Alfian berhasil melakukannya. Hal yang dia anggap tak akan pernah mungkin terjadi nyatanya bisa dia lakukan dengan keteguhan hati. Hatinya membuncah ada perasaan yang ingin meledak saat pertama kali tangannya menyentuh kaki putrinya itu dan menatap Iris mata Abu itu.
Mata Abu Deeva seolah diciptakan untuk membuatnya bercermin. Berbeda dengan Mata Abunya yang selalu memancarkan kesedihan dan aura dingin yang tak bisa di gapai. Mata Abu Deeva memancarkan kehangatan dan kebahagiaan.
Meskipun gadis kecil itu berada dalam situasi yang tidak baik dan membutuhkan lebih banyak perhatian. Tapi dia malah lebih banyak memperhatikan orang lain dari dirinya sendiri.
Tangan Alfian bergerak memegang pipinya yang tadi dibelai oleh Deeva. Merasakan rambut-rambut halus yang terlihat di sana. Dia mendesa
