Tiga Puluh Dua

1549 Words

Hari semakin siang, namun Elvina belum mau beranjak dari tempat tidurnya. Bergelung nyaman di dalam selimut tebal berwarna putih miliknya. Seolah tak pernah berkeinginan untuk beranjak dari tempat tidur yang terasa sangat nyaman membelai tubuhnya. Hingga Dimas masuk ke kamar dan melihat Elvina yang masih melamun. Dia pun duduk di ranjang, mengusap kepala Elvina dengan lembut. “Makan yuk,” ucapnya yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Elvina. “Kasian bayi kita, Sayang.” Elvina hanya melirik pada Dimas seolah tak menaruh minat dengan apa yang diucapkannya. “Sedikit aja, ya?” ucap Dimas setengah memohon. Elvina menoleh ke arah jam dinding, sudah hampir pukul sepuluh. Anehnya meskipun dia hanya makan sedikit malam tadi, perutnya sama sekali tak terasa lapar sama sekali. Elvina kini

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD