Bab 2

1179 Words
Jakarta Di rumah mbah Sakiman, Masih di dapur.. "Tapi mbak Aisyah", kata Paijo. "Tapi apa mas jo ?", tanya Aisyah. "Tapi harus berhati-hati pada mbah Jumirah juga, karena mbah Jumirah akan selalu berada di dekat mbak Titah, nanti akan saya bicarakan dulu pada mbah Sakiman mengenai ini", jawab Paijo. "Tolong saya ya mas jo", kata Aisyah. "Iya mbak, tenang saja", sambung Paijo. Di ruang tv.. "Permisi mbah Jumirah, mbah Sakiman", kata Paijo. "Inggih jo" (Iya jo), sambung mbah Sakiman dan mbah Jumirah. "Apunten mbah Sakiman, enten ingkang karep kula bicarakan kaliyan mbah Sakiman sekedhap pareng ?" (Maaf mbah Sakiman, ada yang ingin saya bicarakan dengan mbah Sakiman sebentar bisa ?), tanya Paijo. "Boleh jo, ya sudah cepat", jawab mbah Sakiman. "Apunten sekali iseh mbah Sakiman, sanes ing mriki tapi ing ngajeng, sekedhap kamawon" (Maaf sekali lagi mbah Sakiman, bukan disini tapi di depan, sebentar saja), kata Paijo. "Oh gitu, oke, kita ke depan sekarang, diajeng temani Titah saja ya disini", sambung mbah Sakiman. "Inggih kang mas" (Iya kang mas), kata mbah Jumirah. Di teras depan rumah mbah Sakiman.. "Kamu mau membicarakan soal apa jo, emm tunggu kamu mau membicarakan soal pinjaman uang ya ?", tanya mbah Sakiman. "Tidak mbah Sakiman, bukan itu", jawab Paijo. "Lah terus soal apa ?", tanya mbah Sakiman lagi. "Ini soal mbak Aisyah, mbah Sakiman", jawab Paijo lagi. "Soal Aisyah, emmmmmm maksudnya ?", tanya mbah Sakiman lagi. "Biar saya jelaskan ya mbah Sakiman, jadi seperti ini..", jawab Paijo yang menjelaskannya pada mbah Sakiman. Satu jam kemudian.. Masih di teras depan rumah mbah Sakiman lagi.. "Oh jadi seperti itu ya, baik saya bantu, tapi nanti ya setelah sarapan pagi, saya ajak istri saya keluar rumah sekalian ada yang ingin saya beli juga", kata mbah Sakiman. "Oke, nanti berkabar saja ya mbah Sakiman", sambung Paijo. "Oke nanti saya w******p ya, ya sudah saya ingin lanjutkan sarapan", kata mbah Sakiman lagi. "Inggih mbah Sakiman" (Iya mbah Sakiman), sambung Paijo lagi. "Emmmm!!", seru mbah Sakiman. "Sudah selesai, tinggal memberitahu mbak Aisyah, aduh sakit..", kata Paijo. "Itu si Joya, ngapain dia di situ, samperin saja deh, jo.., loh kamu kenapa jo ?", tanya Puji. "Habis kejedot tembok Puji, puyeng, ih tuh..", jawab Paijo. "Tuh kenapa jo ?", tanya Puji lagi. "Itu ada burung di kepala saya, yah pingsan deh saya", jawab Paijo lagi. "Eh jo jangan pingsan jo, haduh bagaimana ini ya Allah, jo bangun, bangun jo", kata Puji. Di meja makan.. "Kok lama sih kang mas, Paijo kenapa kang mas pinjam uang lagi ya ?", tanya mbah Jumirah. "Tidak diajeng bukan masalah pinjam uang kok, Paijo hanya mengingatkan saya saja, jadi tidak beli barang yang saya ingin saya beli", jawab mbah Sakiman. "Oh begitu, lalu kang mas jawab apa ?", tanya mbah Jumirah lagi. "Saya jawab jadi, saya pergi dengan kamu ya diajeng, Titah biar di rumah saja, istirahat ya nak", jawab mbah Sakiman lagi. "Inggih mbah" (Iya mbah), kata Titah. "Inggih kang mas" (Iya kang mas), sambung mbah Jumirah. "Ya sudah lanjut lagi sarapannya", kata mbah Sakiman. "Sarapan saya sudah habis kang mas, sarapan kang mas yang belum habis, saya mau siap-siap dulu ya kang mas", sambung mbah Jumirah lagi. "Inggih diajeng" (Iya diajeng), kata mbah Sakiman lagi. "Mumpung diajeng tidak ada disini, saya chat Paijo saja deh", kata mbah Sakiman di dalam hati. Percakapan mbah Sakiman dan Paijo lewat w******p. "Jo kunci mobil, kamu di rumah saja ya, nanti kamu ajak Aisyah ke kamarnya Titah saja sekalian kamu jelaskan tentang siapa Aisyah pada Titah", kata mbah Sakiman. "Oke, kalau begitu saya cari alasan pura-pura antar kunci mobil ke mbah Sakiman saja ya", sambung Paijo. "Oke..", kata mbah Sakiman lagi. Masih di meja makan.. "Emmmm ya sudah nak mbah tinggal ke kamar ya, kamu istirahat gih ke kamar", kata mbah Sakiman. "Inggih mbah" (Iya mbah), sambung Titah. "Ya Allah semoga berhasil, aamiin", kata mbah Sakiman di dalam hati. Di dapur.. "Ji, Puji", kata Paijo. "Inggih jo, ngapa ?" (Iya jo, kenapa ?), tanya Puji. "Mbak Aisyah endi, kowe delok mbak Aisyah ra ?" (Mbak Aisyah mana, kamu lihat mbak Aisyah tidak ?), tanya Paijo. "Aku neng kene jo, ngapa ?" (Saya disini jo, kenapa ?), tanya Aisyah. "Iki dibaca mbak" (Ini dibaca mbak), jawab Paijo yang memberikan hpnya pada Aisyah. "Alhamdulillah", kata Aisyah mengucapkan rasa syukurnya. "Oh ya saya lupa mau antar kunci mobil ke mbah Sakiman dulu ya", sambung Paijo. "Iya jo", kata Aisyah. Sementara itu Irfandi, Arfan, dan teman-temannya sedang kumpul di rumah pak Joko datanglah mbah Sakiman untuk bertemu dengan pak Joko. Mbah Sakiman beralasan pada istrinya (mbah Jumirah) ingin membeli sesuatu, sebenarnya ingin bertemu pak Joko untuk membicarakan sesuatu yaitu soal perjodohan anak temannya dengan cucunya. Sedangkan di rumah mbah Sakiman, Paijo mengajak Aisyah ke kamar Titah untuk menceritakan siapa Aisyah itu sebenarnya dan ada hubungan apa antara Titah dan Aisyah, Aisyah meminta bantuan Titah. Titah ingin membantu Aisyah, ketika mbah Sakiman dan mbah Jumirah pulang Titah bertanya pada mbah Jumirah tujuannya agar mbah Jumirah dapat menerima Aisyah sebagai cucu menantunya. Di hari itu Titah gagal meluluhkan hati mbah Jumirah untuk Aisyah, Titah pun tidak menyerah sampai di situ saja, hari demi hari Titah selalu berusaha dan terus berusaha, sampai akhirnya Titah pun bertemu dengan Hakim. Hakim adalah anak dari temannya pak Joko yang akan di jodohkan olehnya, selain Hakim, Titah juga bertemu dengan Arfan, Kamil, Rizky, Irfandi, dan Irwan, ke enam pemuda itu (termasuk Hakim) sangat mengagumi Titah. Sehingga ke enam pemuda itu bersaing untuk mendapatkan Titah yang berstatus janda, Hakim mengetahui Titah adalah janda dari ayahnya, karena dia yang akan di jodohkan olehnya, Titah juga tidak ragu untuk menceritakan semuanya tentang dirinya, Hakim pun semakin kagum pada kejujuran Titah. Mbah Sakiman yang mengetahui Titah dan Hakim semakin dekat, akhirnya berbicara kalau selama ini mereka didekatkan, di pertemukan, dan dijodohkan. Karena dua-duanya (Hakim dan Titah) sama-sama saling menyukai Titah menerima lamaran dan pinangan dari Hakim. Sebelum Titah dan Hakim menikah, Titah meminta satu permintaan pada mbah Jumirah agar mbah Jumirah bisa menerima Aisyah sebagai cucu menantunya bukan sebagai pembantu di rumah. Dua hari sebelum pernikahan Titah dan Hakim, mbah Jumirah pun sudah membuka hatinya untuk Aisyah dan Aisyah di sayang dan sudah tidak di anggap sebagai pembantu lagi. Di rumah pak Joko, Di depan rumah pak Joko.. "Wan..", kata Arfan. "Ngapa fan ?" (Kenapa fan ?), tanya Irwan. "Sesuk kegiatanmu apa ?" (Besok kegiatanmu apa ?), tanya Arfan. "Ra ngerti, durung ana kegiatan apa-apa, rasane uga lumuh aku kanggo kemana-mana, sesuk pekan ta dina libur bokmenawa aku neng omah wae" (Tidak tahu, belum ada kegiatan apa-apa, rasanya juga malas saya untuk kemana-mana, besok minggu kan hari libur mungkin saya di rumah saja), jawab Irwan. "Oh, kalau kamu ky ?", tanya Arfan lagi. "Tidak kemana-mana sama dengan Irwan, di rumah saja, biasa main game hehe", jawab Rizky. "Mil..", kata Arfan lagi. "Mancing fan", sambung Kamil. "Oh mancing, ya sudah aku ikut kamu saja kalau begitu besok ya, ikut mancing hehe", kata Arfan lagi. "Aku juga", sambung Irwan. "Aku juga ya, ikut", sambung Rizky. "Oke..!!, adikmu gak ikut fan ?", tanya Kamil. "Tidak tahu mil, nanti saya tanya dia, belum selesai bantu ibu", jawab Arfan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD