5. Azzam Berubah

1052 Words
Nada 5 Nada langsung membeku begitu melihat siapa yang berada di balik kemudi mobil yang hendak ditumpanginya, laki-laki yang sangat ingin dihindarinya. Nada sama sekali tak menduga Azzam mengemudikan mobil yang tumpangi Nadhifa dan Sofia untuk merayakan ulang tahunnya. Selama ini Azzam hanya bergabung bersama mereka untuk merayakan ulang tahun Nadhifa saja. Sekilas tatapan Nadhifa bertemu dengan tatapan dingin Azzam yang membuatnya semakin membenci laki-laki tampan itu. Nada segera membuang mukanya dengan cepat agar Nadhifa tak mencurigai sesuatu yang terjadi pada mereka. “Ayo, Nad,” Nadhifa sampai membukakan pintu di kursi penumpang belakang saat melihat Nada yang masih bergeming di samping mobil Azzam. Tanpa kata Nada segera naik ke dalam mobil dan duduk di samping sofia sementara Nadhifa segera memasuki pintu penumpang di depan tanpa menyapa Azzam seperti yang biasa dilakukannya. Sofia yang berada di sisi Nada segera menyapa dan memeluknya ringan sebelum akhirnya Kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran di belakangnya. “Emang sesibuk apasih kamu, Nad? Sampai sulit banget diajak meet up?” protes Sofia sesaat setelah Azzam menjalankan kendaraan mewahnya meninggalkan tempat kos Nada. ‘Sibuk menangisi diri sendiri karena menolong orang yang tak tahu diri,’ jawab Nada dalam hati dengan getir. “Lagi males ketemu kalian,” Nada memaksakan sebuah tawa kecil yang terdengar getir, matanya sekilas melirik ke arah Azzam yang berwajah datar. Laki-laki itu terlihat badmood, Nada yakin pasti Nadhifa telah memaksa Azzam untuk ikut berkumpul bersama mereka. “Tumben, biasanya kamu paling seneng kalau kita ketemuan,” cibir Sofia . Ya, biasanya Nada memang paling suka kalau diajak jalan oleh kedua temannya apalagi kalau pergi ke tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjunginya dan bersama Nadhifa dan Sofia mereka akan heboh mengabadikan kegiatan mereka dan mengaplodnya ke sosial media mereka. Nada tak menjawab, dia segera nunduk pura-pura menatap ponselnya saat Azzam menoleh ke arahnya sekilas dengan wajah dinginnya. “Kamu tahu gak, Sof? Ternyata si Nada tuh lagi galau karena dia baru saja dipecat dari tempat kerjanya. Untung kamu gak ikut aku ke kamarnay Nada, parah bener tuh anak. Mana kamarnya berantakan, kayaknya dia juga gak mandi beberapa hari ini,” ledek Nadhifa sambil terkekeh tanpa menyadari perubahan ekspresi laki-laki yang duduk di sebelahnya. “Dipecat? Beneran kamu dipecat, Nad? Kenapa?” Sofia terlihat kaget mendengar kata-kata Nadhifa. Setahunya Nada seorang yang rajin dan tak pernah melakukan kesalahan yang berarti. Nada tersenyum miris “Aku melakukan sebuah kesalahan fatal,” desah Nada, kesalahan fatal karena meninggalkan tugasnya saat bekerja tanpa keterangan dan kesalahan fatal karena menolong laki-laki yang justru malah memangsanya. “Terus apa rencanamu kedepannya, Nad?” tanya Sofia prihatin. Entahlah aku belum bisa memikirkannya, mungkin aku akan menikmati dulu jadi pengangguran,” Nada tertawa miris, dia tak ingin laki-laki di samping Nadhifa tahu kalau sebelahnya tahu kalau saat ini dia tengah terpuruk. “Menikmati gimana? Melihat keadaan kamu dan kamarmu tadi, aku justru takut kamu akan bundir, Nad,” sahut Nadhifa prihatin. Nadhifa tak tahu apa yang membuat Nada begitu putus asa, dia terlihat begitu depresi tadi. “Kamu itu kalau ada masalah harusnya cerita ke kami bukan kamu pendam sendiri,” tambah Sofia sama seperti yang dikatakan Nadhifa saat di kamar tadi. Nada melirik laki-laki di kursi depan yang tengah memagang kemudi, wajah laki-laki itu terlihat biasa saja, sangat datar. Entah dia mendengar perbincangan mereka atau tidak tapi sepertinya dia tdak perduli. Sebenarnya sikap Azzam ini agak berbeda dari biasanya karena biasanya dia akan menyahut walau sepatah atau dua patah kata saat mereka bercerita. Bahkan terkadang dia akan ikut mengobrol apabila obrolan mereka cukup menarik. “Honey, kamu bantu Nada kerja di kantor kamu, dong. Kasihan Nada dia belum lama ini dipecat dari tempat kerja dia,” pinta Nadhifa tiba-tiba kepada Azzam yang membuat Nada langsung menolaknya. “No, jangan! Aku tak mau!” balas Nada cepat. Bagaimana dia bisa bekerja di perusahaan milik laki-laki itu sedang dia ingin menghindar dari Azzam? Nada bisa merasakan Azzam yang menatap ke arahnya sekilas sambil senyum sinis. Melihat seringai di wajah Azzam, Nada menduga Azzam mengira dirinya hanya jual mahal. “Kamu dengar sendiri, sweet heart, dia tidak mau bekerja di perusahaanku,” sahut Azzam hangat sambil memamerkan senyum pada Nadhifa “Kamu kerja di butik mama aku saja, Nad,” tawar Sofia. Mama Sofia memiliki butik yang cukup banyak pengunjungnya, mereka kebanyakan datang dari kalangan atas. Sofia yakin mamanya mau menerima Nada sebagai karyawan di butiknya karena mamanya suka pada Nada, dia bahkan beberapa kalai telah menawari Nada ntuk bekerja di sana. PT “Thanks, Sof, aku pertimbangkan tapi kayakna aku belum ingin kerja saat ini,” suara Nada terdengar sedih tapi gadis itu mencoba terlihat biasa saja. Tiba-tiba telepon Nadhifa berdering, Nadhifa segera menerima panggilan masuk dan menjawabnya. Nada dan Sofia kemudian mengubah topik pembicaraan mereka karena Nada terlihat enggan membicarakan hal itu. Di sisi lain Azzam tampak terlihat fokus pada jalan di depannya. Beberapa kali matanya tanpa sadar menatap Nada yang hari ini terlihat lebih banyak menundukkan kepalanya, bahkan saat bicara dengan Sofia dan Nadhifa gadis itu tak menatap kedua temannya. Sama sekali taka da kecerian seperti yang terlihat seperti biasanya.Setengah jam kemudian mereka sampai di sebuah kafe tempat mereka biasa berkumpul. Ketiga gadis itu segera duduk melingkari kursi yang ada di rooftop bangunan kafe yang cantik sementara Azzam memilih pergi meninggalkan ketiganya dan berjanji akan menjemput mereka setelah mereka selesai karena masih ada urusan di kantornya. Dengan wajah cemberut Nadhifa akhirnya menyetujui permintaan Azzam dengan catatan Azzam harus segera dating begitu Nadhifa memberitahunya dan Azzam menyetujuinya. Azzam memeluk dan mencium puncak kepala Nadhifa sebelum meninggalkan tempat itu. Nada memaksakan diri untuk tertawa ringan melihat adegan itu karena tak ingin Nadhifa curiga ada sesuatu yang terjadi antara dirinya dan Azzam sedang Sofia langsung meledek keduanya seperti biasanya. Azzam memang selalu bersikap mesra pada Nadhifa dan Nada sudah terbiasa dengan hal itu tapi kali ini dia merasa sesuatu yang nyeri menikamnya. “Ini hanya perasaanku saja atau kalian juga merasa kalau Kak berubah? Dia kelihatan gak seperti biasanya,” komentar Sofia setelah Azzam menjauh dari tempat itu, Sofia menatap Azzam yang berjalan menuju tangga dengan tergesa. “Sebenarnya aku juga merasa gitu kok. Aku kurang tahu persis kenapa tapi kayaknya ada hubungannya dengan proyek besar yang tanganinya,” desah Nadhifa. Sesungguhnya Nadhifa merasa kuatir dengan perubahan yang tanpa sengaja Azzam perlihatkan akhir-akhir ini, calon suaminya itu terlihat lebih pendiam dan tak banyak bicara ***

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD