orang yang mengatakan bahwa mereka takut pada Son Dong Ju. Bagi Kim Tae Hwa yang paling menakutkan di dunia ini adalah seekor anjing. Entah itu anjing paling besar di dunia atau yang paling kecil di dunia. Apapun itu, jika bentuknya seekor anjing, pemuda itu pasti akan berlari atau hanya meringkuk dalam situasi terdesak seperti kemarin.
Min Soo berjinjit, melongokkan kepalanya untuk melihat ke dalam. "Kau masih di sana, Tae Hwa?"
"Tentang mana yang memiliki anjing?" tanya Tae Hwa, masih setia menahan pintu gerbang rumahnya.
"Rumah ketiga dari sini, di seberang jalan."
Tae Hwa tertegun. "Bukankah itu tetangga baru yang pindah bulan lalu?"
"Benarkah? Tidak tahu, aku tidak mengurusi orang-orang yang berada di komplek ini."
"Kalau begitu ... Di mana anjingnya sekarang?"
Min Soo memandang ke rumah yang dimaksud dan yang mereka bicarakan ternyata sudah duduk manis di depan gerbang rumah tetangga baru mereka. Min Soo tersenyum lebar.
"Dia keluar untuk memberi salam."
"Apa?" Dahi Tae Hwa mengernyit secara berlebihan.
"Dia terlihat manis sekali. Lebih manis dari Son Dong Ju atau pun Kim Tae Hwa. Dia seperti berada di Next Level."
Tae Hwa berdiri dengan tegap dan langsung memukul kepala Min Soo menggunakan ranselnya dan hal itu sempat membuat Min Soo kaget.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa tiba-tiba memukulku?"
"Bisa-bisanya kau mengagumi seekor anjing! Kau tidak tahu betapa menderitanya aku karena mereka?!"
Min Soo menatap jengah dan menyahut dengan malas. "Kau harus belajar menerima masa lalu dan meninggalkan mereka di belakang. Satu orang menyakitimu, bukan berarti semua orang akan ikut merundungmu. Begitupun dengan anjing. Lagi pula yang mengejarmu waktu itu adalah anjing hutan. Siapa suruh kau berkeliaran di gunung Seorak."
Tae Hwa menghela napas berat. Tampak kesal, dia kemudian berbalik. Kembali berjalan menuju rumah dengan hentakan kaki yang membuat Min Soo sempat terperangah.
"Aigoo! Apakah dia tidak sadar berapa usianya saat ini?" gumam Min Soo dengan tatapan tak percaya mengikuti pergerakan Tae Hwa.
Tae Hwa kemudian berteriak, "Ayah! Tetangga baru kita membeli anjing! Pemukiman ini sudah tidak aman, kita harus segera pindah dari sini!"
Min Soo menggaruk telinganya. Raut wajahnya terlihat seperti orang yang tengah tersesat. Dia kemudian berpaling dan berkata, "anggap saja bahwa kau tidak mengenalnya sekarang, Kang Min Soo. Dia benar-benar memalukan."
~ ECLIPSE : IMOOGI'S REVENGE ~
Beberapa orang tampak keluar masuk sebuah ruangan yang bertuliskan 'Studio K' di bagian atas pintu. Berjalan dengan langkah yang terburu-buru, seorang wanita datang dengan mendorong gantungan pakaiannya yang penuh memasuki ruangan itu.
"Kita akan mulai dalam tiga puluh menit lagi. Kita sudah harus bersiap sekarang," seru seorang wanita dengan rambut kuncir kuda dan berkacamata, memberikan isntruksi kepada semua orang yang berada di ruangan yang cukup luas itu.
Wanita itu melangkahkan kakinya ke sudut lain dengan tangan berkacak pinggang. Dia kembali bersuara dengan suara yang lebih pelan. "Di mana Kang Yeon Joon?"
"Dia ada di sana," sahut salah seorang dari mereka.
Wanita berpangkat manajer dari Brand pakaian bernama Studio K itu menghampiri Kang Yeon Joon yang tengah duduk bersantai di sebuah sofa panjang. Jika di era Joseon dia adalah keturunan bangsawan yang tidak diakui, maka di era Korea saat ini dia adalah seorang model yang terkenal karena wajah tampannya yang berkelas.
Belum lama Kang Yeon Joon terjun ke dunia Modeling. Baru sekitar tiga tahun namun, namanya sudah tidak asing lagi bagi para penyuka majalah Fashion karena Kang Yeon Joon kerap menjadi model dari beberapa Brand pakaian. Dan hari ini dia akan berjalan di Runway, menjadi wajah bagi Brand pakaian Studio K dalam acara Seoul Fashion Week yang mengusung tema festival musim semi.
"Tuan Kang Yeon Joon," tegur wanita yang kerap dipanggil dengan sebutan Manajer Song itu.
Yeon Joon meninggalkan majalah di tangannya yang sebelumnya menjadi pusat perhatiannya. Dia kemudian memandang wanita yang sudah berdiri di hadapannya.
Manajer Song berkata, "kita akan mulai dalam waktu kurang dari tiga puluh menit. Kau harus bersiap-siap sekarang. Sepuluh menit lagi bergabunglah bersama kami. Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan sebelum acara dimulai."
"Aku mengerti," sahut Yeon Joon, singkat dan berwibawa.
Manajer Song kemudian pergi. Namun, teguran Yeon Joon berhasil menghentikan langkahnya.
"Kau melupakan sesuatu, Manajer Song?"
Manajer Song berbalik dan memandang penuh tanya dari balik kaca mata yang ia kenakan.
"Kau akan lebih cantik tanpa kaca mata itu." Salah satu sudut bibir Yeon Joon tersungging setelah mengatakan hal itu.
Manajer Song menatap jengah dan berkata, "berhenti mengatakan hal konyol semacam itu. Aku tidak tertarik dengan pria yang lebih muda. Selesaikan dalam sepuluh menit."
Manajer Song kemudian benar-benar pergi. Sementara Yeon Joon sempat mengulas senyum tipis di wajahnya.
Bangkit dari duduknya, Yeon Joon bergumam, "aku bahkan jauh lebih tua dari kakek buyutmu. Manusia benar-benar munafik."
Yeon Joon hendak pergi. Namun, perhatiannya teralihkan oleh layar ponselnya di atas meja yang menyala. Menunjukkan adanya sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Tanpa mengambil ponselnya, Yeon Joon memandang identitas sang pengirim pesan. Dan SMA Jusang lah yang tertulis sebagai identitas sang pengirim. Yeon Joon tampak tak tertarik dengan hal itu dan meninggalkan ponselnya begitu saja untuk melakukan persiapan terakhir sebelum kembali beraksi di Runway dan membuat seluruh perhatian hanya tertuju padanya.
~ ECLIPSE : IMOOGI'S REVENGE ~