Hansell Orlando

1112 Words
Aisyell melamun sambil membayangkan Sugar Daddy yang ditawarkan oleh Mizya, pria dengan kepala botak, perut buncit dan pendek seperti dosen mereka yang genit yaitu Prof. Kuncoro. Padahal dua hari yang lalu Prof Kuncoro melamar dirinya untuk menjadi istri simpanan bila Aisyell ingin di bantu biaya kuliah nya, tentu saja Aisyell menolak ajakan pria genit dan mata keranjang itu. "Dasar pria botak, buncit, pendek tidak tahu diri," teriak nya sambil menggebrak meja. Mizya yang tadi hanya diam melihat sahabat nya yang termenung itu terkejut dan langsung menyemburkan teh hangat itu ke tangan Aisyell, sehingga Aisyell langsung sadar. "Apaan sih Loe!" teriak Mizya yang jantung nya hampir copot. "Sorry gue kebayang Sugar Daddy yang elo bilang kayak Prof. Kuncoro, amit-amit jabang bayi." pekik Aisyell sambil mengetuk-ngetuk kening nya dari kepala lalu ke meja. Mendengar ucapan Aisyell malah membuat Mizya tertawa terbahak-bahak bahkan air mata nya sampai keluar. "Jadi elo dari tadi diam mikirin hal itu, gue pikir elo sebel sama gue, lagian Om Dirga itu ganteng plus cool abis tauk," bisik nya ke arah Aisyell sambil mengedipkan sebelah mata nya. Aisyell malah tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu, menurutnya mana ada sih pria yang umur nya sudah setengah abad bisa ganteng dan cool "Kok malah ketawa, Om Dirga itu beneran ganteng banget Ais, gue aja mau tuh jadi Sugar Baby nya di banding Om Pram, jauh banget!" desis nya sambil menundukkan kepala. "Emang loe kapan sih Miz mau berhenti jadi Sugar Baby gini, jujur gue kadang gak tega lihat elo kayak ini, masa depan elo tuh masih panjang Miz," gumam Aisyell melihat raut kesedihan di wajah Mizya. Mizya menarik nafas nya lalu membuang nya gusar, mata nya bahkan sudah berkaca-kaca, sejak dulu Mizya menyukai seorang pria hafiz al-Quran di dekat kost rumah nya, namun mengingat gelap nya kehidupannya membuat nya terpaksa memendam perasaan itu, Mizya menyadari kalau diri nya hanyalah wanita kotor yang tidak pantas untuk pria baik. "Setelah gue tamat kuliah dan bekerja di perusahaan yang bagus, gue bakal tinggalin dunia gelap ini Ais, gue sadar selama ini gue udah ngebohongin orang tua gue dan kasih uang gak halal untuk biaya sekolah adik gue," ucap nya menahan tangis. Aisyell mengerti dan memahami kondisi Mizya, bahkan diri nya yang hanya memikirkan untuk biaya hidupnya sendiri saja sudah hampir gila, apalagi Mizya yang harus memikirkan pendidikan nya dan juga keluarga nya di kampung. Aisyell hanya bisa memeluk sahabat nya itu, setelah selesai dengan acara peluk memeluk mereka pun berjalan ke arah kelas, dimana kelas mereka akan di mulai. Aisyell dan Mizya duduk bersebelahan, katanya hari ini mereka akan kedatangan seorang pengusaha muda yang akan memberikan materi, pantas saja semua mahasiswi terlihat berdandan lebih menor di banding biasanya. "Ada apa sih Miz, kok si Prisya dandan kek mau ngelenong gitu sih," bisik Aisyell kepada Mizya yang sejak tadi memperhatikan semua gerak gerik mahasiswi yang memang memegang cermin kecil, namun Prisya yang paling menyolok. Mizya menepuk tangan Aisyell yang tidak mengetahui kalau hari ini akan ada tamu istimewa yang akan menyampaikan materi tentang bisnis. "Makanya elo itu kuliah yang bener, dua hari yang lalu kan Prof.Junaidi bilang kalau ada tamu istimewa yang akan menyampaikan materi tentang bisnis, katanya sih pengusaha muda." jawab Mizya. Aisyell pun hanya bisa membulat kan bibir nya sambil mengatakan "Ooo ..." Namun dua hari yang lalu Aisyell tidak masuk ke kelas Prof.Junaidi karena di panggil oleh Prof.Kuncoro dimana dirinya di lamar namun ditolak nya begitu saja. Aisyell tidak mengatakan kepada Mizya, karena menurut nya hal itu tidak lah penting. Namun seketika ruangan yang tadi riuh menjadi tenang, seorang pria muda berusia sekitar 25 tahun masuk dengan jas yang lengkap, tubuhnya tinggi dan tegap, hidung mancung dengan rahang tegas memperjelas ketampanan pria itu, kulit nya putih dan di balut barang-barang branded yang dapat di lihat dari jam tangan yang di pakai oleh pria itu, sepatu kulit nya mengkilat hingga siapapun bisa berkaca di situ. Dengan tenang pria itu memperkenalkan diri nya dengan suara bariton nya yang begitu sexy, namun terlihat wajah angkuh tanpa senyuman. Namun meskipun begitu tidak dapat di pungkiri bahwa pria itu sangat tampan dan sempurna. "Perkenalkan nama saya Hansell Orlando, usia saya 25 tahun," ucap nya dengan tegas. Semua mahasiswi kegirangan, bahkan para mahasiswa pria sangat malu melihat kelakuan mahasiswi yang terang-terangan memuji ketampanan pria itu. Prisya yang sejak tadi sudah berdandan menor bahkan duduk di paling depan dan terus saja tersenyum ke arah Hansell. Berbeda dengan Aisyell, diri nya bahkan masih membaringkan kepala di meja tanpa melihat wajah pria yang akan memberikan materi kepada mereka hari ini, apalagi rambut nya kusut semakin berantakan. "Aisyell bangun loe, tuh pemateri udah datang," bisik Mizya sambil menyolek pundak Aisyell. Aisyell menegakkan tubuh nya lalu melihat ke arah depan, Aisyell langsung tersenyum sumringah ketika melihat pria tampan di depan nya. "Wah ganteng ya," ucap nya mengucek-ngucek mata nya sendiri. Mizya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan sahabat nya itu, Aisyell yang dulu selalu terlihat rapi dan cantik semenjak kejadian di mana Papa nya dipenjara karena korupsi terlihat sangat berantakan dan tidak pernah memperhatikan penampilan lagi. Hansell memberikan materi dengan jelas, semua nya terpaku melihat ketangkasan seorang Hansell Orlando, padahal usia nya masih sangat muda namun sangat terlihat perfeksionis dalam melakukan apapun. Tanpa terasa sudah satu jam Hansell memberikan materi kepada para mahasiswa dan mahasiswi, tanpa melirik siapapun pria itu berlalu meninggalkan ruang kelas itu. "Percuma ganteng tapi sombong!" ucap Aisyell sambil meminum air putih dari botol kemasan yang di beli nya di kantin tadi. "Apaan sih loe, belum apa-apa udah ngejudge orang sombong," jawab Mizya yang sudah memasukan semua buku nya ke dalam tas. "Loe gak lihat, dia dari tadi cuma ngejelasin tanpa ada interaksi dengan kita, senyum aja kagak mau," pekik Aisyell yang ikut memasukkan buku nya ke dalam tas. "Ya namanya orang sibuk Ais, biasa kali dia kek gitu," jawab Mizya singkat. Mereka yang tadi mengangumi ketampanan Hansell seketika menjadi haters nya. Namun ketika Aisyell dan Mizya ingin keluar dari ruangan, Prisya malah sengaja menumpahkan air mineral tepat di sepatu Aisyell. "Ups gue gak sengaja," ucap nya sambil menutup mulut nya. Aisyell berusaha menahan amarah nya, rasa nya ingin sekali menghajar Prisya, namun Aisyell sadar kini diri nya tidak bisa melakukan apapun lagi, dirinya tidak ingin di keluar kan dari kampus karena berkelahi dengan Prisya. Namun Mizya sangat kesal melihat kelakuan Prisya dan langsung membuka botol kemasan yang berisi orange jus itu lalu menumpahkan nya ke pakaian Prisya. "Ups gue juga gak sengaja!" jawab Mizya yang langsung menarik tangan Aisyell untuk keluar dari ruangan itu. "Mizyaaaa-" teriak Prisya sambil mengepalkan kedua tangan nya, wajah nya merah padam karena pakaian mahal yang baru di beli nya kemarin kotor karena orange jus yang di siram oleh Mizya. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi hanya tertawa melihat kesialan Prisya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD