Bab 3

1133 Words
Malam sudah sangat larut, Aaron dan Skyla baru tiba di hotel penginapan mereka pukul dua dini hari, Skyla sudah tertidur sejak tadi. Tak heran gadis ini ketiduran Skyla pasti lelah beberapa hari ini waktu tidurnya tersita oleh pekerjaan yang begitu padat terlebih energy yang di miliki manusia biasa sangat berbeda dengan yang Aaron miliki. Di tatapnya lamat wajah Skyla tak tega membangunkan gadis yang terlelap ini, tak terasa sudah hampir sepuluh bulan Skyla bekerja sebagai asisten Aaron, sesuatu yang perlu di apresiasi karna sebelumnya asisten Aaron hanya akan bertahan sebelum satu bulan berlalu. Tangan Aaron terulur menyelipkan anakan rambut skyla kebelakang telinga. Aaron baru sadar akan suatu hal yang selama ini ada di dekatnya, Skyla memiliki rupa yang menawan dan darah yang manis menyegarkan. Aaron memposisikan dirinya duduk dengan tatapan lurus kedepan berpikir apa perlu dia membawa Skyla masuk dengan cara menggendongnya atau membangunkan gadis ini? Dan beberapa saat berlalu Aaron membaringkan Skyla di tempat tidurnya, menyelimuti skyla, pada akhirnya dia tetap tidak tega membangunkan asisten mudanya yang tertidur ini. Aaron menggulung lengan kemejanya sampai siku kemudian berjalan kearah jendela menatap view di luar. Kedua kancing atas kemejanya ia buka dengan dasi yang di longgarkan, pemandangan benda putih terlihat di atas atap-atap rumah, salju putih yang menenangkan setidaknya begitulah menurut Aaron. Lelaki itu berjalan kearah sofa duduk dengan mengacak rambutnya frustasi entah karena apa. Kepalanya menatap kedepan ke arah tempat tidur di mana terbaring seorang gadis bernama Skyla. Gadis pendatang yang baru dia kenal tapi sudah sedikit merubah beberapa perilakunya. Aaron membaringkan diri di sofa menopang kepala dengan kedua lengan yang di gunakan sebagai bantal, matanya terpejam sampai dia pun tertidur dalam mimpinya ia bertemu Nina wanita yang telah melahirkannya itu tersenyum mengusap kepalanya ada rasa bahagia di mata nina namun rasa bahagia itu tiba-tiba menghilang wajahnya berubah sedih air matanya mengalir melewati pipi. “Jangan menangis aku tidak ingin melihat mama menangis” Aaron mengusap air mata nina. Nina mengangguk “Jaga adikmu jangan sampai dia melakukan hal di luar kemampuannya” dan tubuh nina seakan memudar tangannya terulur mencoba kembali meraih Aaron tapi tidak mampu untuk ia gapai. Aaron terlonjak dari tidurnya menopang wajah dengan kedua tangannya yang dingin lalu mengusapnya dengan kasar. “Kenapa harus mimpi yang sama” Gumam Aaron, Tangan dia mengangkat selimut di depannya. Selimut? pasti Skyla yang melakukan ini. Skyla sendiri masih tertidur hanya saja tidak memakai selimut dan gadis itu sepertinya juga kedinginan terlihat bagaimana cara tidurnya yang meringkuk seperti bayi. Aaron menghela nafas pelan sambil mengembalikan selimut pada Skyla. Bagaimana gadis ini memberikan selimut jika dia sendiri kedinginan. Aaron menggeleng tak habis pikir, di lihatnya arloji di tangan kanannya yang menunjukkan pukul empat dini hari. “Kenapa anda memberikan selimutnya?” Aaron menoleh ke samping, Skyla sudah duduk di tempat tidur sambil mengucek sebelah matanya “Aku tidak memerlukan selimut lebih baik kamu pakai saja lagian di luar cuaca sedang dingin” “Tapi kamu sendiri hanya memakai kemeja yang tipis tidakkah itu dingin?” “Sky!” ucap Aaron. “Iya” jawab Skyla. “Bisakah kamu diam? Aku tidak suka menerima perlawanan” Skyla menggaruk kepalanya "aku tidak bisa berjanji meskipun anda adalah atasan saya, kamu membawaku yang ketiduran di mobil dan aku tidak protes tapi kenapa saat aku memberikan selimut untukmu, kamu justru memprotes” Skyla turun dari tempat tidur berdiri berhadapan dengan Aaron. “Selama aku bekerja denganmu awalnya kamu itu menyebalkan tapi itu menjadi tantangan tersendiri bagiku. Aku hanya ingin melihat satu senyuman dari bibir mu tapi rasanya itu sulit sekali atau mungkin kamu tidak bisa senyum?” Skyla mengucapkan kalimatnya dengan lancar di selingi nada jahil di setiap kata dan raut wajahnya. “Tapi ya sudahlah” Skyla menepuk kedua sisi lengan Aaron “Maaf ya pak kalau saya bersikap seperti ini karna dengan begini saya memiliki alasan untuk bertahan menjadi asisten bapak” kekeh nya. Aaron mengerutkan dahinya “Tidak usah bingung teman-teman saya juga dulu sering melakukan hal serupa bahkan ada yang mengatakan aku ini gila tidak peduli situasi dan keadaan aku akan melakukan apa yang aku suka, tapi aku tidak jahat jika itu yang anda takutkan” Skyla menyilangkan kedua tangannya. “Aku jamin kamu tidak akan bosan dengan adanya aku sebagai asisten bapak, selain mengisi tempat yang sepi saya juga akan berusaha menghibur bapak hitung-hitung dapat hadiah senyuman dari bapak. Langit masih gelap lebih baik saya kembali istirahat anda juga perlu istirahat pak!” Skyla berbalik “oh satu lagi-” tapi kalimatnya terpotong tatkala Aaron membekap bibirnya. “Hentikan ocehanmu aku bisa saja memecatmu sekarang juga” Sela Aaron. Gadis itu melepaskan tangan Aaron dari depan bibirnya. “Silahkan saja toh yang rugi anda jika anda memecat saya masih banyak kok perusahaan yang akan menerima murid pintar ini” Skyla tersenyum puas, terserah kata-katanya terdengar keterlaluan dan terserah jika Aaron benar-benar akan memecatnya. Lelaki itu menghela nafasnya ‘Jika Skyla mengundurkan diri maka itu artinya tidak ada kemungkinan bagiku untuk menikmati darah skyla lagi’ batin Aaron. “You win” Aaron meninggalkan Skyla, gadis itu sendiri menutup wajahnya dengan bantal setelah kepergian aaron, gemas sendiri dengan kelakuannya barusan. Suatu hari nanti dirinya akan membuat si beku itu mencair. Ucap Skyla pada dirinya sendiri dengan pasti. Heran saja lelaki yang biasa saja itu kenapa di takuti oleh  banyak orang. Jujur dia hampir memiliki semuanya, daya tarik, kepintaran, kesuksesan dan kewibawaan. Skyla sampai merasa iri dengan yang Aaron miliki, hanya menyukainya saja sepertinya tidak akan berpengaruh apa-apa. ________ 5 bulan kemudian Aland keluar dari dalam lift ia siap, siap untuk memulai hari kerja pertamanya senyum ceria tak luput dari bibirnya sapaan beberapa orang ia tanggapi dengan ramah tapi senyum itu menghilang saat ia masuk ke dalam ruangan Aaron. Beberapa kertas berceceran di lantai, bukan itu yang menjadi objek utama yang Aland lihat tapi dua orang yang ada di depannya. Bagaimana bisa kakaknya itu melakukan hal tak senonoh di dalam ruang kerjanya. “Apa yang kalian lakukan!” seru Aland. Aaron segera berdiri ini tak seperti yang Aland lihat ini hanya kecelakaan. Skyla juga mencoba berdiri dari tempatnya semula dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Aland. “Maaf ini hanya kesalah pahaman, saya akan membereskannya kembali” “Keluarlah aku perlu berbicara dengan kakak ku” Sahut Aland saat skyla akan mengambil kembali kertas yang sudah dia jatuhkan. “Baik” Aland menatap Aaron yang juga menatapnya “Apa ini yang kamu lakukan selama ini?” “Al. ini hanya kesalahan tadi Sky– terjatuh. dan aku hanya mencoba untuk membantu nya” ucap Aaron mencoba menjelaskan. Aland memejamkan matanya “Aku harap kamu tidak berbohong” katanya. Tapi tetap saja melihat bagaimana posisi mereka tadi pasti siapapun yang melihatnya akan berpikiran sama dengan apa yang dia pikirkan. Di sisi lain Skyla berdiri di luar pintu ruangan Aaron tangannya menyentuh bagian dadanya yang terkejut dengan kedatangan Aland yang tiba-tiba terlebih keadaannya tadi pasti dapat membuat orang lain salah paham. Semua itu pure ketidak sengajaan bahkan dirinya sendiri terkejut saat Aaron mencoba membantunya tapi malah kembali terjatuh. Kenapa harus hari ini, Skyla harap ini bukan awal permusuhan mereka. Tapi untuk apa mereka saling bermusuhan? Mereka adalah saudara tidak ada alasan bagi Skyla merasa ia sumber masalah di antara keduanya seakan dirinya adalah orang penting di antaranya yang sama-sama di inginkan. Mustahil apa yang ada di pikirannya itu akan terjadi. ______ Aku saranin baca Fathir yang pertama dulu ya. Tapi mau lanjut juga boleh. Semoga hari kalian menyenangkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD