Mobil yang dikendari Rizal akhirnya berhenti, menepi di sebuah lapang parkir taman yang jaraknya bisa dibilang antara jauh juga tidak dari tempat di mana ia menemukan Miura yang tengah tertunduk dengan tangisnya. Sepanjang perjalanan Miura sama sekali tidak bicara setelah mengirimkan pesannya di grup obrolan, meski Rizal mencobanya pun gadis itu tetap diam, bahkan hingga kini mereka sudah berada di tempat yang sepi dan Rizal bisa lebih fokus pada gadis itu tanpa harus terbagi dengan aktivitas menyetirnya. “Jadi? Siapa yang saya lihat di depan rumah kamu itu?” Rizal tidak berencana untuk basa-basi lagi, itu kenapa dibanding membahas hal lain yang belum tentu akan dijawab oleh gadis di sampingnya, lebih baik Rizal menanyakan sesuatu yang sudah menganggunya beberapa hari terakhir. “S-siapa

