Kekesalan Laras

1210 Words
Suasana pagi ini terasa hangat saat mama Della, Alvin dan Laras kini tampak sedang menikmati hidangan sarapan pagi dengan suasana hening tanpa ada yang berani mengucapkan satu patah katapun saat mereka bertiga sedang berada di meja makan seperti saat ini. “Papa.. Apa Laras boleh minta tolong ambilkan ayam rica itu? Laras ingin nambah makan lauknya pagi ini. Tapi Laras ingin papa yang mengambilkan lauk itu untuk Laras,” ucap Laras dengan sengaja kepada sang kekasih hatinya itu. “Kamu sudah dewasa Laras. Kamu juga bisa ambil lauk itu sendiri Laras. Kenapa kamu minta tolong sama papa segala sih Laras,” sahut mama Della. Laras berdecak kesal saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang mama kepada dirinya pagi hari ini. Laras meletakan sendok dan garpu di atas piring lalu beranjak dari tempat duduknya dan mengambil tas kerja yang berada di kursi samping kirinya itu. Laras melangkahkan kaki menuju ke arah pintu utama tanpa mengucapkan satu patah katapun kepada sang mama dan sang papa sambungnya itu. Laras bahkan tidak berpamitan kepada mama Della dan Alvin sebelum berangkat ke kantor pagi hari ini. Ya. Laras merasa kesal dengan apa yang diucapkan oleh sang mama kepada dirinya beberapa saat yang lalu. Laras hanya meminta tolong kepada sang papa sambungnya sekaligus sang kekasih hati untuk mengambil lauk ayam rica. Namun sang mama melarang dengan ucapan yang sangat menyebalkan bagi Laras pagi hari ini. Huft.. Alvin menghela nafas berat saat melihat sikap yang ditunjukan oleh Laras putri tiri sekaligus sang kekasih hatinya itu. Ya. Alvin tahu jika sang kekasih hatinya itu pasti kini sedang dalam keadaan marah akibat apa yang diucapkan oleh sang istri kepada dirinya beberapa saat yang lalu. “Kamu seharusnya tidak bersikap seperti itu kepada anak kamu, sayang. Katanya kamu ingin aku dekat sama anak kamu. Kenapa kamu bersikap seperti itu? Kalau kamu bersikap seperti itu bagaimana aku dan anak kamu bisa lebih dekat sayang?” ucap Alvin. Mama Della memejamkan mata sejenak untuk menenangkan diri dengan apa yang baru saja dilakukan oleh dirinya kepada sang putrinya itu. Ya. Mama Della tahu jika apa yang telah dilakukan oleh dirinya kepada putri kesayangannya itu salah sehingga sang putri kesayangannya itu marah kepada dirinya pagi hari ini. Namun mama Della tidak memiliki niat jelek kepada sang putrinya itu saat ini. “Iya mas. Della minta maaf karena Della telah emosi mas. Tapi Laras kan sudah besar mas. Laras tidak boleh manja seperti itu mas,” balas mama Della. Alvin mengulas senyuman hangat ke arah sang istri tercintanya itu. “Mas rasa itu hal yang wajar sayang. Laras kan sudah tidak memiliki papa lagi. Jadi mas pikir wajar jika Laras merindukan sosok papanya sayang. Mas tidak apa-apa jika mas menggantikan sosok papanya Laras, sayang.” “Iya mas. Terima kasih iya mas,” sambung mama Della. “Iya sayang,” tukas Alvin. Taka lama kemudian, Alvin dan mama Della berangkat ke kantor setelah mereka berdua menikmati sarapan pagi hari ini dengan mengendarai mobil mereka berdua masing-masing karena kantor milik mama Della dan Alvin berbeda arah dengan jarak yang cukup jauh sehingga mereka berdua berangkat dengan mobil mereka berdua masing-masing setiap hari. *** Laras masih merasa kesal dengan sikap sang mama kepada dirinya hari ini. Ya. Walaupun Laras kini telah berada di ruangan pribadinya. Namun Laras masih merasa sangat kesal dengan sikap sang mama yang sangat menyebalkan kepada Laras pagi hari ini. “Kamu kenapa Laras? Kenapa wajah kamu sudah ditekuk seperti kertas begitu pagi ini? tanya Alma saat melihat air muka Laras yang tampak kesal pagi hari ini. “Berisik. Kamu ada apa ke ruangan aku pagi ini?” jawab Laras sembari melontarkan pertanyaan dengan nada tinggi. Alma yang dapat mengerti jika atasannya itu kini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja lantas memutuskan untuk mengalihkan perhatian ke topik lain agar atasannya itu tidak semakin merasa kesal saat ini. “Saya hanya ingin memberi tahu jadwal ibu Laras hari ini. Ibu Laras ada meeting pukul sepuluh pagi hari ini,” balas Alma. “Kamu persiapkan materi meetingnya dan kirim ke email aku saat ini juga,” sambung Laras. “Saya sudah kirim materi meeting ke email inu Laras sebelum saya masuk ke ruangan ibu Laras tadi,” seru Alma. Laras menepuk keningnya dengan pelan setelah mendengar apa yang diucapkan oleh asisten pribadi mendiang sang papa itu. Sungguh.. Laras menjadi tidak fokus dengan pekerjaan di kantornya akibat Laras masih merasa kesal dengan sikap sang mama kepada dirinya pagi hari ini. “Kamu boleh keluar dari ruangan aku saat ini juga. Aku akan mempelajari materi meeting pagi hari ini,” ucap Laras setelah Laras dapat mengendalikan dirinya saat ini. “Baik bu. Permisi,” balas Alma sembari membungkukan setengah badannya sebelum pergi keluar meninggalkan ruangan pribadi atasannya itu. “Iya Alma,” tukas Laras. Alma melangkahkan kaki pergi keluar meninggalkan ruangan atasannya itu setelah atasannya menjawab apa yang diucapkan oleh Alma. Sementar itu, Laras memutuskan untuk kembali fokus dengan pekerjaan di kantor dan melupakan rasa kesalnya kepada sang mama untuk saat ini. Laras mempelajari materi meeting pagi hari ini dengan fokus dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam meeting nanti. *** Alvin mendekap tubuh sang kekasih hatinya itu yang kini sedang berada di dapur setelah Alvin tiba di rumah sore hari ini. Ya. Alvin yang merasa gelisah karena Alvin tidak mendapat kabar dari sang kekasih hatinya itu selama satu hari ini lantas memutuskan untuk kembali ke rumah lebih cepat hari ini. Alvi sudah merasa tidak sabar untuk bertemu dengan wanita yang kini telah menjadi kekasih hatinya itu. Laras yang kini sedang menutup botol kaca terkesiap saat merasa ada yang mendekap tubuhnya dari belakang dengan posesif dan penuh rasa sayang sore hari ini. Senyuman samar terukir di wajah Laras saat Laras melihat tangan siapa yang kini sedang berada di pinggangnya itu. Perasaan bahagia menyelimuti di dalam hati Laras saat mengetahui jika yang kini sedang mendekap tubuhnya dari arah belakang itu tangan kekar dan lebar milik sang papa sambung sekaligus sang kekasih hatinya itu. “Kenapa kamu tidak menghubungi mas satu hari ini sayang?” tanya Alvin yang kini sedang menumpukan dagu di bahu sang kekasih hatinya itu sembari meniup indera pendengaran Laras dengan lembut. Laras merasakan sensasi yang berbeda di dalam tubuhnya setelah Laras mendapatkan tiupan lembut di indera pendengarannya dari sang kekasih hatinya itu. Laras menumpukan telapak tangan di atas telapak tangan kekar dan lebar sang kekasih hatinya itu yang kini masih melingkar di pinggangnya. Laras bahkan mengusap telapak tangan sang papa tirinya itu dengam sentuhan lembutnya yang dapat membangkitkan jiwa laki-laki Alvin sore hari ini. “Laras sibuk mas,” jawab Laras. “Apa kamu marah sama mas akibat peristiwa tadi pagi sayang?” tanya Alvin yang semakin emnegratkan dekapan di tubuh sang kekasih hatinya yang masih wangi itu. “Jangan diingatkan lagi tentang peristiwa tadi pagi mas. Kalau mas masih mengingatkan Laras tentang peristiwa tadi pagi. Laras akan marah sama mas,” balas Laras. Alvin mengecup puncak kepala sang kekasih hatinya itu dengan dalam dan penuh rasa sayang. “Iya sayang. Kita bahas kita saja iya sayang. Kita duduk di taman belakang rumah yuk sayang.” “Iya mas,” tukas Laras. Laras dan Alvin melangkahkan kaki menuju ke arah taman belakang rumah dengan saling bergandengan tangan dan berdekapan mesra sore hari ini. “I love you,” ucap Alvin. “Me too,” balas Laras.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD