Harus Membayarnya

1769 Words
“Apa aku adalah hewan ternak?” tanya Clara sembari berbaring di tengah ranjang sembari menatap langit-langit kamar yang tinggi dan tampak begitu bersih. Clara benar-benar tidak memiliki kegiatan apa pun selain tidur, bangun, dan makan setiap harinya. Hal tersebut membuat Clara berpikir jika dirinya saat ini tengah seperti hewan ternak yang tengah dipersiapkan untuk menjadi hewan ternak yang menunggu waktu untuk dibawa ke tempat jagal. Sungguh, ini adalah hal yang sangat membuat Clara merasa sangat tidak nyaman dan cemas, sebab dirinya saat ini tengah menunggu waktu untuk dieksekusi. Clara tentu saja ingin segera mencari cara dan celah untuk melarikan diri. Sayangnya, situasi benar-benar tidak mendukung dirinya. Padahal, akhir-akhir ini Ostra bahkan tidak mendatanginya selain saatnya waktu makan. Ostra selalu datang untuk memastikan bahwa dirinya menghabiskan makanannya. Ia tidak pernah menghabiskan waktu dengannya, atau tidur bersama dengannya. Seakan-akan dirinya tengah sangat sibuk dengan hal yang tengah ia kerjakan. Sungguh, padahal ini adalah waktu yang tepat untuk ia manfaatkan guna mencari celah. “Mencari celah? Omong kosong! Memangnya apa yang bisa kulakukan saat aku terus saja dikurung di sini?” tanya Clara sembari mengubah posisi berbaringnya menjadi menyamping dan menatap pintu kamar yang memang selalu tertutup dan terkunci. Membuat Clara tidak bisa bergerak demi melancarkan rencana yang sebelumnya sudah ia susun. Clara pun sadar jika dirinya harus menyusun rencana lain untuk ke luar dari tempat ini. Sebab sudah terbukti, bahwa rencana pertama yang ia susun ini benar-benar tidak bisa ia gunakan. Sangat mustahil untuk mengetahui celah untuk melarikan diri, saat dirinya terus menerus dikurung diawasi. “Sungguh membuat frustasi saja,” gumam Clara lalu dirinya pun menghela napas panjang dan menutup matanya. Merasa sangat frustasi karena kondisi saat ini benar-benar tidak sesuai dengan harapannya. Saat Clara termenung, dirinya pun menyadari sesuatu yang sangat penting di sana. “Kenapa aku baru menyadarinya?” tanya Clara sembari membuka matanya dan dirinya pun menyeringai saat sebuah ide yang sangat menarik mengisi kepalanya. Sungguh, Clara merasa sangat bodoh, karena dirinya baru menyadari bahwa ada hal yang penting yang sebelumnya ia lewatkan. Ostra selalu memperlakukannya dengan baik, saat dirinya juga bersikap baik dan menuruti setiap perintah yang diberikan oleh Ostra. Sebelumnya, Ostra juga selalu menekankan pada dirinya, bahwa ia harus patuh. Terlebih setelah mereka menjadi pasangan suami istri. Ostra menekankan, jika Clara patuh dan tidak melakukan ulah yang menimbulkan kekacauan, maka Clara nantinya akan mendapatkan waktu yang nyaman. Dengan artian, bahwa Ostra akan membuat Clara tidak akan berada dalam situasi yang sulit. Bahkan besar kemungkinan, Ostra akan memberikan apa yang ia minta saat Clara tetap patuh dan bersikap baik terhadapnya. “Benar, ini cara yang patut untuk dicoba,” ucap Clara lalu dirinya pun mengubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang dan ia pun terlihat sangat serius dengan apa yang pikirkan. Keningnya mengernyit dalam. Seaka-akan tengah berusaha untuk menyusun semua rencananya dengan sangat hati-hati, dan tidak mengatakannya secara langsung. Sebagai bentuk kehati-hatian dirinya. Sekarang, Clara tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya, dan apa yang harus ia lakukan. Karena itulah, dirinya akan sepenuhnya berhati-hati, agar tidak ada yang mengetahui apa yang tengah ia rencanakan tersebut. “Sepertinya, rencanaku sudah sempurna. Hanya saja, aku perlu memastikan jika tingkahku tidak terlihat mencurigakan atau aneh,” gumam Clara sembari menggigit bibirnya. Sebab dirinya sadar, entah dirinya bisa menahan diri atau tidak saat berhadapan dengan Ostra. Sebab Clara tahu, makin hari makin sulit bagi dirinya untuk mengendalikan emosinya. Rasanya akan sangat sulit bagi dirinya untuk bertingkah manis, dan bersandiwara menjadi seorang istri yang patuh terhadap suaminya. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Clara pening. “Sesulit apa pun, rasanya aku harus tetap berusaha. Ini adalah peluang yang harus kucoba. Aku harus berusaha agar mendapatkan apa yang kuinginkan,” gumam Clara dalam hati sembari menguatkan tekadnya. Sayangnya hal tersebut tidak semudah yang dipikirkan oleh Clara. Sebab belum apa-apa Clara sudah merasa frustasi sendiri dan mengacak-acak rambutnya lalu kembali berbaring. Ia pun menyembunyikan wajahnya di atas bantal dan menghela napas panjang. Berusaha untuk mengatur isi kepalanya yang terasa berserakan karena terserang hal mengerikan semacam bersikap manis di hadpaan musuhnya sendiri. ** Malam menjelang, dan Clara pun sudah selesai mandi. Karena memiliki kesempatan, Clara pun selalu membersihkan diri dan berganti pakaian tepat waktu. Memang benar, dirinya tidak ingin merasa terlalu nyaman tinggal di sana, karena cepat atau lambat nantinya ia harus pergi agar bisa kembali berkumpul dengan saudara dan orang-orang yang ia sayangi. Namun, saat dirinya masih bisa menikmati air bersih untuk mandi, rasanya Clara harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Karena itulah, Clara tidak pernah melewatkan kesempatan baginya untuk mandi dan memberihkan diri seperti ini. Saat Clara ke luar dari kamar mandi. Ia pun melihat sekitar lima pelayan menyajikan berbagai makanan yang akan menjadi makan malamnya, di bawah pengawasan Ostra yang terlihat melipat kedua tangannya di depan d**a. Ostra terlihat tengah memastikan bahwa semua makanan yang ia inginkan dibawa dan disajikan dengan benar. Semuanya adalah makanan yang dimasak agar sesuai dengan kebutuhan nutrisi Clara. Namun, Clara sadar jika makanan yang saat ini disajikan, terlihat lebih banyak daripada makanan yang biasanya disajikan untuknya. “Bukankah ini berlebihan?” tanya Clara pada Ostra yang kini sudah duduk di kursi yang sudah disediakan di dekat meja tersebut. Clara melangkah mendekat ke meja tersebut dan duduk di kursi yang kosong, saat para pelayan melangkah pergi meninggalkan kamar tersebut. Ostra mengendikkan dagunya dan berkata, “Tidak, ini porsi normal yang harusnya bisa kau habiskan dengan mudah. Tidak perlu banyak komentar atau mengeluh, sebab semua ini sudah sesuai dengan perhitungan Gaal. Karena itulah, berhenti bertanya dan makanlah.” Biasanya, Clara akan balas mengoceh dan tidak mau menuruti apa yang diperintahkan oleh Ostra tersebut. Namun, kali ini Clara terlihat berbeda. Walaupun memang biasanya Clara selalu bertingkah lebih baik jika dihadapkan dengan makanan, kali ini Clara terlihat jauh berbeda. Ia tidak memprotes apa pun dan membuat Ostra sakit kepala dengan sega ocehannya. Saat ini Clara terlihat tengah menikmati makanannya dengan sangat lahap. Membuat Ostra agak mengernyitkan keningnya, sebab tidak memperkirakan sikap patuh yang ditunjukkan oleh Clara tersebut. “Aku memang ingin melihatmu menghabiskan semua makanan ini, tetapi kau harus berhati-hati. Jangan terlalu terburu-buru seperti ini. Sebab itu tidak akan baik bagi pencernaanmu. Kau juga bisa tersedak,” ucap Ostra membuat Clara mengernyitkan keningnya. Merasa merinding bukan main dengan perhatian yang ditujukan oleh Ostra, yang juga terasa sangat tidak nyaman dan tidak tepat tempatnya. Namun, setelah itu ternyata Ostra melanjutkan perkataannya dengan berkata, “Jika kau tersedak dan mati, memangnya siapa yang repot? Jadi, berhati-hatilah.” Clara yang mendengar hal itu tentu saja memasng ekspresi yang sangat buruk, seakan-akan dirinya ingin memukul wajah Ostra saat ini juga. Mengingat dirinya sangat jengkel, dengan perkataan Ostra yang jelas saja mengejeknya. Ostra yang melihat ekspresi tersebut pun berkata, “Nah, kau lebih cocok dengan ekspresi seperti ini. Rasanya kau membuatku agak antusias untuk membuatmu semakin menunjukkan ekspresi yang menarik seperti saat ini.” Clara pun memilih untuk mengabaikan ejekan tersebut dan melanjutkan makan malamnya. Sebab tanpa sadar, dirinya juga merasa sangat lapar. Ia tidak mau menanggapi perkataan Ostra untuk saat ini, karena dirinya ingin menghabiskan makan malamnya terlebih dahulu. Membuat Ostra yang melihatnya terhibur dengan acara makan yang begitu lahap tersebut. Ostra sendiri bisa memakan makanan yang biasanya dimakan oleh para manusia. Sebab pada dasarnya mereka juga memakan hal yang sama seperti para manusia, tetapi Ostra sendiri bukan orang yang terlalu mencintai makanan. Ia hanya makan seperlunya untuk memastikan keperluan nutrisinya terpenuhi. Ia juga lebih mementingkan untuk mengonsumsi bangak air putih, agar tidak dehidrasi. Ostra pada dasarnya memang tidak memiliki nafsu makan yang baik. Karena itulah, dirinya agak terkejut saat melihat Clara yang memiliki nafus makan sebesar ini. Bahkan, bisa dibilang jika dirinya agar tergoda untuk menikmati makanan yang sama, karena Clara membuatnya seolah-olah makanan yang ia nikmati memang sangat lezat. “Apakah seenak itu?” tanya Ostra membuat Clara menghentikan makannya dan menatap Ostra. Clara membutuhkan waktu untuk mengunyah dan menelan makanannya sebelum dirinya menelannya dan berkata, “Ini lebih enak daripada rumput, lumut atau serangga.” Mendengar apa yang dikatakan oleh Clara tersebut, tentu saja Ostra mengernyitkan keningnya. Merasa jijik karena Clara membandingkan makanan yang pantas tersebut dengan berbagai bahan makanan yang bahkan tidak pernah Ostra pikirkan bisa menjadi bahan makanan atau bahkan bisa ia makan. “Sudahlah, makan saja semuanya dan habiskan,” ucap Ostra pada akhirnya. Tentu saja Clara mengangguk dengan patuh dan kembali melanjutkan acara makan malamnya tersebut untuk mengisi perutnya yang anehnya ternyata bisa menampung semua makanan yang dibawa oleh Ostra tersebut. Tak lama, Clara pun menyelesaikan makanan utamanya dan meminum air putih yang sudah disediakan. Namun, ternyata Clara belum selesai, karena dirinya juga harus menyelesaikan makanan penutup berupa buah-buahan segar. “Karena tidak bisa minum s**u, jadikan ini sebagai gantinya dan habiskan,” ucap Ostra. Lagi-lagi Clara pun mengangguk patuh dan menghabiskan buah-buahan yang terasa sangat manis dan segar tersebut. Sungguh, Clara tidak tahu dari mana bangsa penjajah ini memiliki banyak makanan yang berkualitas yang bahkan tidak bisa ditemukan di luar sana. Clara memang tidak tahu, jika sebenarnya Ostra atas bantuan Gaal sudah mengembangkan perkebunan dan peternakan berjalan yang dibuat di sebuah pesawat tempur mereka yang besar. Namun, semua itu masih sementara, karena nantinya mereka akan membuka lahan perkebunan dan peternakan yang permanen dan modern. Semua itu akan terjadi, saat mereka sudah sepenuhnya berhasil menguasai bumi, dan menentukan di area mana mereka akan membuka perkembunan dan peternakan tersebut. Ostra sendiri tetap mengamati Clara yang benar-benar bersikap patuh akhir-akhir ini, hingga membuat Ostra merasa sangat aneh. Mengingat jika tingkah Clara sebelumnya sangat tidak bisa ditebak dan menyebalkan. Ia selalu saja membuat ulah yang membuat situasi kacau dan kepalanya pening. “Sepertinya ada yang kau inginkan,” ucap Ostra membuat Clara yang mendengar hal itu hampir tersedak dibuatnya. Clara tidak berpikir, jika sikapnya selama ini terlalu terang-terangan, hingga Ostra bisa menyimpulkan hal seperti itu secara langsung. Namun, Clara sendiri sadar, jika percuma saja mengelak. Lebih baik sekarang dirinya mengatakan semuanya secara terang-terangan. Karena bisa saja hal itu membuat dirinya mendapatkan apa yang ia inginkan dengan mudah. Clara meletakkan garpu buahnya dan berkata, “Aku hanya ingin menghirup udara segar. Sebab aku belum pernah dikurung atau menghabiskan waktu sebanyak ini dengan hanya tinggal di dalam rumah. Aku memang memiliki tubuh yang kurang sehat dan lemah semenjak diriku kecil, tetapi aku adalah orang yang aktif. Aku tidak tahan tinggal di tempat tertutup setiap waktu.” Ostra pun mengingat mengingat perkataan Gaal bahwa dirinya juga harus menjaga kestabilan mentar Clara. Namun, Ostra tidak berpikir jika dirinya bisa membiaran Clara berkeliaran di luar kamar dengan bebas. Meskipun begitu, rasanya Ostra bisa memikirkan hal ini lebih jauh. Lalu dirinya pun menyeringai sebelum berkata, “Aku bisa memberikan apa yang kau minta ini, tetapi aku tidak akan memberikan hal ini dengan cuma-cuma, Clara. Kau harus membayarnya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD