Awal

852 Words
Lidya Pov. Ku lirik jam dinding menunjukan pukul 8 malam, tubuhku sangat capek hari ini toko sangat ramai karena hari ini sabtu dan biasanya kalau akhir minggu begini tokonya ramai sampai malam. Jam kerjaku sebenarnya dari pukul 8 pagi sampai jam 5 sore, tapi jika pulang diatas jam 5 tentu mbak Ari akan menghitungnya lembur. " Mbak aku pulang dulu ya " Pamitku pada pemilik toko mbak Arimbi. " Iya Lid trimakasih untuk hari ini ya " " Sama sama mbak permisi " Mbak Arimbi itu orangnya baik banget,bukan cuma sama aku saja tapi kesemua karyawan tokonya. makanya para karyawan mbak Arimbi pada betah kerja disini termasuk aku yang sudah 5 tahun lamanya. " aku pulang dulu ya Nin " aku berpamitan pada Nina teman kerjaku, dia ini kerjanya jam 5 sore sampai toko tutup. " ok mbak " Kuputuskan untuk segera pulang dan mengistirahatkan tubuhku. supaya besok pagi aku tidak telat bangun. Setiap pagi itu banyak sekali pekerjaan rumah yang menanti sebelum aku berangkat kerja. Membuat sarapan, Mencuci baju , Membersihkan rumah. Yah begitulah setiap harinya,aku seperti pembantu dirumahku sendiri. Sampai sekarang pun mamaku masih membenciku atas meninggalnya papa. Sebenarnya aku iri bagaimana mamaku memperlakukan kakaku dan adiku yang sangat berbeda dengan diriku. Kakaku Laura dan adiku Luna, mereka bahkan tidak pernah melakukan pekerjaan rumah apapun itu semuanya dibebankan padaku. kata mamaku mereka berdua harus fokus belajar. Aku yang hanya lulusa SMA sementara kakaku dan adiku bisa melanjutkan kuliah. dan sekarang kakaku sudah mangang kerja di kantor kekasihnya. Aku malas berdebat, aku hanya bisa pasrah mamaku memperlakukanku seperti anak pungut aku sendiri heran padahal aku ini anak kandungnya dia yang melahirkanku tapi bagaimana bisa dia sangat membenciku. Sampai rumah aku melihat ada dua mobil mewah terparkir dihalaman. yang satu itu mobil sport merah yang aku hafal betul itu mobilnya kak Daniel pacarnya kakaku Laura. dan yang satu itu entahlah mobilnya siapa aku tidak tau. sepertinya tamu penting. Segera aku memasuki rumah " Assalamualaikum " Oh ternyata disana ada keluarganya Om Dean versi lengkap bersama istrinya tante Rosa dan kedua anaknya. Om Dean ini adalah sahabat almarhum papaku. seingatku dulu papa juga bekerja di kantornya. dulu juga beliau sering datang kerumah . Om Dean ini orangnya Dingin banget, irit bicaranya dan minim ekspresi datar banget deh wajahnya. dan itu menurun pada kedua anaknya yaitu kak Damian dan kak Daniel pacarnya kak Laura. " malam om tante " sapaku pada mereka lalu salim mencium tangan mereka. " hmmm... " Om Dean hanya menggumam. " kamu baru pulang " Tante Rosa menatapku dengan tatapan judes tidak suka. " iya tante " Tante Rosa ini orangnya sebelas duabelas sama mamaku, ke aku judes banget tapi beda sekali perlakuanya ke kakak dan adiku beliau ini sayang banget ke mereka, kalau mereka sedang kumpul berempat mereka sangat klop sekali. entahlah aku sendiri tidak tau apa salahku hingga membuat tante Rosa tidak menyukaiku. sungguh sial sekali perempuan yang jadi menantu tante Rosa kelak. Kak Damian dan kak Daniel hanya meliriku sekilas. Aku menoleh pada mamaku Diana, dan mamaku menatapku tajam seolah olah berkata cepat pergi dari hadapan kami. Akupun segera permisi pergi. Dari dapur samar samar aku mendengar percakapan mereka ternyata membahas pernikahan kakaku dan kak Daniel. Kak Lau dan kak Daniel ini pacaran sudah lama, mereka putus nyambung udah biasa. kadang aku heran apa yang membuat kak Laura bisa jatuh cinta sama kak Daniel la wong kak Daniel itu persis duplikatnya om Dean oh iya kak Damian pun sama. mukanya datar sedatar tembok dan dingin sedingin kulkas. ya mungkin benar kata orang cinta itu buta. dan juga umur kak Lau dan kak daniel itu beda jauh banget 5 tahun. Dulu waktu kita masih kecil memang om Dean juga sering membawa mereka berdua untuk main kerumah. Percakapan mereka di d******i oleh mamaku dan tante Rosa. Aku turut berbahagia untuk kakaku sebentar lagi akan menikah dan setidaknya calon mertua kakaku sangat menyayanginya. akupun segera naik ke lantai atas ke kamarku untuk beristirahat. *** Pukul 10 malam aku keluar dari kamar, rupanya tamunya sudah pulang dan kulihat kak Lau masih duduk sendiri di sofa menonton acara tv. " kak beneran mau nikah " tanyaku exicted. " iya dek " jawabnya lebut ya seperti itulah kakaku dia itu orangnya kalem lembut, dia juga yang sering ngebelain aku di depan mamaku. " aku ikut seneng kak akhirnya kakak nikah juga semoga lancar ya kak " " makasih adeku " dia memeluku sekilas kulihat kak Laura begitu bahagia. " Rencananya kapan kak ? " " 3 bulan lagi dek " " sekali lagi selamat ya kak semoga pernikahan kakak langgeng samapai maut memisahkan " Wajah kakaku pun berbinar binar terlihat sekali aura bahagia menyelimutinya. Kakaku ini orangnya pinter, cantik, langsing, tinggi, kulitnya kuning langsat pun sama persis dengan adiku pokoknya duplikatnya mamaku banget. Beda sekali dengaku sangat kontras dengan mereka,badanku cukup berisi pada tempatnya. ini yang membuatku minder ukuran dadaku dan bokongku lebih besar, perempuan lain mungkin akan bangga memiliki aset seperti punyaku,aku selalu menyiasatinya dengan berpakaian yang lebih besar ukuranya.kulitku putih bersih banyak yang bilang aku ini sangat cantik dibanding kedua saudaraku. orang orang bilang aku ini duplikat dari papaku versi perempuan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD