Tiga Puluh

1662 Words

Dimas sampai di rumah Elvina tepat pukul tujuh malam, melepaskan pegangan kopernya ketika melihat tenda yang masih berdirim serta kursi yang masih tersusun, juga bendera kuning di depan rumah Elvina, menandakan kedukaan yang mendalam dari pemilik rumah tersebut. Tak jauh dari rumah Elvina, Dimas melihat mobil milik ibunya, dia yakin ibu masih ada di dalam, meskipun di luar telah sepi karena prosesi pemakaman telah diselesaikan sore tadi. Dimas melihat pintu yang terbuka dan berjalan lunglai menuju dalam rumah tersebut. Tampak Dean yang duduk di sofa, melirik ke arahnya dan langsung bangkit, memasang tampang kesalnya dengan mengepalkan tangan, mendorong Dimas hingga menubruk pintu. “Kemana aja! Baru datang sekarang! Masih punya muka kamu Mas?!” Dean menarik tangan dan mengambil posisi i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD