Bab 2 Friska Ye

1313 Words
Sebelumnya Denny Wang memang tidak bisa melihat apa apa, tapi sekarang dia sudah bisa melihat. “Apa kamu cantik?” Denny Wang menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Mengenai paras dan wajah Friska Ye, jangan diragukan lagi, dia bahkan bisa membuat laki laki terpana dalam sekali tatap, apa lagi saat memikirkan jika dia adalah istrinya yang bisa dia nikmati kapan saja, dia tinggal bersama Friska Ye, mencium aroma dalam dirinya membuat Denny Wang tidak tahan untuk tidak menggodanya. “Aku sangat jelek.” Friska Ye menjawab. “..........” Denny Wang. “Baiklah, kembalilah, aku akan bekerja.” Friska Ye tidak memperdulikan Denny Wang lagi, dia membalikkan badannya menuju ke meja kerjanya, menuliskan sesuatu. Denny Wang masih saja menatap Friska Ye, pemikiran aneh dalam benaknya semakin menguasainya. Tiga tahun yang lalu, dia kehilangan penglihatannya saat dia masih begitu muda dan membanggakan, tetapi tiba tiba dia mendapatkan pukulan yang sangat besar dalam hidupnya. Seluruh Keluarga Wang, selain ayahnya, tidak ada satu orangpun yang memahami penderitaannya, mereka hanya memikirkan apakah dia masih berguna untuk bisa menjadi penerus bagi Keluarga Wang atau tidak. Dua tahun yang lalu mereka berpikir jika matanya sudah tidak bisa disembuhkan lagi, kemudian menendangnya keluar seperti menendang sampah saja, tunangannya, yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar di kota Kimraden bersikeras untuk mengakhiri pertunangan dengannya, setelah itu dua bulan kemudian dia malah menikah dengan kakaknya, bahkan tanpa mempertimbangkan perasaannya ataupun persetujuannya, penghinaan seperti ini tidak mudah baginya untuk bisa menerimanya. Keluarga Wang tidak kekurangan uang, meskipun kakaknya menikahi Anita, itu hanya demi kerja sama saja, kakaknya itu begitu menyukai perempuan cantik, entah reaksi apa yang dia berikan saat mengetahui jika dirinya menikah dengan perempuan secantik Friska Ye. Dia ingin mendapatkannya, dan membuat semua orang di kota Kimraden mengetahui jika dialah perempuan paling bahagia di dunia ini. Begitu memikirkan hal ini Denny Wang langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang Friska Ye. “Hari ini kamu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan matamu kan, apa kamu lelah?” Friska Ye menatap Denny Wang dengan ekspresi terkejut. “Iya, aku sedikit lelah.” Kedua mata Denny Wang tanpa disengaja menatap baju tipis Friska Ye. Hal itu membuat Friska Ye sedikit risih. Meskipun dia tau jika kedua mata Denny Wang tidak bisa melihat, tapi jika dilihat dengan tatapan seperti itu olehnya, dia merasa sedikit tidak nyaman. Denny Wang tinggal di rumahnya selama dua tahun, dan dia selalu kekeh ingin memeriksakan matanya ke dokter, tapi malah tidak kunjung membaik. Meskipun dia adalah istri Denny Wang, tapi status itu hanya sebatas di atas kertas saja. Mereka bahkan tidak saling berbincang, tidak memiliki perasaan diantara masing masing, jika kedua mata Denny Wang pulih, apa bedanya dia dengan pria pria m***m di luar sana? Begitu memikirkan hal itu dia merasa ada yang tidak beres. Cuaca di musim panas sangat panas, Friska Ye tidak suka menyalakan AC, jadi dia memakai pakaian tidur yang sangat tipis, jika Denny Wang bisa melihat, bukankah dia.... Begitu memikirkan hal ini wajahnya langsung merona. Dia langsung menutupi tubuhnya dengan selimut, menggunakan satu tangannya yang dia gerakkan di depan mata Denny Wang. “Ehem ehem!” Denny Wang terbatuk dua kali memecah kecanggungan, sekaligus mengalihkan pandangannya. “Denny Wang, matamu sudah sembuh, kamu bisa melihat kan?” Nafas Friska Ye sudah mulai panik. Denny Wang juga sama paniknya. Dalam hatinya dia sedang bimbang, apakah dia harus mengakuinya atau tidak. Jika mengaku, maka Keluarga Ye pasti akan menyukainya, bagaimana pun juga dia dulu adalah tuan muda dari Keluarga Wang yang sangat dimanjakan, hanya saja dia di asingkan begitu saja dan ditinggalkan di Keluarga Ye, Keluarga Ye juga menerimanya, dan Friska sebagai istrinya juga memiliki tugas untuk menjaganya, dia juga berharap jika suatu saat nanti kedua matanya berhasil disembuhkan, Denny Wang bisa membawa Keluarga Ye berjaya. Tapi jika dia mengakuinya itu berarti menandakan jika dia sedang melecehkan Friska Ye. Sebelum dia berusia 22 tahun, Denny Wang adalah penggila belajar, setelah sukses dia baru kembali ke Keluarga Wang, kehidupan sebelum menikahi Friska Ye bisa dibilang sangatlah membosankan baginya, setiap harinya, selain bekerja dan belajar, dia dikenal sebagai konglomerat yang tidak kenal perempuan di kota Kimraden, setelah menikahi Friska Ye, dia juga masih sama, mereka bahkan tidak saling berbincang, jika mengakuinya bukanlah akan merusak penilaiannya di mata Friska Ye? “Apa kamu tidak bisa melihatnya?” Friska Ye kembali bertanya. Denny Wang sengaja membuat pandangannya kosong, menatap ke atas tanpa bergeming. “Maaf, aku sudah menyinggungmu.” Friska Ye mengira jika Denny Wang merasa sedih, jadi dia mencoba menenangkannya. Setelah itu Friska Ye tidak memperdulikan Denny Wang lagi, dia kembali ke meja kerjanya menuliskan sesuatu. Setelah dipikir lagi rasanya lucu sekali, dia dan Denny Wang sudah menikah, dia adalah istri sah Denny Wang. Keluarga Wang mengantarnya kemari adalah agar dia bisa memiliki keturunan, jika Denny Wang ingin berbuat sesuatu, apa yang bisa dia lakukan? Kedudukan Keluarga Ye di kota Harayu tidaklah biasa saja, sebagai seorang perempuan dia tidak bisa menjadi kepala keluarga, yang bisa dia lakukan juga hanya sebatas ini. Dua tahun yang lalu, dia menunjukkan penolakan atas pernikahannya dengan Denny Wang. Dalam sekejap mata waktu 2 tahun berlalu begitu saja, dia sudah pasrah. “Tidak bisa, aku tidak bisa menulis apapun jika kamu berbaring di sampingku, kembalilah ke kamarmu.” Friska Ye tiba tiba menjatuhkan pensil di tangannya, beranjak dari kursi yang dia duduki. Pada saat ini Denny Wang sedang diam diam menikmati keindahan dalam diri Friska Ye. “Tidak bisa menulis apapun?” Denny Wang langsung mengalihkan pandangannya. “Iya, kembalilah. Entah apa yang terjadi kepadamu hingga sampai membuatmu tertarik kepadaku. Sebenarnya aku ini sangat jelek, meskipun Keluarga Wang tidak menginginkanmu, tapi kamu tetaplah seorang tuan muda dari Keluarga Wang, aku tidak pantas untukmu.” Friska Ye berkata tidak berdaya. Ada beberapa pemikiran yang tidak bisa ditarik kembali setelah diungkapkan. Denny Wang sudah berumur 26 tahun, sejak kecil dia belum pernah menyentuh perempuan, meskipun sebelumnya dia tidak memperdulikan Friska Ye, tapi dia juga begitu penasaran akan parasnya. Kali ini dia melihat seorang perempuan cantik, dan membuatnya memiliki ketertarikan yang kuat kepadanya, sejak melihat sosok Friska Ye, kegilaannya mulai muncul, rasanya ingin sekali membuat perempuan ini menjadi miliknya sepenuhnya. Tapi dia adalah laki laki yang sangat toleran, jika Friska Ye tidak menyetujuinya, maka dia tidak akan pernah melakukan hal hal di luar batas, dia tidak ingin memberikan kesan yang buruk bagi Friska Ye. Dia kembali berpura pura buta, berkata kepada Friska Ye, “aku sangat lelah saat kembali dari rumah sakit, kepalaku pusing, setelah berbaring sebentar aku lupa arah, apa kamu bisa memapahku kembali?” “Boleh.” Friska Ye mengangguk mengiyakan. Denny Wang baru mulai beranjak perlahan, mengulurkan tangannya ke pakaian yang di kenakan oleh Friska Ye. “Apa yang kamu lakukan!?” wajah Friska Ye langsung dipenuhi kemarahan, pertahanannya membuatnya mundur ke belakang, menghindar. Denny Wang tidak menyangka jika Friska Ye akan bereaksi secepat ini, hal itu membuatnya merasa sangat canggung, “aku tidak bisa melihat, apa aku telah melakukan kesalahan?” “Tidak....” Friska langsung mengerutkan keningnya. Kali ini Friska Ye memilih untuk bersikap pintar, jika Friska Ye sampai berpikir jika dirinya ingin melecehkannya maka masalah akan menjadi sangat merepotkan, Denny Wang bernapas lega dalam hatinya. Saat tidak tau lagi apa yang harus dikatakan, tiba tiba telepon milik Friska Ye berdering. “Hai.” Denny Wang mengintip ke layar teleponnya, ternyata seorang laki laki lah yang mengiriminya pesan. Saat melihat pesan di teleponnya, Friska terlihat sedikit gelisah, dia segera mengambil teleponnya dan membalas pesannya, tapi setelah mempertimbangkan Denny Wang yang berada di depannya, dia kembali menaruh teleponnya ke atas meja. “Apa temanmu mencarimu? Jika ada yang penting, balas saja, jangan memperdulikanku, bagaimanapun juga aku tidak bisa melihat.” Denny Wang sengaja mengkosongkan pandangannya. “Duduklah sebentar.” Friska Ye ragu beberapa saat, kemudian mengambil teleponnya. Ekspresi di wajah Denny Wang memang terlihat biasa saja, tapi hatinya sudah mendidih, dia bahkan sampai memikirkan bagaimana harus memperlakukannya dengan baik, ternyata ada sesuatu yang tersembunyi dari perempuan ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD