SUARA tangis yang memenuhi ruangan VIP bernomor 21 itu sudah setengah jam ini terdengar nyaring ditelinga, tepatnya saat seorang pasien dengan lilitan perban dikepalanya terlihat menempati ruangan cukup besar ini. Tidak dengan ke empat cowok yang terlihat duduk dengan keadaan tenang, gadis yang malam menjelang pagi ini nampak cantik walau sudah berpenampilan berantakannya pun, terlihat sibuk memeluki sang pasien. Membuat cowok berpakaian rumah sakit itu terkekeh geli diatas ranjangnya, sibuk mengusap-ngusap kepala Nasya agar dapat menenangkan gadisnya. "Kak, Derren it's totally fine." Richard yang sudah gemas dengan bisingnya tangis Nasyapun bersuara lebih dahulu. "Cuman satu jaitan. Gak geger otak juga." sambung Raynzal yang malah semakin memperjelas tangis itu. Membuat lirikan gana

