RED - 8 : Birthday Party

2006 Words
Kerusakan 8 . “Earl of Lunadhia, Lord Neuri Turkadam Lycaon dan pasangannya, Miss Loqestilla Vent.” Usai sebuah nama diumumkan, berpasang mata segera teralihkan; meninggalkan gosip yang sempat didesiskan bersama teman, mengabaikan gelas sampanye yang seharusnya disesap sampai kandas, kue di atas piring bersusun pun tidak lagi menjadi prioritas. Itu, lihatlah siapa yang datang. Lord dari Lunadhia bersama seorang perempuan. Bukan perempuan sembarangan, karena telinganya seperti hewan, dengan surai berwarna merah tak wajar, mirip warna bulu rubah. Siapakah gerangan? . oOo . Pesta yang dihadiri Neuri adalah pesta ulang tahun keluarga Clemente. Tepatnya di kediaman megah Duke of Clemente, yang sekarang istri ke tiganya sedang berulang tahun. Duke dari Clemente memang dikenal dengan kesenangannya terhadap gadis-gadis muda nan jelita. Yang paling menarik perhatian, selalu berakhir menjadi isrinya. Sedangkan yang cukup cantik tetapi masih di bawah standarnya, berakhir sebagai gundik-gundiknya. Neuri tidak heran dengan kelakuan para bangsawan di Leifia yang suka poligami berlebihan. Sebab, Raja Besar Leifia, King Eirkr, pun punya kebiasaan yang sama. Mentang-mentang diberi anugerah oleh dewa sehingga tidak bisa mati sampai ribuan tahun lamanya, beliau jadi suka berkali-kali menikah. Bahkan lima tahun sekali, selalu ada upacara besar-besaran untuk pemilihan selir baru Raja Besar. Budaya patriarki yang menyebalkan. Neuri yang seorang laki-laki pun kadang risih sendiri jika memikirkannya. Neuri tidak membayangkan bagaimana perasaan para wanita. Pasti sangat terintimidasi, makan hati sampai ingin mati. Walau juga tidak bisa dipungkiri, jika sebagian besar wanita di Leifia mendambakan menjadi istri-istri bangsawan. Siapa pula wanita yang tidak ingin hidup sejahtera sampai tua, seorang idealis? Hal seperti itu terlalu langka. “Selamat ulang tahun, Nyonya Clemente.” Neuri mengecup punggung tangan Nyonya Clemente ke Tiga. Pada malam ulang tahunnya yang ke-29, Nyonya Clemente ke Tiga tampak paling bersinar. Gaunnya besar dengan warna emas memukau mata, renda-renda bertumpukan, pita-pita menjuntai anggun seperti selendang para dewi. Tidak hanya itu, dari tiga istri Duke of Clemente, istri muda inilah yang paling elok parasnya. Lihatlah itu mata biru saphire sejernih lautan, kulit putih dengan rona merah muda menggemaskan, suaranya merdu dan menghanyutkan telinga, tingkah lakunya anggun mengalahkan artis opera. Seandainya Nyonya Clemente ke Tiga menjadi janda, pasti masih banyak lelaki yang sudi meminangnya. Bahkan Neuri mengakui, jika Nyonya Clemente ke Tiga sangat masuk dalam kriteria wanita dambaannya. Sayang sekali wanita itu sudah bersuami. Selain itu, memperistri Nyonya Clemente ke Tiga juga cukup berisiko, sebab wanita itu juga bukan seutuhnya manusia. Dia seorang elf, salah satu peri penaung hutan, ksatria daratan berparas indah menyilau mata. Meskipun indah, tetapi para elf pandai memegang tombak, melesatkan panah, serta menembak sihir. Neuri tidak bisa membayangkan jika nyonya itu marah, mungkin perlu seribu nyawa untuk menghentikannya. “Terima kasih banyak, Lord Lycaon dari Lunadhia. Saya senang Anda menghadiri pesta perayaan ulang tahun ini.” Suara merdu Nyonya Clemente ke Tiga mengalun bagai nyanyian. “Suatu kehormatan bagi saya, My Lady.” Neuri tersenyum lembut, luka bakar di matanya tertarik membentuk garis-garis kerutan. “Oh, dan siapakah gerangan lady muda yang ada di belakang Anda?” Mata Nyonya Clemente menyipit tajam pada keberadaan Loqestilla yang sejak awal sudah menarik perhatian. Bukan perhatian para tamu yang ia permasalahkan, tetapi perhatian dari suaminya yang kembali jelalatan. Neuri menggeser tubuhnya, mempersilakan Loqestilla berdiri sejajar dengannya. “Perkenalkan, Miss Loqestilla Vent. Dia adalah guru di salah satu sekolah di Lunadhia. Dan Miss Vent, ini adalah Lady Freya Clemente, istri ke tiga dari Duke of Clemente.” Loqestilla dan Lady Freya saling menekuk lutut, memberi salam. “Seorang demihuman yang menjadi guru bagi manusia? Anda sangat mengagumkan, Miss Vent,” puji Lady Freya, memulai basa-basi. “Suatu kehormatan bagi saya mendapat pujian yang begitu dermawan dari Anda, My Lady.” Loqestilla kembali menekuk kakinya, tanda kehormatan. Lady Freya mengangguk. “Semoga Anda bersenang-senang di pesta sederhana ini, Miss Vent.” “Tentu saja, My Lady.” Usai berbasa-basi sedikit, Neuri bersama Loqestilla pamit untuk menikmati pesta. Lady Freya memandangi kepergian sepasang tamu tersebut dengan mata memincing. Tatapannya awas kepada Loqestilla, merasa terancam tanpa alasan. Ia kemudian mengalihkan pandang, melihat sang suami yang tertawa-tawa sembari menyesap wine bersama teman-teman prianya. Namun, Lady Freya tahu, jika sang suami sedari tadi melirik-lirik ke arah perawan bergaun tosca bersurai merah. Ah, suaminya memang playboy sampai mati. Melihat yang cantik sedikit, pasti ingin langsung dinikahi. Atau setidaknya, dibawa ke atas ranjang untuk diperawani. Apalagi, Miss Vent sangat menarik hati, terutama karena telinga merah berbulu yang tampak lembut dan memikat hati. . oOo . Waltz pembuka dimulai, pemain orkestra melantunkan musik pengiring, Loqestilla dan Neuri berada di lantai dansa. Kaki terayun seirama, tangan saling menggenggam, satu dua satu dua, mengikuti nada yang mendayu-dayu merdu. “Miss Loqestilla.” Neuri memulai percakapan di tengah keseruan berdansa. “Ya, My Lord?” “Mungkin ini terdengar kasar dan terlalu ikut campur, tetapi saya sarankan untuk Anda berhati-hati pada tuan rumah pesta ini.” Suara Neuri mengecil, tetapi Loqestilla mampu menangkapnya dengan baik. “Mengapa seperti itu?” Neuri tidak lekas menjawab, ia lebih dulu menyelesaikan putaran-putaran dansa, menunggu hingga suasana kondusif untuk bicara. “Jika Anda tidak ingin menjadi istri ke empat, saya sarankan untuk berhati-hati,” ucapnya kemudian. Namun, Loqestilla hanya tersenyum geli. “Tenang saja, My Lord. Saya tidak tertarik dengan hal seperti itu.” “Maksud Anda dengan pernikahan?” “Dengan kehidupan romansa, dan seksual.” Dahi Neuri mengernyit. “Benarkah?” tanyanya sangsi. “Tidak sepenuhnya benar. Hanya saja untuk sekarang, saya memang belum benar-benar tertarik. Tujuan hidup saya sekarang hanya untuk makanan.” Neuri terkekeh. “Tujuan hidup Anda benar-benar sederhana.” Loqestilla tidak menanggapi lebih lanjut, dia hanya membalas dengan tersenyum manis. Berusaha memberi kesan bahwa kekehan Neuri memang benar adanya. Namun, sebenarnya tidak sesederhana itu. Bagi Loqestilla, makanan berkualitas tinggi sangat sulit didapat. Jika Loqestilla mau bercerita tentang apa pun itu yang dihasratkannya, Neuri pun pasti akan memahaminya. Sebab Loqestilla tahu, Neuri juga sama sepertinya. Makhluk yang sama sepertinya. Selalu mengharapkan makanan dengan kualitas terbaik. . oOo . Usai berdansa dua set dengan Neuri dan beberapa gentleman lain yang tampak terang-terangan tertarik padanya, Loqestilla menepikan diri dari keramaian. Ia pergi ke taman yang remang, yang disinari nyala lampu minyak pada beberapa bagian saja. Di taman yang penuh rimbunan bebungaan, serangga malam beterbangan. Sesekali, Loqestilla mengambil ulat atau jangkrik yang tertangkap matanya. Ia mengunyah serangga-serangga kecil tersebut dengan hikmat dan bahagia. Seekor ular melata cepat di bawah kakinya, tetapi ketika Loqestilla ingin menangkap ular tersebut, sebuah suara sepatu terdengar mendekat ke arahnya. Demi citra baik dirinya, Loqestilla mengurungkan niat untuk mengambil ular yang tampak menggugah selera itu. “Betapa senangnya saya berjumpa dengan primadona malam ini.” Meskipun sudah tahu siapa yang menghampiri, Loqestilla tetap berekspresi sedemikian rupa. Seolah terkejut dan malu-malu, ia menoleh dan tersenyum semanis madu. “Your Grace, Duke of Clemente,” sapanya. Rowland Rathmore Lubbock, Duke of Clemente berusia 65 tahun yang terkenal sebagai casanova kelas atas paling populer. Ia beristri tiga, tapi sebenarnya sudah empat kali menikah. Sayangnya, dari semua pernikahan tersebut, ia sama sekali belum menghasilkan keturunan. Entah memang mandul, atau memang ia tidak ingin punya pewaris. Anaknya yang masih kecil itu pun merupakan anak bawaan istri ke tiga, Lady Freya, bukan anak kandungnya. Kabarnya, ia selalu membunuh jabang bayi dari istri-istrinya. Alasannya? Tidak ada yang tahu pasti. Mungkin ia memang tidak suka anak kecil, atau mungkin ada alasan yang lain. Lagi pula, itu semua hanya desas desus, belum ada yang berhasil membuktikannya. Siapa tahu dia memang memiliki masalah dengan kesehatannya. Sekarang, duke dengan paras tegas dan mata perayu itu berdiri di hadapan Loqestilla. Tingginya sekitar 6 kaki lebih, kontras sekali dengan si rubah betina yang kira-kira hanya 155cm. Perbedaan tinggi yang mencolok itu membuat Loqestilla mau tidak mau harus mendongak untuk menatap Sang Duke. Sebenarnya, mirip ketika ia berinteraksi dengan Neuri, tuan barunya itu juga punya tinggi yang hampir sama dengan Duke of Clemente. Malah sedikit lebih tinggi dan sejujurnya lebih menawan hati. “Meskipun tidak sopan karena aku memperkenalkan diri sendiri, tetapi, bolehkah kita berkenalan?” Loqestilla hanya tersenyum kecil. “Loqestilla Vent, Your Grace.” Ia pun memperkenalkan diri seraya menekuk kaki. Setelah itu, satu tangan diulurkan, dan punggung tangan berlapis sarung warna tosca, dikecup pelan oleh Duke of Clemente. “Rowland Rathmore Lubbock, Duke of Clemente. Senang berkenalan dengan Anda Miss Vent.” Meskipun agak geli, tetapi Loqestilla membiarkan saja kecupan di punggung tangannya yang rasanya terlalu lama. Seingatnya, bahkan Neuri pun tidak pernah mengecup punggung tangannya lebih dari tiga detik. Jelas sekali bahwa duke satu di depannya ini sedang mencoba menggoda. “Senang juga berkenalan dengan Anda, Your Grace, Duke of Clemente.” Pada akhirnya, Loqestilla membalas dengan tidak sabar. Namun, Duke of Clemente masih saja menggenggam tangan kanan Loqestilla tanpa berniat melepaskan. Jika di hadapan banyak orang, mungkin Loqestilla sudah berteriak dan berpura-pura dilecehkan. Sayangnya, sekarang ia hanya berdua dengan duke tua yang menawan ini. Ingin mengisap darahnya pun Loqestilla tidak tega, atau lebih tepatnya, tidak ingin. Darah orang tua bukan favoritnya. “Daripada memanggilku dengan cara seperti itu, mengapa tidak memanggilku dengan namaku.” Ah, playboy yang satu ini memang luar biasa. “Tapi itu cara yang tidak sopan, Your Grace.” “Ha ha ha, tidak apa-apa. Lagi pula, siapa yang akan menganggapmu tidak sopan jika kau bersamaku?” Setelah memberi senyum terbaiknya, Loqestilla menjawab sangat diplomatis. “Akan saya pertimbangkan. Mungkin jika kita hanya berdua, saya bisa melakukannya.” Senyum di bibir Rowland pun mengembang lebar. “Bagus, bagus. Keputusan yang bagus,” ujarnya senang dengan tawa yang cukup keras. “Sekarang kita hanya berdua, bukan? Miss Vent bisa memanggilku dengan namaku saja kalau begitu, hm?” Kali ini, senyum Loqestilla rasanya sangat dipaksakan. “Dengan senang hati, Lord Lubbock.” Namun, Rowland menyela. “Bukan, bukan Lubbock. Panggil nama depanku saja, Rowland.” Pria tua ini banyak maunya. Namun, mau bagaimana lagi, Loqestilla sudah berjanji. “Baiklah, Lord Rowland,” ujarnya tenang. Telinganya berjentik-jentik sedikit tidak nyaman, tetapi mungkin Rowland sama sekali tidak mengetahui hal itu. “Bagus sekali, bagus sekali. Mungkin setelah ini, kita bisa memiliki waktu berdua lebih lama. Bukankah kita sudah akrab?” Sial sekali, Loqestilla merasa terperangkap. Memang benar kata Neuri, bahwa tuan rumah yang satu ini sangat berbahaya. Sulit sekali menghindari jebakannya. Pantas saja dia sampai punya istri tiga, belum lagi puluhan simpanan yang entah berapa jumlahnya. Untungnya, sebelum Loqestilla benar-benar terperangkap, sebuah suara memanggil namanya. “Miss Loqestilla.” Rubah betina dan Duke of Clemente menoleh pada seseorang yang baru datang. Wajah Loqestilla dipenuhi suka cita, tetapi Sang Duke terlihat tidak senang dengan seseorang itu. “Lord Neuri,” sahut Loqestilla. “Anda mencari saya?” Rupanya itu Neuri, dengan setelan jas peraknya yang berkilau diterpa sinar rembulan. Meskipun gelap, tetapi keberadaannya seolah menjadi penerang di taman yang remang. Sosoknya yang tinggi dan tegap menghampiri Loqestilla, dan kemudian tersenyum ramah seperti biasa. “Hari sudah hampir pagi. Saya merasa tidak enak membiarkan Miss Loqestilla berada di pesta begitu lama. Jadi saya berniat mengajak Anda pulang.” Loqestilla mengangguk. “Benar. Esok saya masih harus mengajar dan membantu warga desa.” “Benar. Jadi, mari kita pulang.” “Ehem.” Merasa hanya menjadi patung pajangan, Duke of Clemente berdehem keras, mengada-ada dan disengaja. “Lycaon, haruskah kau secepat ini pulang dari pesta ulang tahun istriku? Bagaimana jika kau menikmati waktu di sini lebih lama? Kudengar kau juga jarang menghadiri pesta sejak … kau tinggal sendirian.” Mendengar hal itu, wajah Neuri mulai menggelap. Keberadaan dirinya yang menjadi satu-satunya Lycaon yang tersisa, sangat membuatnya sensitif mengenai pembicaraan tentang keluarganya. Bayang-bayang kengerian pada malam p*********n saat itu, tidak pernah bisa ia lupakan hingga sekarang. Bahkan kerap menjadi mimpi buruk yang membuat hatinya terluka. Namun, sekeras apa pun hatinya kini, ia tidak mau menampakkan kelemahan dan mendapat belas kasihan dari orang di hadapannya ini. Bukan karena ia membenci Duke of Clemente, hanya … hanya saja ia tidak pernah merasa akur dan dekat. Rowland Rathmore Lubbock itu, meskipun selalu baik pada keluarganya sejak dulu, tetapi sering kali juga pria tua tersebut mengucapkan hal-hal tidak menyenangkan mengenai dirinya, atau ayahnya. Hanya baik pada ibu dan adiknya, seolah ingin mencuri mereka dari Neuri. Meskipun Neuri tahu bahwa Rowland memang casanova, tetapi tingkah lakunya pada mendiang ibu dan adiknya adalah sesuatu yang cukup menganggu. Benar-benar menganggu sampai kadang membuat Neuri jengah. “Terima kasih sudah memperhatikan saya, Your Grace. Namun, hari sudah begitu petang, dan Miss Loqestilla adalah guru yang penting di Lunadhia sehingga saya tidak bisa egois terus berada di sini demi kesenangan saya pribadi.” Bisa Neuri lihat, wajah Rowland agak mengeruh. “Lalu, bagaimana dengan Miss Vent sendiri. Apakah memang ingin pulang?” Dengan berani, Loqestilla menjawab, “Yang dikatakan Lord Lycaon benar, Your Grace. Saya harus pulang. Istirahat yang cukup akan sangat menyenangkan di hari-hari sibuk seperti sekarang.” Usai mendebas kecil, Rowland pun akhirnya menyerah. “Baiklah kalau begitu. Namun, saya harap Miss Vent tidak keberatan jika kita akan bertemu kembali.” Ia pun kembali mengecup punggung tangan Loqestilla, senyumnya merayu seperti perjakan kasmaran di kursi penonton opera. Tanpa ingin menjawab apa-apa, Loqestilla hanya tersenyum kecil. Ia menyeret tangannya dengan sangat pelan, khawatir menyinggung. Pada malam yang gelap dengan suara jangkrik dan musik yang samar-samar terdengar dari ballroom, Loqestilla menggandeng lengan Neuri, pergi meninggalkan Rowland Rathmore Lubbock yang menggeretakkan gigi. . TBC 07 Juni 2020 by Pepperrujak 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD