Informasi

3109 Words
Riolo berdecak saat dirinya menyadari jika perburuan kali ini menjadi sia-saia. Senjata canggih miliknya yang baru-baru benar tidak digunakan, sebab dirinya tidak menemukan manusia satu pun di tempat yang memang ia sisir bersama dengan pasukannya. Hanya ada para mhonyedt yang berkeliaran, dan hanya perlu dibersihkan oleh para prajurit di bawah perintahnya. Riolo pun memeriksa peta yang sudah diberikan oleh Ostra sebelumnya, dan dirinya pun sadar jika semua tempat yang ditandai oleh Ostra sudah sepenuhnya ia sisir. Namun, tidak ada yang ia temukan, selain jejak yang menunjukkan bahwa memang sebelumnya sudah ada beberapa manusia yang tinggal di sana. “Benar-benar sial. Aku tidak menemukan apa pun,” gumam Riolo merasa sangat jengkel jika situasi saat ini tidak sesuai dengan harapannya. Usahanya menjadi sia-sia, padahal ia sudah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan penyisiran dan perburuan ini. Namun, ternyata ia tidak mendapatkan apa pun, tentu saja itu sangat mengecewakan bagi dirinya. Riolo pun mengernyitkan keningnya, saat sadar jika sepertinya para manusia sudah semakin pintar. Bahkan, mereka terbilang sudah bisa membaca langkah yang mereka ambil. Ostra yang tahu mengenai hal ini, sudah dipastikan akan marah besar nantinya. Riolo rasa, ini memang sudah waktunya bagi Ostra untuk menyusun strategi yang lebih besar, mengingat jika mereka sudah memiliki semua hal dari informasi hingga senjata. Dengan memanfaatkan semuanya dengan sempurna, hanya menghitung waktu hingga mereka benar-benar menguasai bumi ini sepenuhnya. Riolo masih sibuk dengan pemikirannya, saat dirinya mendengar suara ribuk di luar. Saat ini, dirinya memang tengah berada di dalam pesawat tempurnya yang canggih. Lalu Riolo pun memeriksa waktu, dan semakin mengernyitkan keningnya. Seharusnya, sekarang semua prajuritnya sudah menyelesaikan pembersihan di area sekitar di mana mereka tengah berada. Sebab waktu sudah berjalan cukup lama. Namun, suara berisik yang ia dengar membuat Riolo berpikir jika ada sesuatu yang aneh dan tidak biasanya di sana. Jadi, dengan pemikiran tersebut, Riolo pun membuka pintu pesawat tempurnya yang tengah melayang dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Saat itulah, Riolo melihat hal yang aneh. Hal tersebut tak lain adalah, para prajuritnya terlihat kesulitan menangani para mhoyedt yang terlihat lebih lincah dan liar daripada biasanya. Karena Riolo sering kali bertugas untuk memimpin pembersihan, bahkan sering kali juga dirinya turun tangan langsung untuk membasmi para mhonyedt yang tidak lebih dari hama di matanya tersebut. Jadi, Riolo tahu betul, bagaimana sifat dan banyaknya kekuatan yang dimiliki oleh para mhonyedt. “Wah-wah, ada apa ini? Kurasa, aku menemukan sesuatu yang menarik di sini,” ucap Riolo lalu memilih untuk duduk dan mengamati lebih jauh apa yang terjadi di sana. Riolo akan mengamati lebih jauh, demi mengumpulkan banyak informasi terlebih dahulu. Setelah itu, barulah dirinya akan mengambil langkah selanjutnya yang sesuai dengan informasi yang ia dapatkan. Selain itu, Riolo merasa jika dirinya harus mengevaluasi kemampuan prajuritnya. Tentu saja ini sudah terasa sangat memalukan bagi mereka, sebab mereka yang memiliki kemampuan fisik dan bahkan dibekali dengan senjata lengkap, kesulitan untuk mengendalikan para mhonyedt yang menyerang. Riolo pun melihat jika salah satu prajuritnya sudah mulai melepas kekang senjata apinya dan menyerang salah satu mhonyedt. Biasanya, mereka tidak perlu menggunakan senjata seperti ini untuk menyelesaikan para mhonyedt. Namun, situasi saat ini sangat berbeda hingga mendesak mereka untuk melakukan hal tersebut. Riolo sendiri terlihat tidak senang, karena prajuritnya terlihat terdesak, bahkan harus menggunakan senjata untuk menangani para mhonyedt. “Kalian kewalahan padahal kalian memiliki kemampuan fisik yang lebih unggul, dan bahkan mengenakan pakaian tempur? Wah, sepertinya aku selama ini terlalu memanjakan kalian semua,” ucap Riolo sudah mulai merencanakan pelatihan keras bagi semua prajurit. Tentu saja Riolo tidak ingin memiliki prajurit lemah yang bahkan tidak bisa melawan musuh yang terbilang lebih lemah dari mereka. Namun, lagi-lagi Riolo dikejutkan dengan hal yang aneh. Para mhonyedt yang sudah terkena tembakan, ternyata tetap melawan seakan-alan mereka semua tidak merasakan sakit. Padahal, semua peluru dibekali dengan racun atau obat bius. Dengan melihat kondisi mereka yang baik-baik saja seperti saat ini, sudah bisa disimpulkan jika ada yang tidak beres dengan mereka. Riolo pun pada akhirnya berdiri dari posisinya, karena dirinya sudah selesai mengamati dan mengumpulkan informasi. Tanpa bergerak dari posisinya, Riolo pun menyiapkan senjatanya dan mulai menembaki para mhonyedt dari jarak jauh. Meskipun begitu, semua tembakannya terlihat sangat tepat menembak kepala para mhonyedt yang seketika mati di tempat karena luka pada kepala mereka. Tentu saja para prajurit juga melakukan hal yang sama dengan Riolo, hingga Riolo memberikan perintah, “Sisakan satu mhonyedt yang masih berada dalam kondisi terbaik, lalu tembak dia dengan peluru listrik tegangan sedang. Buat dia jatuh tidak sadarkan diri.” Lalu seorang prajurit yang memang memiliki peluru listrik, segera membidik seorang mhonyedt yang masih berada dalam kondisi fisik terbaik yang sudah bersiap untuk melarikan diri. Namun, sebelum mhonyedt itu berhasil melarikan diri, prajurit bangsa Draconian yang dilengkapi pakaian perang tersebut dengan tepat menembak betisnya, lalu mhonyedt itu pun jatuh tidak sadarkan diri dengan kondisi tubuh yang bergetar. Dalam hitungan detik, semuanya pun selesai setelah Riolo turun tangan untuk memimpin pasukannya. Tentu saja pasukan Riolo sendiri merasa jika mereka kini tengah berada dalam bahaya. Riolo tidak mungkin membiarkan mereka begitu saja, setelah apa yang terjadi sebelumnya. Mereka sudah menunjukkan performa yang sangat buruk, dan pastinya Riolo tidak akan membiarkan hal itu begitu saja. Terlebih lagi, jika nantinya Riolo melaporkan kondisi tersebut pada Ostra. Maka semuanya akan sangat kacau. Tidak hanya harus menghadapi latihan sulit yang disiapkan oleh Riolo, mereka juga akanmenghadapi evaluasi ketat yang dibuat oleh Ostra, sang Jenderal Besar. Sebenarnya, dipimpin oleh Riolo terbilang sebagai hal yang baik bagi mereka semua jika dibandingkan dipimpin langsung oleh Ostra. Sebab Ostra berada di level yang berbeda saat dirinya memimpin dalam misi. Riolo terkadang masih memberikan keringanan dan bertindak santai saat bergerak dalam menjalankan misi mereka. Namun, Ostra tidak. Jenderal Besar mereka itu tidak mentolelir kesalahan yang muncul. Riolo tentu saja menyadari apa yang dipikirkan oleh para bawahannya dan berkata, “Sepertinya kalian sadar, atas kesalahan yang sudah kalian perbuat. Jadi, persiapkan diri kalian untuk mendapatkan pelatihan keras yang kurancang.” Tentu saja semua prajurit yang mendengar perkataan tersebut secara serempak menjawab, “Baik, kami mengerti!” Setelah itu, barulah Riolo melihat semua yang ada di sekitar dan berkata, “Baiklah, sekarang bereskan semuanya. Lalu bawa mhonyedt yang sudah dilumpuhkan dan masukkan ke dalam pesawat tempurku, tepatnya penjarakan dia di ruangan khusus. Lakukan semuanya dengan cepat dan tepat, karena kita semua harus bergegas.” Mendengar perintah yang sudah dikatakan oleh Riolo pun bergegas untuk melakukan apa yang sudah dikatakan oleh Riolo tersebut. Sementara Riolo sendiri segera masuk ke dalam pesawatnya sendiri dan duduk di kursi sembari memikirkan banyak hal dengan sangat serius. Tentu saja masalah mengenai para mhonyedt yang terlihat jauh berbeda daripada mhonyedt yang Riolo ketahui. “Ini benar-benar menarik, tetapi aku juga merasakan firasat yang sangat buruk mengenai masalah ini,” ucap Riolo terlihat sangat waspada dengan apa yang akan ia hadapi. “Apa pun itu, aku harus bergegas untuk memberitahi Gaal dan Ostra mengenai ini,” ucap Riolo lalu dirinya pun memilih untuk memejamkan matanya dan beristirahat dengan nyaman di sana. Ia ingin beristirahat saat dirinya memiliki waktu untuk melakukan hal tersebut. Mengingat, Riolo memiliki firasat jika akan ada masalah besar yang akan ia hadapi. Rasanya, Riolo akan sangat sibuk nantinya, karena itulah ia harus beristiahat saat dirinya memiliki waktu untuk beristirahat. Sayangnya, Riolo tidak memiliki waktu untuk beristirahat terlalu lama. Mengingat jika pesawat tempur yang ia gunakan adalah pesawat tempur yang sangat canggih. Karena itulah, tidak membutuhkan waktu terlalu lama bagi pesawat tersebut tiba di markas pusat. Riolo yang menyadari hal tersebut pun mendengkus dan bergumam, “Baru pertama kali aku merasa kesal dan menyesal memiliki sebuah pesawat tempur yang memiliki kecepatan yang sangat baik.” Namun, Riolo tidak membuang waktu dan memerintahkan dua orang prajurit dengan berkata, “Bawa mhonyedt yang dikurung itu, dan ikuti aku.” Tentu saja kedua prajurit itu segera mengikuti perintah Riolo, dan bergegas untuk mengikuti langkah Riolo yang bergegas menuju area markas yang memang difungsikan sebagai labolatorium yang tak lain adalah daerah kekuasaan milik Gaal. Riolo pun masuk ke dalam ruangan di mana Gaal tengah berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugasnya, dan hal tersebut membuat Gaal agak geram dibuatnya. Namun, dirinya segera menahan ocehannya saat dirinya melihat prajurit yang terlihat menahan seorang mhonyedt yang terlihat sangat liar. “Apa ini? Kenapa kau membawa buah tangan semacam ini?” tanya Gaal tentu saja mengejek ulah Riolo yang membawa mhonyedt ke tempat penelitiannya. “Ada yang aneh dengan mhonyedt ini. Tadi, kami sudah menjalankan perintah yang sudah diberikan oleh Ostra, dan kami pun sudah menyisir semua titik yang ia tandai pada peta. Namun, ternyata tidak ada satu pun manusia yang bisa kami temukan, dan hanya ada banyak mhonyedt yang membuat kami harus melakukan pembersihan. Namun, di tempat terakhir, kami menemukan mhonyedt yang sangat aneh, karena mereka terlihat lebih kuat dan lebih liar daripada sebelumnya. Mungkin kau tidak percaya, karena tidak melihatnya secara langsung. Tapi, aku bisa bersumpah, jika prajurit kita saja kewalahan untuk menangani mereka,” jelas Riolo dengan tampang seriusnya. Gaal yang mendengar hal itu pun mengernyitkan keningnya dan bergegas untuk memeriksa mhonyedt yang memang tengah ditahan oleh dua orang prajurit dengan susah payah. Lalu dirinya pun mengernyitkan keningnya saat dirinya melihat hal yang memang berbeda dan berkata, “Sepertinya memang ada yang aneh. Aku harus memeriksanya lebih jauh lagi.” Setelah mengatakan hal tersebut, Gaal menyiapkan suntikan dan segera menyuntik mhonyedt yang tengah ditahan dengan sangat kuat tersebut. Dan dalam waktu singkat, mhonyedt itu pun jatuh tidak sadarkan diri berkat obat yang sudah Gaal suntikkan. Lalu Gaal menunjuk meja penelitiannya dan berkata, “Baringkah di tempat itu. Lalu pastikan pasang penahannya dengan benar.” Riolo yang melihat jika semuanya sudah selesai pun berkata, “Kalau begitu, aku pergi.” Mendengar apa yang dikatakan oleh Riolo, Gaal segera menahannya dengan bertanya, “Kau hanya mendapatkan ini saja? Bagaimana dengan manusianya? Apa kau tidak menemukan satu pun manusia dalam perburuan kali ini?” Riolo menggeleng. “Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya. Tidak ada satu pun manusia yang kutemui, hanya ia yang aku dapatkan. Sudahlah, jangan merengek terus. Aku kan sudah membawakan bahan penelitian yang menarik untukmu. Sekarang, aku akan pergi untuk melaporkan situasi terlebih dahulu terhadap Ostra. Ada banyak hal yang janggal di sini, dan kurasa ia harus tahu terlebih dahulu. Sisanya kita akan membahasnya di pertemuan kita selanjutnya,” ucap Riolo lalu beranjak pergi setelah memberikan jawaban tersebut. Tentu saja Riolo pergi bersama dua orang prajurit yang sebelumnya membantu dirinya mengawal mhonyedt yang akan menjadi penelitian Gaal. Sementara Gaal yang ditinggalkan di sana, terlihat mengernyitkan keningnya dalam-dalam dan menatap mhonyedt yang akan menjadi bahan penelitian barunya. “Sebenarnya aku memiliki banyak tugas, tetapi aku sudah mendapatkan bahan penelitian yang sangat menarik,” ucap Gaal dan bersiap untuk melakukan penelitiannya. ** Di sisi lain, saat ini Calvin dan kelompoknya yang tengah bergerak menuju tempat persembunyian mereka yang baru, tengah menghadapi situasi yang sangat sulit. Mereka kini tengah menghadapi kelaparan mereka juga menempuh perjalanan yang sangat sulit karena medan yang mereka tempuh. Saat ini, mereka semua tengah beristirahat, langit masih terlihat gelap, tetapi Calvin yang tengah terjaga tahu betul jika kini waktu tengah beranjak pagi. Tentu saja mereka harus segera bangun dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka tidak boleh membuang waktu sedikit pun, karena bisa saja keberadaan mereka tercium oleh para draconian yang sudah dipastikan tengah memburu mereka. Calvin pun menghela napas dan mendongak menatap langit yang secara bertahap mulai terlihat cerah karena matahari yang secara perlahan akan naik dan menyebarkan cahanya. Saat itulah, Zayn pun duduk di samping Calvin dan berkata, “Kita sudah semakin dekat dengan tempat persembunyian kita yang baru. Tapi, entah mengapa aku merasa seakan-akan lebih jauh dari Clara.” Mendengar perkataan Zayn, Calvin pun kembali menghela napas. Tentu saja Calvin merasakan hal yang sama dengan Zayn, bahkan bisa dibilang lebih parah daripada yang dirasakan oleh Zayn. Ia mencemaskan kondisi adiknya, dan merasa bersalah karena dirinya hingga detik ini belum bisa mencari keberadaannya. Padahal, sebelumnya Calvin sudah mengatakan dengan penuh percaya diri, bahwa ia akan segera menyelamatkan Clara dan mengeluarkan dirinya dari cengkraman bangsa Draconian yang mengerikan. Calvin pun bergumam, “Aku mencemaskannya. Aku terus memikirkan bagaimana dirinya makan, dan bagaimana dirinya tidur. Apakah dirinya ditempatkan di dalam sel yang dingin, atau diperlakukan baik karena akan dimanfaatkan? Semuanya terus membuatku terjaga.” Zayn menoleh dan melihat wajah Calvin yang memang memiliki banyak kemiripan dengan wajah Clara. “Aku yakin, Clara juga pastinya sangat mencemaskan dirimu juga. Selain itu, ia juga pasti merindukanmu,” ucap Zayn pelan. “Aku berusaha untuk menguatkan diriku sendiri. Sekarang, aku harus fokus dengan kewajibanku sendiri, dan baru setelahnya aku akan melakukan sesuatu demi kepentingan diriku sendiri,” ucap Calvin sudah menetapkan apa yang akan ia lakukan. Atau lebih tepatnya, tengah membulatkan tekad, agar dirinya tidak boleh meninggalkan kewajibannya sebagai salah satu pemimpin kelompok. Calvin sadar, ada banyak nyawa yang bergantung pada langkah yang ia ambil sebagai seorang pemimpin. Meskipun sulit untuk mengabaikan fakta bahwa sang adik sekarang sangat membutuhkan bantuan darinya, tetapi Calvin berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu. “Tenang saja, aku pasti akan membantumu, Calvin,” ucap Zayn lalu menepuk bahu Calvin untuk memberikan dukungan pada sahabatnya itu. Tak lama, Hial pun bangun dari tidurnya dan satu demi satu anggota kelompok juga terbangun dari waktu istirahatnya. Mereka pun bergegas bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Tentu saja, mereka semua merasa kelelahan karena perjalanan yang sudah mereka tempuh sejauh ini. Namun, mereka semua juga sadar, bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk mengeluh seperti itu. Mengeluh, bisa berujung dengan kematian yang menyedihkan di tangan para draconian yang kejam itu. Jadi, mereka pun sama-sama mengerti dan bekerja sama untuk melanjutkan perjalanan yang melelahkan dan berbahaya ini. Melihat jika semua orang sudah siap untuk melanjutkan perjalanan, Calvin pun berkata, “Baiklah, kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan kita. Hanya saja, jangan lupakan setiap arahan yang sebelumnya sudah kuberikan.” Semua orang mengangguk patuh. Zayn memimpin di depan rombongan, karena dirinya tahu betul dengan akses jalan menuju tempat persembunyian. Sementara Calvin berjaga di paling belakang untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun anggota yang tertinggal nantinya. Hial juga ada di bagian belakang, karena akan lebih mudah untuk mengamati para anggota, karena nantinya dirinya bisa melihat mana yang terluka dan segera mengobatinya dalam waktu secepat mungkin. Meminimalisir waktu yang terbuang dan tidak menghambat perjalanan mereka tersebut. Meskipun anggota kelompok mereka tersebut terlihat beragam kelas usianya, tetapi tidak ada satu pun yang terlihat manja atau lemah. Semuanya berusaha untuk menguatkan diri mereka sendiri, agar mereka bisa bergegas untuk mencapai area yang sudah dijadikan tempat persembunyian baru mereka. Sebab jika mereka sudah tiba di sana, sudah dipastikan jika area tersebut akan sangat aman. Setidaknya saat ini mereka harus menahan diri dan menembus batas mereka sendiri, demi segera mencapai area yang lebih aman dan beristirahat dengan tenang di tempat yang luput dari perhatian para draconian yang kejam tersebut. Perjalanan sangat lancar, sudah hampir empat jam mereka berjalan sesuai dengan arahan yang dilakukan oleh Zayn. Tidak ada yang terluka, dan tidak ada yang tertinggal. Namun, sudah terlihat ada beberapa yang sudah mulai kelelahan, dan beberapa yang terlihat sesak napas karena kelewat merasa lelah dan memaksakan diri. Calvin yang melihat hal tersebut tentu saja merasa cemas. Saat ini, area yang tengah mereka lewati adalah area yang sangat rawan. Sering kali ada mhonyedt yang berkeliaran di sini, jika satu atau dua mungkin bisa segera ditangani. Namun, biasanya mhonyedt selalu bergerak dengan gerombolan dengan sepuluh atua lebih anggota setiap gerombolannya. “Aku tau, kalian semua merasa lelah, tapi bisakah kalian terus melanjutkan langkah kalian? Aku ingat, jika tidak jauh dari sini ada tempat yang bisa kita gunakan untuk beristirahat,” ucap Calvin menguatkan orang-orang yang berada di sana. Tentu saja Zayn yang mendengar hal itu pun mengangguk. Lalu ia pun berkata, “Benar, ada area yang bisa kita gunakan untuk beristirahat di depan sana. Jangan melambatkan tempo gerak kita sekarang, karena di sini adalah area rawan di mana banyak para mhonyedt yang bergerak lalu-lalang. Para anggota kelompok yang mendengar hal itu pun seketika mengangguk. Sebab hal tersebut terdengar sangat membahagiakan seperti angin yang sangat segar. Karena itulah, mereka tetap bergerak sesuai dengan apa yang mereka sepakati. Tak lama, mereka pun sampai di area yang sebelumnya dibicarakan. Ternyata, tempat tersebut tak lain adalah area reruntuhan yang cukup teduh. Tentu saja mereka bisa menggunakan area tersebut untuk beristirahat. Namun, mereka secara mengejutkan bertemu dengan kelompok kecil yang juga tengah beristirahat di sana. Setelah berbincang bersama dan melakukan kesepakatan, kelompok kecil pun bergabung dengan kelompok di mana Calvin bergabung. Saat mereka bersitirahat, mereka pun bertukar informasi agar mereka mengetahui banyak hal dan bisa melanjutkan perjalanan dengan lebih aman daripada sebelumnya. “Jadi, tempat persembunyian kalian sebelumnya diserang?” tanya Dias yang tak lain adalah salah satu anggota baru bagi kelompok Calvin. Lalu Zayn yang mendengarnya mengangguk. “Ya, karena itulah kini kami semua tengah berada dalam perjalanan menuju area persembunyian kami yang baru. Tentu saja tempat ini lebih aman dan tidak akan dengan mudah masuk ke dalam radar bangsa Draconian. Kami harus bergegas untuk sampai, agar kami bisa segera mencari cara untuk menyelamatkan teman-teman kami yang tertangkap sebelumnya,” ucap Zayn. Dias yang mendengar jawaban tersebut pun mengernyitkan keningnya dan bertanya, “Kapan tepatnya penyerangan itu terjadi?” “Sekitar tiga hari yang lalu. Memangnya kenapa?” tanya Calvin balik, tiba-tiba merasakan firasat, bahwa orang di hadapannya ini sepertinya memiliki informasi yang sangat penting. “Jika dihitung, sepertinya waktunya sangat tepat. Tiga hari yang lalu, kemarin aku dan teman-teman dalam kelompokku melihat ada beberapa manusia yang dibawa menuju markas yang kebetulan memang kami lewati tanpa sengaja ketika kami mencari air bersih,” jawab Dias menjelaskan apa yang ia lihat beberapa hari yang lalu. Ia tidak tahu ini berhubungan dengan orang-orang yang menghilang sebelumnya atau tidak, tetapi dirinya berpikir lebih baik memberitahu hal ini berharap jika hal tersebut memang bisa menjadi sedikit bantuan baginya. Tentu saja perkataan tersebut membuat Calvin, Zayn, dan Hial yang mendengarnya seakan-akan mendapatkan napas segar. Meskipun belum bisa dipastikan, ketiganya berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh Dias benar-benar berkaitan dengan penculikan yang dilakukan oleh bangsa Draconian yang berbahaya itu. Calvin dan Zayn pun segera menanyai detail tempat yang dilewati oleh Dias dan kelompoknya, dan Hial pun bertugas untuk mencatat dan menandai tempat yang disebutkan oleh Dias. Melihat hal itu semua, Dias pun bertanya, “Apa informasi ini cukup berguna?” Hial yang mendengarnya pun menggeleng dan menjawab, “Bukan cukup, tetapi sangat berguna. Setidaknya kini kami memiliki prioritas tempat untuk kami pastikan sebagai tempat di mana teman-teman kami berada.” Zayn yang mendengar hal itu pun mengangguk. Lalu dirinya menambahkan, “Meskipun kami belum bisa memastikan bahwa para manusia yang kalian lihat adalah teman-teman kami, tetapi ini benar-benar bantuan yang sangat berguna bagi kami semua.” Lalu Calvin terlihat menampilkan ekspresi penuh syukur dan berkata, “Terima kasih. Karena kalian sudah membuatku semakin dengan kemungkinan untuk menemukan keberadaan adikku.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD