32. Nasi Bebek

1040 Words

"Wina!" Aku baru saja memasuki lobi ketika mendengar suara Tama memanggil. Suaranya akhir-akhir ini sering berkeliaran di sekitarku. Jadi, tanpa melihat pun aku tahu itu suara miliknya. Aku menoleh dan mendapati lelaki tinggi itu setengah berlari menghampiriku. Di tangannya membawa sebuah kantong plastik, mengingatkan pada beberapa hari lalu saat kami bertemu dalam situasi yang sama. "Lembur lagi?" tanya dia sesampainya di depanku. Aku mengangguk dan melirik kantong plastik yang dia bawa. "Kamu habis dari mana?" "Take away dari restoran di ujung itu. Kamu udah makan belum? Aku beli dua nasi bebek," ujarnya mengangkat kantong plastik itu. Modus apa lagi ini? Kenapa Tama seolah tahu jadwal pulangku sehingga kerap kali tanpa sengaja bertemu seperti ini? "Nggak usah, Tam. Kamu maka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD