Malam itu suara sirene bersuar sayup, ada cahaya tak jauh dari luar jendela dan suara hantaman cukup keras yang membuat ranjang Darius bergetar cukup keras, smart alarm disamping tempat tidurnya ikut mati, sejenak seluruh kekuatan listrik di rumah Darius mati, sebelum akhirnya menyala kembali, namun tidak dengan alarmnya.
"Da*n!"
Katanya melihat alarmnya mati, ia terlambat untuk bangun. Darius sangat tidak suka bangun dengan tergesa-gesa, tapi saat itu sudah hampir jam 8 pagi, dan ia harus sudah dikantor sebelum jam 9 pagi.
Sambil tergesa, ia tak habis pikir bagaimana smart clock itu mati? Hal itu tidak pernah terjadi selama 7 tahun, apa ini sudah waktunya untuk Darius membeli barang-barang baru untuk kamarnya? Sangat aneh dan menyebalkan keluhnya didalam hati.
"OMAAA !"
Teriaknya menyentak lamunan Oma yang sambil menyiapkan sarapan, mematung mengadah ke TV yang terpasang di atas dinding. Rumah mereka bergaya minimalist dengan sentuhan beberapa furniture tua, untuk TV flat dan di pasang di atas dinding antara dapur yang terbuka dengan island di bagian tengah.
"Darius, ayo sarapan dulu"
Kata Oma dengan piring masih ditangannya, berjalan perlahan ke meja makan.
Darius sudah hidup dengan Omanya semenjak Ia berusia 5 Tahun, Ia bahkan tidak banyak mengingat kenangan dengan orang tuanya. Mereka meninggal dalam kecelakaan tunggal, dan meninggalkan Darius seorang diri. Oma yang adalah single parents sejak mengandung Ibu Darius, akhirnya menjadi wali cucu satu-satunya tersebut. Ia tidak pernah di kontak atau mengenal kakek dan nenek dari Ayahnya, karena mereka tinggal di Jerman, sudah lama hilang kontak. Sampai akhirnya orang tua Darius meninggal, tetapi dia tidak pernah ingat melihat mereka atau pernah dikontak sekalipun. Hanya Oma keluarganya di dunia ini.
Usia Oma sudah lebih 80 tahun, ia masih tampak lebih muda dari usianya, namun caranya berjalan sudah sangat lambat, dan kadang tidak senghaja menyeret kakinya, saat Darius tanya kenapa, ia hanya akan menjawab, sedikit lelah. Setiap kali check up, dokter selalu menyarankan Oma untuk lebih banyak beristirahat, dan beraktivitas secukupnya saja. Namun karena Oma sangat menyayangi Darius, Ia tidak pernah berhenti merawat Darius dan memanjakkan cucu satu-satunya itu. Dan tentu saja Darius juga sangat menyayangi Oma, Oma adalah satu-satunya keluarga paling berharga yang ia miliki, ia rela membayar berapapun dan bekerja banting tulang untuk membelikan Oma semua vitamin, obat, check up rutin dan dokter pribadi, karena tanpa Oma, hidupnya akan menjadi hampa, Darius berharap Oma bisa panjang umur. Walaupun begitu, Ia tidak pernah berhenti manja pada Omanya itu.
"Tuh, Oma ngapain sih berdiri disitu?"
"Itu, ada virus rabies, di US sudah kacau sekali, semua negara bagiannya sudah mulai di karantina, militernya juga banyak yang meninggal. Kantor kamu ga tutup?"
Sekilas Darius melihat ke layar TV, sebelum pandangannya fokus ke arah wajah Omanya yang terlihat khawatir.
"Oma, jangan terlalu serius, Oma itu harus banyak istirahat, jangan pikir macam-macam. Darius masih punya banyak deadline, dan mungkin harus lembur lagi hari ini."
"Sepertinya US saja sudah lockdown, sudah banyak pejabat pemerintahannya yang menghilang, katanya banyak yang dievakuasi ke negara lain juga."
"Itu sih Karma Negara mereka Oma, Darius sudah telat banget, harus jalan sekarang."
Darius dengan lantang segara berdiri, setelah melemparkan bagian sisi toast yang terlalu keras ke piring. Ia langsung mencium kening Omanya dan melangkah tergesa.
"Jangan pergi kemana-mana ya hari ini, info Darius aja kalau perlu sesuatu."
Katanya lagi sambil berjalan ke pintu ke arah Bagasi.
Oma terlihat merasa bersalah karena tidak membangunkan cucunya itu, tapi ia juga sudah 2 tahun ini tidak naik ke lantai atas, karena kondisi kakinya, jadi kadang ia lupa untuk naik ke atas, atau tidak mau cucunya memperingatkan ini dan itu. Hal itu selalu membuatnya merasa khawatir, membiarkan cucunya terlalu khawatir.
'_Breaking News_'
Pesawat Amerika Airlines dengan penerbangan 121 yang tidak terdaftar pagi ini menabrak Tower ATC Bandara International Jakarta.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan getaran sejauh 50 KM dari area bandara sehingga menimbulakan dampak seperti gempa, kecelakaan membuat bandara mati total dan 3 terminal hangus terbakar. Di duga pesawat tersebut jatuh seketika dari ketinggian 35.000 kaki, dan mengakibatkan ledakan yang dalam dan besar, sehingga menimbulkan kerusakan hebat di dalam bandara. Sejauh ini kami sudah melihat ribuan petugas TNI dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang sudah mengerumumin bandara dari dini hari tadi, namun TNI juga saat ini masih sedang mengevakuasi warga yang tinggal di jarak kurang lebih 1 KM ke arah bandara. Kami awak media sudah tidak diperbolehkan lagi melintas di perumahan warga, akan tetapi berkumpul dijalan bypass dengan pemandangan bandara di belakang kami.
Sampai saat ini belum ada yang bisa kami mintai konfirmasi apapun mengenai kejadian ini, karena situasi dilapangan seperti bisa dilihat sendiri sangat sibuk, sedari tadi kami melihat mobil-mobil melintas membawa lebih banyak anggota TNI untuk menangani tragedi ini.
Akan tetapi untuk kendaaran pribadi, sudah tidak dipolehkan memasuki wilayah bandara dari ujung jalan Bypass ini, dan bagi awak media, kami diperbolehkan hanya berjalan kaki sampai di titik ini, kurang lebih 3 KM, dengan jarak pandang 15 KM ke arah Bandara.
Kami disini juga mendengar bahwa kepala TNI yang langsung dikerahkan dilapangan, akan membangun Blokade dari beton diarea sekitar Bandara, kami belum tahu kapan beton-beton tersebut akan dibangun, yang pasti beton-beton tersebut akan dibangun mengelilingi bandara. Diperkirakan juga, masih ada lebih dari 50,000 Orang terjebak di dalam bandara. Belum di ketahui pasti berapa banyak korban yang meninggal dari ledakan tersebut, karena dugaan kami, pesawat yang jatuh menabrak tower ATC kemungkinan berisi penyintas virus yang dinamai Lyssa Virus Z1. Oleh karena itu kami menduga, saat ini TNI dikerahkan untuk mengevakuasi, korban di dalam bandara.
Saat ini melintas lagi, truk bermuatan beton di hadapan kami, yang akan dikumpulkan dititik markas TNI, dibawah jalan, sekitar 5 KM dari Bandara.
Beberapa kali Helikopter Militer juga sudah diterbangkan di sekitaran Bandara. Namun seperti yang pemirsa bisa lihat, Bandara tampak sangat berasap dari sini, kami pihak media akan melaporkan setiap kejadian disini live 24-
Tiba-tiba terdengar ledakan yang mebuat layar di televisi menghantap aspal, sebelum akhirnya menghilang.
Oma hanya menutup mulutnya tak percaya.
-------
"Heh anj***g!"
Teriak seorang pria paruh baya yang baru saja menghantam badan pintu mobil Darius, sambil melajukan mobilnya ditaman perumahan milik orang lain. Tak lama makian terdengar dari pemilik rumah yang terlihat sangat marah diambang pintu.
"Ngajak ribut lu, ga ngaca itu jalan gue anj***g!"
Teriaknya lagi, sambil mengeluarkan kepalanya dan menggedor-gedor kaca Darius.
Ia sungguh tidak menyangka, Ia baru saja keluar dari kompleks perumahannya yang agak didalam, dan keadaan saat ini sangat kacau, sudah hampir 15 menit tidak ada satu mobilpun yang bergerak.
Ia mengalihkan pandangannya lagi ke kendaraan sebelah yang sedang di gedor-gedor oleh pemilik rumah, lalu mobil itu malah melaju saja, menabrak pot bunga, dan lampu jalan di pekarang rumah-rumah tersebut, sebelum akhirnya di ujung rumah ke-5, terhenti karena menabrak kolam air mancur kecil, dan karena jalanan penuh sampai ke gate keluar perumahan, Ia tidak bisa lari kemanapun.
'Sial-' Dengarnya keluar dari mulut bapak tua yang hampir tertabrak karena mengomeli mobil itu, segera bergegas ke arah mobil tersebur terhenti.
Darius tidak bisa tenang, Ia segera mengkontak partnernya lewat head unit.
"Darius, gawat!"
Seketika suara resah sahabatnya Jimmy, terdengar lewat earpods, hampir terputus-putus.
"Us, Bos kita meninggal. Katanya digigit orang ga di kenal di Singapore, barusan banget gw dikabarin Shita. Dia juga masih di National Hospital Singapore. Mana tempat gue macet banget ini, orang-orang banyak yang balik arah pake jalan kita yang 1 arah, udah gila."
Darius berfikir keras, mencerna informasi tersebut.
"Digigit ?"
"I have no idea, digigit macam apa sampai meninggal, Shita juga belum update lagi. Lo sekarang dimana?"
"Masih di gate utama kompleks, depan jalan arteri udah macet banget, orang rebutan jalan."
"Gue, masih di antrian ke Tol, gue rasa bakan bisa 1 Jam ngantri buat masuk tol doang kalo antriannya begini."
"Okay."
Darius hanya mengiyakan dengan wajah resah. Lalu terdengar suara Ledakan sangat jauh, ditambah suara sirene mengikuti, terdengar sangat kacau, orang yang sudah panik dengan kemacetan yang ada, semakin panik dan mulai keluar dari mobil mereka, untuk melihat keadaan sebenarnya. Mereka mulai menunjuki Helikopter yang terbang bergantian.Sekilas Darius juga memandang langit yang sibuk.
Baru setelah 3 Jam, Darius bisa memasuki pintu Tol Tangerang ke arah Sudirman, disana Ia melihat banyak sekali antrian mobil dengan pasukan berseragam TNI, ada beberapa mobil polisi juga parkir di dekat pintu tol, beberapa Polisi bahkan memandangi mobil Darius. Baru saja memasuki pintu tol, Ia melihat beberapa orang yang menghentikan mobil di pinggiran jalan tol menengadah ke angkasa, beberapa pesawat tempur terbang di langit. Seketika ia merasakan aliran darahnya mendingin, sekali lagi Ia menelpon Omanya melalui head unit tapi tidak ada jawaban.
-------
Disisi lain sebuah handphone itu berdering di atas sofa, suasana rumah yang sepi.
"Omaaa!"
Oma yang sedari tadi kebingungan memandang ke sekeliling, melihat orang-orang begitu agresif memasukkan semua barang ke ke troli merela. Mereka mengambil semua barang yang ada di rak supermarket, dari mulai makanan kering, air mineral, dan makana-makan pokok lainnya.
"Oma, saya cariin!"
Kata seorang wanita muda itu menyadarkannya.
"Saya sudah dapat beras, buah, daging, sesuai kata Oma, saya ambil sebanyak mungkin."
Oma lalu tersenyum pada Dewi, seorang wanita muda yang telah sering datang kerumah untuk membantunya merapikan rumah.
"Oma kenapa belanja banyak sekali. Kenapa orang-orang disini juga banyak sekali belanjanya?"
Kembali Dewi merasa bingung dengan orang-orang yang berbelanja secara massive.
"Dewi, kamu bisa bantu Oma, ambil obat-obatan di rak dan beberapa kaleng s**u, Oma akan pilih beberapa biskuit disini."
Kata Oma, sambil memperhatikan rak supermarket yang hampir kosong. Keadaan yang cukup kacau membuat Oma sedikit pusing, ia lalu menabrak seorang anak kecil yang terdiam dibelakangnya, Anak itu berjalan mundur sehingga Oma hanya bisa melihat punggungnya, sebelum Ibunya datang dan menarik tangan anak itu dengan cepat.
Setelah 2 keranjang belanja penuh, Oma dan Dewi menunggu giliran di kasir.
" Kamu harus belanja juga Dewi, untuk persiapan."
"Ah, ga perlu sekarang Oma, kalau saya belanja di warung sebelah rumah aja sudah cukup."
Kata Dewi dengan tersenyum ramah.
"Ih ribut sekali!"
Keluh Dewi melihat beberapa orang yang tidak sabar mengantri dikasir, bahkan ada yang sedang berargumentasi karena berebut antrian.
Baru saja giliran Oma membayar, tiba-tiba lebih banyak orang dari luar memasuki supermarket, dan berebut keranjang belanja, mereka berteriak-teriak meminta keranjang belanja. Keadaan itu membuat orang-orang jadi makin panik, suara keributanpun mengelegar sampai ia tidak mendengar apa-apa lagi, Ia hanya mendengar dengungan disekelilingnya.
"Totalnya depalan juta sembilan rat-" Berganti suara dengugan
"Oma, Oma!"
"Iya?"
Barulah Oma sadar, saat itu Oma juga baru sadar kalau ia meninggalkan handphonenya dirumah.