1. Quest in Borderland

1370 Words
Tim Eria sudah sampai di kantor pusat Escalera. Di hadapannya ada Herreros Edgarson, pemimpin ketiga di wilayah Escalera. Tim ini baru saja dibentuk hari ini dan langsung diberikan misi. Saat ini, Tim Eria berisikan tiga anggota: Klaus, Felix, dan Feather. Ketiga anggota ini ditunjuk langsung oleh Herreros. Sebelumnya, mereka bertiga sudah dilatih secara khusus untuk menyerang dan melindungi diri. Kekuatan yang dimiliki ketiga anggota itu juga berbeda-beda. Sehingga, mereka bisa saling melengkapi. Klaus yang memiliki nama panjang Klaus Alastair adalah seorang pemuda yang memiliki elemen cahaya. Rambutnya berwarna abu-abu gelap. Tatapan matanya tajam. Di antara semua rekannya, penampilannya adalah yang paling rapi. Di sebelahnya adalah Felix Broclark, pemuda dengan elemen air. Wajahnya yang ceria dengan rambut kuning cerah membuatnya terlihat seperti anak kecil. Jantungnya terus berdetak karena ia tidak sabar untuk mulai menjalankan misi. Kemudian, perempuan yang berdiri di paling ujung kanan adalah Feather Alecia yang menguasai penggunaan bermacam-macam senjata perang. Rambutnya yang panjang dengan warna hijau alpine itu diurai. Di punggungnya sudah ada pedang yang selalu ia bawa ke mana pun ia pergi. “Hari ini adalah hari debut untuk Tim Eria,” kata Herreros. Suaranya sangat tegas dan berwibawa. Ini menunjukkan betapa tingginya posisinya. “Namun, ada satu anggota yang harus kalian jemput lebih dahulu.” Mereka tampak lebih tenang dari sebelumnya. Setiap tim yang dibentuk di Escalera memang beranggotakan minimal empat orang. Pada awalnya, mereka merasa janggal karena hanya ada tiga orang yang dipanggil ke kantor pusat. “Namanya Arias Ocleria.” Herreros menunjukkan foto pemuda berambut hitam yang namanya barusan disebut olehnya. “Ia tinggal di Yasle. Dia adalah anggota keempat kalian. Saya juga sudah menyampaikan pesan ini kepadanya.” “Baik, Tuan,” jawab mereka bertiga. “Lou, jelaskan sisanya,” perintah Herreros pada Lou Andreas, tangan kanannya. Lou dengan ramah memperlihatkan sebuah peta kepada Tim Eria. Ia menunjuk sebuah daerah yang berada di perbatasan Escalera dan Rivera. “Ini adalah Yasle. Misi kalian juga dilakukan di tempat ini. Anggota keempat kalian, Arias Ocleria, akan memimpin misi kali ini.” Ketiga anggota Eria mengangguk mengerti. Lou pun menggulung kembali peta itu. “Seperti yang kalian sudah ketahui, Escalera memiliki hubungan yang kurang baik dengan Rivera. Sehingga, beberapa bulan sekali, Escalera mengirim tim ke Yasle untuk menjaga perdamaian. Untuk kali ini, tim kalian lah yang dipilih,” lanjut Lou. “Misi kalian berdurasi empat hari. Jika dalam empat hari itu tidak ada tanda bahaya, maka kalian boleh kembali ke Escalera.” “Boleh kembali?” Klaus bertanya karena kalimat yang barusan ia tangkap itu terdengar sedikit ganjil. “Jika ada tanda bahaya, tunggu perintah lanjutan dari pusat,” jawab Lou. “Jangan kembali sampai kami meminta kalian untuk kembali.” “Baik, Tuan Lou.” Setelah itu, mereka bertiga ditemani oleh Lou sampai keluar dari kantor pusat. Selama berjalan, Lou menjelaskan beberapa hal penting untuk misi pertama mereka. “Arias akan menunggu kalian di Bukit Yasle. Mungkin setelah kalian sampai, kalian bisa segera menghampirinya. Jika kalian melihatnya, kalian pasti akan langsung tahu bahwa ia adalah Arias,” kata Lou lalu tersenyum. “Semoga berhasil di misi pertama kalian.” Lou yang sudah selesai mengantarkan mereka sampai ke depan kantor pusat pun kembali ke hadapan Herreros. Wajah Lou yang awalnya berseri-seri saat bersama Tim Eria pun meredup. “Kenapa Tuan memilih mereka?” tanya Lou pada Herreros. “Yasle juga sedang berada di keadaan yang tidak baik sekarang. Apa ini keputusan yang baik? Mereka masih sangat pemula.” “Saya sengaja memilih mereka.” “Misi ini dapat membahayakan nyawa mereka,” kata Lou. Ia menggigit bibirnya karena khawatir. “Saya bahkan merasa bersalah karena telah berbohong pada mereka tentang misi yang sebenarnya.” “Apa kamu tidak melihat tatapan mata mereka, Lou?” tanya Herreros. Lou memiringkan kepala. Alisnya naik. Ia tidak mengerti maksud dari atasannya itu. “Klaus Alastair merupakan orang yang pendiam dan jarang mengasah kemampuan cahayanya. Jika ia berlatih keras, dia akan menjadi orang terhebat di Escalera dalam hal mengendalikan cahaya. Tatapan matanya tajam namun terlihat tidak peduli dengan sekitar. Meski begitu, ia sangat fokus dalam mendengarkan sebuah instruksi. Kemampuan analisisnya hebat dan sangat kritis.” Lou mengambil empat kertas yang berisikan profil dari masing-masing anggota Tim Eria. Ia membandingkan catatan di profil itu dengan apa yang dikatakan oleh Herreros barusan. “Kemudian, Feather Alecia – dia memiliki jurus rahasia yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu. Ia adalah pengguna senjata yang paling hebat di antara orang-orang yang seumurannya. Ia tidak menggunakan mana sama sekali. Sejak awal masuk sampai keluar dari ruangan ini, matanya tidak berhenti memperhatikan sekitar.” “Felix Broclark… dia adalah pengguna elemen air. Meski kemampuannya dalam mengendalikan mana dan mempertahankan jurusnya itu masih lemah, saya yakin dia akan bisa meningkatkan dirinya. Meski elemennya adalah air, tatapan matanya berapi-api. Ia memang lebih lemah dari dua anggota yang lain. Tetapi, ia memiliki tekad yang lebih tinggi dari yang lainnya.” “Kalau Arias Ocleria, jangan ditanya lagi. Ia adalah murid saya yang sangat saya banggakan. Tetapi, sepertinya kekuatannya menurun karena sudah cukup lama tidak digunakan. Ia cocok sebagai pemimpin. Kemampuannya dalam mengendalikan kayu sangat baik. Jika ia tidak kembali ke Yasle secara tiba-tiba, mungkin ia akan menjadi ketua dari Tim Elite.” Lou menganggukkan kepalanya berkali-kali setelah mendengar penjelasan Herreros mengenai satu per satu anggota Eria. Herreros sebagai pemimpin Escalera memang bukan hanya diangkat karena kemampuannya dalam bertarung. Namun, kecerdasan otaknya sangatlah menjadi keunggulan dirinya. Mungkin tanpanya, Escalera tidak bisa semaju sekarang. “Setelah mendengar penjelasan Tuan, saya menjadi sedikit tenang,” kata Lou sambil membaca ulang profil Tim Eria. “Benar kata Tuan, mereka semua memiliki potensi. Bahkan, mereka bisa mengalahkan Tim Elite.” Tim Elite adalah tim paling tinggi di Escalera. Posisinya tepat berada di bawah Tuan Herreros, pemimpin Escalera. Mereka sudah tidak bisa diragukan lagi kemampuannya. Mereka juga merupakan murid yang diajarkan langsung oleh Herreros. Tim Elite adalah kesatria. Mereka adalah penyerang sekaligus pelindung. Mereka ditugaskan untuk membasmi para musuh ataupun seseorang yang mengusik perdamaian. Misi Tim Elite terhitung misi rahasia. Hanya petinggi Escalera yang mengetahui informasi detail tentang misi mereka. Atasannya itu tertawa renyah. “Kamu ini sering sekali meragukan keputusan saya, Lou. Percaya saja dengan apa yang saya lakukan. Misi ini juga untuk menguji kemampuan Tim Eria. Tetapi, ada satu tujuan tersirat lagi.” “Apa itu, Tuan?” “Saya ingin menarik Arias kembali. Saya berharap dengan adanya misi ini, ia menjadi ingin kembali ke Escalera dan menjadi anggota tetap Tim Eria.” Mendengar nama Arias disebut, mata Lou pun membulat. Ia bahkan tidak terpikir soal itu. Ia mengira keberadaan Arias di misi ini hanyalah karena dirinya sudah hapal daerah Yasle. Ia sama sekali tidak sadar akan rencana Herreros. “Tetapi, mengingat sikap Arias yang berpegang teguh pada pendiriannya, sepertinya agak sulit,” kata Lou. “Benar. Namun, tidak ada yang tahu. Bisa saja para junior itu bisa membuat Arias ingin kembali bekerja dengan saya,” jawab Herreros. “Atau mungkin pertemuannya dengan Tim Elite setelah sekian lama, akan menggerakkan hatinya.” “Kita tinggal menunggu kabar baik saja, Tuan.” “Ah, membicarakan tentang Tim Elite, saya sudah mengutus mereka ke Yasle lebih dulu. Sehingga, jika ada sesuatu, mereka bisa membantu Tim Eria.” “Kenapa Tuan tidak memberitahu saya sebelumnya?” Lou mendengus. “Misi Tim Elite memang bersifat rahasia. Tetapi, saya masih memiliki hak untuk tahu sebagai tangan kanan seorang Tuan Herreros.” “Sejujurnya, saya lupa memberitahumu.” Herreros tertawa. “Sepertinya, saya sudah mulai dimakan oleh umur.” Herreros sudah memimpin Escalera selama tiga puluh tahun. Perawakannya tua, namun ia masih sangat gesit. Rambutnya sudah mulai beruban dan kulitnya berkeriput. Di balik itu, kekuatannya tidak berkurang sama sekali. Ini juga berkat keputusannya untuk menjadi pelatih bagi calon petarung selama sepuluh tahun terakhir. Sehingga, kemampuannya selalu ia gunakan. Dibanding wilayah lain, Escalera termasuk wilayah yang damai. Tidak ada perang, tidak ada ancaman, dan tidak ada bencana. Keadaan ini membuat Escalera bisa fokus ke pembangunan dan menjadi wilayah yang paling maju di antara yang lainnya. Meski tidak ada ancaman, bukan berarti selamanya akan aman. Bisa saja ada sekelompok musuh yang menunggu Escalera mengalami penurunan dan menyerangnya di saat itu. Bisa saja ada organisasi yang membuat rencana sematang mungkin untuk menghancurkan Escalera dalam sekali p*********n. Semua situasi dapat terjadi dan Escalera tidak boleh lengah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD