Penyesalan

691 Words
Cecil bangun dari tidurnya kala suara petir terdengar sangat jelas hingga membuatnya membuka mata. Dilihatnya jam yang tertempel di dinding, sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Gadis berambut panjang dengan piyama khas kartunnya itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Tujuan utamanya adalah ke dapur untuk mengambil minum karena rasa haus tiba-tiba menyerang tenggorokannya. "Kenapa bangun?" Cecil menoleh kaget, tapi langsung memperbaiki milik wajahnya kala tau siapa orang yang bertanya padanya. Tentu saja orang yang dapat membuat ekspresi Cecil berubah hanya satu, Arga. "Cecil, aku tanya." kata Arga dengan lembut Namun Cecil tetap tak perduli dan memilih menenggak minum yang sudah ia tuang ke gelas sampai habis. Cecil lalu berbalik, namun Arga menahan nya. "Lepasin nggak!?" Cecil menatap tajam pada Arga. Tatapan yang dulu tak pernah Cecil berikan, namun sekarang menjadi tatapan andalan gadis itu untuk menatap cowo di depannya. "Kapan mau maafin aku?" "Sampai sakit ati gue ilang dan itu ngga akan pernah terjadi!" ketus Cecil lalu menepis tangan Arga yang memegang pergelangan tangannya. Cecil berjalan menuju kamarnya dengan langkah kaki yang ia hentakkan ke lantai. Sesampainya di kamar, Cecil bukannya melanjutkan tidurnya malah berjalan menuju balkon rumah. Di sana Cecil berdiri sembari menatap hujan rintik yang turun. "Tidur Cecil, besok kamu kuliah." Suara seseorang membuat Cecil menoleh dan mendapati Arga sudah berdiri di balkon sebelah alias kamar tamu yang lebih sering menjadi kamar Arga. Padah pria itu memiliki badan ringkih yang sering demam walaupun berpostur gagah dan tinggi. Bahkan tinggi Cecil hanya sedada Arga. Cecil buru buru masuk ke dalam kamarnya, tidak mau berduaan dengan Arga. Arga yang lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit hanya bisa menghela napasnya. Lalu Arga mengeluarkan sebatang rokok dari dalam saku celananya. Pria 30 tahunan itu menikmati hujan sembari mengisap rokoknya. "Semoga besok kamu ngga marah kalau tau bakal dijodohkan sama aku." kata Arga disela-sela merokoknya. **** "NGGAK!" seru Cecil."KALIAN KAN TAU CECIL HARUS KE PSIKOLOG GARA-GARA DIA!" sambung Cecil menunjuk Arga. Papi dan Mami Arga, Gio, Adit dan juga Mama menatap Cecil dengan rasa bersalah. Mereka sama sama tau seberapa down Cecil karena Arga. Bahkan gadis itu hanya mau berinteraksi dengan Gio dan Adit karena terlalu trauma dengan cowok. "Itu yang Papa pengen sehari sebelum meninggal Cecil." ucap Gio sembari menatap adiknya. "Kalo Cecil ngga mau, Papi sama Mami ngga bakal maksa. Papi sama Mami tau kalau Arga udah ninggalin bekas luka yang dalem banget buat Cecil." kata Mami Arga. "Kita disini cuma mau bilang ke Cecil, Cecil pikir dulu ya? Nggak akan ada yang maksa disini. Kita ngelakuin ini karena sehari sebelum Papa Cecil meninggal, dia pengen Arga jadi menantunya. Kan nggak mungkin Bang Gio nikah sama Arga." jelas Papi dengan lembut. "Gimana Cecil bisa hidup berdua selamanya sama dia, kalau deket sama dia aja hati Cecil sakit." kata Cecil. Arga hanya diam, pria yang selalu menjadi dosen dingin itu tidak mengeluarkan suara sejak kedatangan orang tuanya kesini. Papi dan Mami Arga baru pulang dari luar kota langsung ke rumah Cecil. "Cecil butuh waktu." kata Cecil lalu meninggalkan ruang tamu dan pergi menuju kamarnya. "Maaf Ma, Yo." Arga bersuara sembari menatap Mama Cecil dan Gio bergantian. "Cecil sayang banget sama Papanya, dia pasti bakal menerima perjodohan ini." kata Mama Cecil. "Mama masih bisa menahan emosi sejauh ini sama kamu, walaupun kamu udah bikin anak Mama kayak gitu." sambung Mama. "Tapi Mama mohon, besok setelah jadi suami Cecil. Perlakuan dia seperti ratu Arga. Sekali Mama dengar kamu selingkuh, Mama bakal bawa Cecil jauh dari kamu. Mama nggak akan sudi jadikan kamu menantu Mama." kata Mama Cecil panjang lebar. Arga mengangguk. "Hampir 7 tahun Arga lajang Ma, hati Arga cuma buat Cecil. Arga bener bener khilaf dulu, tapi Arga janji ngga bakal ngulangin kesalahan yang sama." ucap Arga. "Mami orang pertama yang bakal ngehukum kamu, kalau kamu sakitin Cecil lagi Arga," sahut Mami Arga. "Mami besarin kamu bukan buat nyakitin orang lain, Mami ngga akan segan segan tarik semua aset kamu. Lebih baik Mami kasih aset aset nya ke panti asuhan." Arga mengangguk. Pria yang sekarang terpojok tanpa dukungan itu terlihat melas. Kesalahannya berselingkuh saat mereka pacaran ternyata memiliki dampak yang besar bagi hidupnya. Arga tidak percaya kalau perbuatannya dulu benar-benar akan menjadi penyesalan terhebatnya.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD