Ratna

207 Words
"Semua ini juga demi kamu, Rat." Kalau sudah sebut merk, ia paham, lelaki di depannya ini memang sedang dalam mode serius alias tidak menerima bantahan. "Sayaaang ..." Nah, kalau yang ini nadanya seperti tengah meminta pemakluman sepihak. Jelas sekali terdengar gemeretak giginya yang saling menekan. Buat apa bertanya, bukannya lebih tepatnya memberitahu? Bilang saja butuh pengertian, jangan seolah-olah ingin jawaban. Ratna mendesah. Ia sesap lagi ice americano-nya yang menampakkan wajah lebih dingin daripada biasanya. "Terserah kamu, Boy." Timpalnya sekenanya. Drrrrrtttt! "Aku duluan." Pamit Ratna seraya mengacung-acungkan handphone di genggaman. Punggungnya memamerkan diri bersamaan dengan Roy yang bangkit lantas mengacak acak rambut macam orang frustrasi. "Halo ..." *** Huft! Ratna berbinar mendapati pintu istananya terbentang di hadapan. CEKLAKK! "Hoaaaaa ..." Belum juga menyelesaikan proses penguapan barusan, Ratna malah ... BRAKK! Tiga pasang mata itu hanya bertumbukan sejenak. "Gila! Ngapain 'begituan' di kamar jaga. Segitu nggak ada duit buat ke motel!? Arrrggghhh." Ratna menendang nendang udara, kesal. Apalagi ketika dua kepala yang menyembul dari dalam selimut itu tersenyum sembari menunjukkan deret gigi berbaris rapi. Tambah lagi, plastik lateks berlendir yang sembarangan menempel di outsole* sepatunya. Beberapa perawat yang lewat bergidik. Maklum ia terkenal se-departemen karena temperamen yang bisa dibilang buruk. *** NB: *Sol bagian bawah sepatu yang menapak tanah.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD