8. Diincar

219 Words
"Mampir toko buku dulu deh, Kak." putus Kirana kemudian. "Aku suka lama pilih buku, kalau bosan kakak tunggu aja di kafenya. Nanti selesai aku ke sana," ujar Kirana lagi. Awalnya sulit bagi dia untuk akrab dengan Dena. Tapi pria itu terus memancing obrolan dan topik-topik seru yang membuat Kirana sadar jika Dena adalah orang yang cukup asyik. Paling tidak, Dena lebih bisa diajak berkompromi daripada ajudan ayahnya. Kirana sempat beberapa kali dikawal ajundan ayahnya, hal ini membuat Kirana mati kutu. Ia bahkan tidak punya kebebasan untuk melipir sepulang sekolah. Beruntung kakak sepupunya ini segera datang dan menyelamatkan Kirana dari pengawal kaku itu. Kirana bukan tidak tahu jika ayahnya terkadang menyiapkan satu-dua pengawal di sekitarnya. Baik secara terang-terangan atau dalam pakaian preman seperti yang sudah-sudah. Kirana hanya mencoba mengerti kekhawatiran sang ayah dikarenakan ia adalah putri tunggal. Sementara itu Dena yang fokus dengan kemudi sesekali melirik melalui kaca tengah mobil, ia melihat motor yang sama mengikuti mobilnya. Sebelum ini, Dena sudah bertanya pada Jendral Dedi, ia mengira orang-orang itu adalah anak buah yang Jendral Dedi utus untuk mengawasi putrinya dari jauh, tapi jawaban Jendral Dedi malah sebaliknya. "Tidak ada. Sejak kamu datang, semua pengawalan Kirana saya percayakan sama kamu." Lalu siapakah orang-orang ini? batin Dena. Otaknya mulai menyusun rencana untuk menjebak para penguntitnya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD