Zhen segera berdiri, menarik tangan Isla lembut. Kedua matanya menatap tegas agar Isla ikut dengannya keluar dari gerai cemilan favorit mereka itu. Ya, lebih baik segera pergi, sebelum para ladies yang overdosis menonton serial di televisi ikan terbang menyindirnya kembali. Begitu keluar dari gerai, Isla hendak menarik tangannya dari genggaman Zhen, namun Zhen bertahan, tak membiarkan Isla melepaskan diri. “Kita naik taksi ga apa-apa kan La?” “Hmm.” “Isla...” Isla tak menyahut, gusar. “Isla...” Ia masih diam saja, menahan kedongkolan. “Isla...” “Mas ih, udah sih!” ketus Isla akhirnya. Zhen tau, Isla benar-benar marah padanya. “Kamu lebih dengerin omongan orang-orang yang ga kamu kenal itu daripada aku?” Isla tak menyahut lagi. “Ya udah, ayo aku antar kamu pulang.”