Part 6

630 Words
Sudah satu bulan berlalu setelah Aysha dan Raffa syuting film selesai, mereka semakin hari semakin dekat. Aysha sudah tidak begitu kesal jika berdekatan dengan Raffa, bahkan Aysha enggan jauh dari Raffa. Mereka berdua selalu apa-apa berdua, berawal dari jalan berdua untuk membangun cemistry dulu. Eh malah nyaman. Sekarang Aysha sedang sibuk berdandan cantik, karena ingin pergi dengan Raffa. Rasti masuk ke kamar anak tunggalnya itu. "Mau ke mana sih kok sampai sibuk dandan?" tanya Rasti sengaja untuk menggoda Aysha. "Mau jalan Ma, sebentar kok," jawab Aysha. "Ke mana?" "Mama kepoo deh." "Bilang aja mau jalan sama Raffa, susah banget sih Sha." Rasti dan Rio sudah mengenal Raffa, saat dulu Raffa mengantarkan Aysha pulang ke Jakarta ketika mendengar Rio masuk rumah sakit. Menurut pengamatan Rasti, Raffa pria yang baik. Cocok menjadi menantunya. "Itu Mama tau, pake nanya lagi. Assalamualaikum, Aysha berangkat duluan ya Ma, Raffa udah ada di depan katanya. Lagi ngobrol sama Papa." Setelah Aysha berlalu dari hadapan Rasti, Rasti menggelengkan kepalanya. Menurutnya usia Aysha sudah pantas menikah, bukannya baru pacaran. "Apa nanti aku minta aja ya, Raffa langsung datang sama keluarganya untuk melamar Aysha," guman Rasti. *** Aysha sudah di ruang tamu, rasanya sangat bahagia melihat dua orang yang Aysha sayangi tertawa bahagia. Dua orang itu Rio--- Papa Aysha--- dan Raffa, sepertinya Aysha bukan hanya menyayangi Raffa. Namun, juga sudah mencintai Raffa. Aysha tak menyangka papanya bisa sedekat itu dengan Raffa, sepanjang dia memperkenalkan teman-teman lelakinya. Papanya selalu saja cuek, tidak saat pada Raffa beliau begitu welcome. Apakah karena Raffa seorang pengusaha muda sukses, makanya, Rio bersikap seperti itu. Namun, Aysha sendiri tidak yakin jika Rio seperti itu. Aysha banyak mengenalkan teman lelakinya, yang juga tidak sukses dengan Raffa. Namun, respon papanya biasa saja. Catat, Aysha mengenalkan mereka dan Raffa sebagai teman tidak lebih. Bukan sebagai pacar, atau calon suami. Karena Aysha sendiri juga belum berfikiran sampai sana. "Loh Sha kamu udah lama berdiri di sana? Kok nggak langsung  ke sini aja, ngobrol bareng sama Papa dan Raffa." Ucapan Rio yang baru saja menyadari kehadiran putrinya. "Ah, nggak kok Pa. Sha barusan aja datang, nggak enak kalau langsung ke sana.Takut ganggu Papa sama Raffa ngobrol." "Kata siapa ganggu, nggak ganggu kan Nak Raffa?" "Nggak kok Om," jawab Raffa yang begitu terpanah dengan kecantikan Aysha, sehingga tidak berhenti menatap Aysha tanpa berkedip. Rio melihat jam ternyata sudah menunjukan waktu mau sudah malam, Rio langsung menyuruh Raffa dan Aysha berangkat sekarang saja. Agar nanti pulang tidak terlalu larut malam, Raffa dan Aysha langsung pamit pada Rio. Merek berdua sudah sampai di depan mobil, Raffa membukakan pintu mobil untuk Aysha bak putri raja. Aysha sangat bahagia dengan perlakuan Raffa padanya. Di mobil awalnya mereka canggung, sampai akhirnya Raffa mengatakan sesuatu. Raffa berkata, " Kamu cantik sekali malam ini Aysha." "Terima kasih Raf, kamu juga tampan sekali," balas Aysha sambil tersipu. Mobil yang Raffa kendarai sudah sampai di sebuah restouran, tetapi kenapa restorannya  sepi sekali? Itulah pertanyaan yang berputar di otak Aysha. "Restoran ini memang sengaja aku minta tidak dibuka untuk umum malam ini, karena agar kita bisa berduaan di restoran. Tanpa ada pengunjung lain yang mengganggu kita," jawab Raffa seolah tau  pertanyaan yang ada di otak Aysha. "Owh." "Ayo duduk di sana," ujar Raffa sambil menunjuk meja yang untuk dua orang di sebelah kanan sana. Aysha menurut, saat Raffa menggandeng tangannya. "Aku mengajak kamu ke sini, karena aku ingin mengatakan sesuatu. Aku sangat mencintaimu, kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Melalui kamu aku bisa merasakan apa itu cinta," ungkap Raffa membuat Aysha sedikit terkejut. "Bagaimana perasaanmu Sha? Apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku?" "Ya, aku juga mencintaimu, bahkan sangat mencintai." Jawaban yang keluar dari bibir Aysha membuat senyuman Raffa mengembang. Setelah pernyataan cinta yang terucap oleh dua insan yang sedang di mabuk cinta, mereka langsung makan malam yang sangat romantis.                  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD