PART 45 – SEBATAS SALING MENGENANG. Sekali saja. Bolehkah aku berandai. Jika engkau dapat kugapai. Bahkan dalam riuhnya badai. Menemui Azka seorang diri, membuat sedikit rasa takut hadir di benak Aira. Rasa takut untuk suatu rasa yang tak bisa ia pungkiri. Dengan berbagai pertimbangan, Aira akhirnya meminta Maya menemaninya ke tempat Azka. “Oh ya May. Nanti pulang sekolah temani aku ya,” ajak Aira. “Kemana?” Aira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Hmmm Mas Gara meminta aku mengambil bingkisan di pabriknya. Mainan Alvin.” “Memang ayahnya Alvin belum kembali juga?” Aira menggeleng. “Dia langsung ke Medan.” “Terus bingkisannya dititip di pabrik gitu?” “Iya, dititip sama atasannya.” Mendengar itu Maya langsung membola. “Pak Azka yang ganteng itu?” Aira menga