Tale 16

1270 Words
Garlanda cukup merasa lega karena dalam kisah itu ia masuk ke dalam tubuh pemuda bernama Naga. Ia tak harus merasakan sakit meski ia juga mendampingi orang sakit di sana. Dengan berakhirnya kisah itu, Garlanda tahu dan sadar, bahwa ia akan kembali masuk dalam satu kisah lain. Kembali masuk dalam tubuh orang lain, identitas lain, bentuk fisik yang lain, dan memori yang lain. Ia hanya sedang bersiap. Atau jangan - jangan kali ini ia akan kembali dalam tubuh da kehidupannya sendiri. Di mana ia bisa bertemu dengan kedua orang tuanya dan juga kakak - kakaknya untuk kembali mencoba menjelaskan kondisi yang ia alami pada mereka. Dan ternyata tidak. Ia terbangun di dalam sebuah hutan. Di dala tubuh seorang pemuda cerdas dan tangkas bernama Ark. *** Perut Lang sudah membesar sempurna. Dan Lang masih belum bisa menerima bahwa ini nyata. Selama hampir setahun terkurung di sini, dan selama 9 bulan mengandung, tak ada yang bisa dipercayainya 100 persen. Semua bagai ilusi. Peristiwa penculikan tanpa dasar ini sudah membuat Lang geram. Ditambah lagi saat dia hamil. Rasanya sangat nyata. Itu jelas. Bahkan ukuran perutnya juga berkembang seiring berjalannya waktu. Namun Lang masih belum mau percaya. Hari hampir pagi. Lang jarang bisa tidur. Rasa tak nyaman selalu menguasai dirinya. Punggungnya selalu sakit saat duduk di posisi apa pun. Sementara sel ini begitu sempit. Ia tak bisa bergerak bebas. Lang terbatuk pelan. Baru saja bayinya menendang keras. Tepat mengenai paru - parunya. Rim di sel sebelah terbangun karena suara batuk Lang. Ia mengernyit sebelum akhirnya benar - benar bangun. "Kau tidak tidur lagi?" Lang menggeleng. "Mana aku bisa tidur. Dia tidak bisa berhenti bergerak." "Aku jadi bingung. Anakmu itu sebenarnya manusia atau burung hantu. Aktif di malam hari, tidur di siang hari." Lang tertawa dibuatnya. Itu memang benar. Saat siang bayinya selalu tenang. Saat itu lah Lang punya kesempatan untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ark ikut terbangun karena obrolan dua orang itu. Ia berada di sel belakang Lang. "Kalian berisik!" serunya. "Ini sudah pagi! Bangun lah!" seru Lang balik. "Kenapa? Apa karena anak itu lagi maka aku harus bangun pagi lagi?" "Jangan salahkan dia. Salahkan saja orang - orang sialan itu," geram Lang. Lang memang terlampau sensitif semenjak kandungannya membesar. Mood - nya sering buruk. Padahal maksud Ark hanya bercanda. Lang pun sebenarnya tahu itu. Ia hanya tak bisa mengontrol dirinya. "Tenang lah. Aku tetap akan berusaha mengeluarkan kita bertiga dari sini. Akan kupastikan bahwa kau tak akan melahirkan di sini." "Kau janji padaku?" "Tentu saja. Aku tak akan memaafkan mereka." *** Dini hari itu adalah harinya. Tepat saat semua penjaga tidur. Tak ada yang terjaga. Ark merencanakan segala hal secara matang. Terima kasih pada otak jeniusnya dan sifatnya yang tidak gegabah. Ia bersabar mempelajari gerak - gerik mereka, juga bersabar memantau segala aktivitas mereka. "Bagaimana, Ark?" Rim terlihat gelisah. "Jangan panik. Cukup percaya padaku," ucap Ark bangga seraya mengangkat kunci yang dicurinya. Lang dan Rim terlihat bangga pula pada si bungsu itu. Ark memulai dengan membuka sel - nya sendiri. Lalu beralih ke sel Rim, yang terakhir Lang. Ark mengulurkan tangannya untuk membantu Lang berdiri. "Kau sexy," goda Ark. Dihadiahi sebuah tatapan mematikan dari Lang. "Sudah. Ayo cepat keluar sebelum terang. Aku takut ketahuan." "Okay Ayo!" Perjalanan mereka dipimpin oleh Ark. Rim dan Lang kadang sampai tak percaya. bagaimana dan kapan bungsu itu melakukan penelitian. Tapi rencana Ark ini benar - benar matang. Bahkan ia juga sudah membuat pintu kecil khusus untuk jalan keluar mereka. Ark yang jenius. Saat langit mulai terang, tiga orang itu sudah berhasil keluar dari ranah penculikan tanpa sebab yang mereka hadapi selama ini. Rasanya sangat bebas sekarang. Meski mereka tak tahu daerah ini. Dan benar - benar tak tahu mereka ada di mana. "Baik lah. Menurut feeling - ku, kita harus berjalan ke sebelah sana." Ark menunjuk arah yang ia maksud. "Apa yang mendasarimu yakin seperti itu?" Lang bertanya. "Di sana agak gersang. Jadi sudah pasti sering dilewati manusia. Aku yakin di sana ada jalan. Kita akan minta tumpangan pada orang yang lewat nanti. "Kau yakin?" "Yakin sekali." Lang dan Rim berpandangan dan akhirnya setuju lagi pada Ark. Lang tampak terkejut saat merasakan perutnya mengencang. Ia sudah sering seperti itu sebenarnya. Tapi ia tetap terkejut saat hal itu terjadi. Terlalu mengejutkan dan menyakitkan. "Kenapa?" tanya Rim. "Tidak apa - apa. Ayo." Setelah memastikan tak ada yang serius mereka langsung berjalan cepat. Seandainya saja Lang tidak hamil, mereka bisa lari. Tapi dengan keadaan seperti sekarang hal itu mana mungkin. *** Sepanjang perjalanan Lang merasa gelisah. Tak hanya sekali dua kali perutnya mengencang. Sudah beberapa kali dan Lang semakin sering merasakannya. Bagian paha, Panggul, dan juga pinggangnya terasa ngilu. Ditambah perutnya juga mulas. Di area sekitar pusar, ada sensasi aneh. Seperti ada penekanan di sana. Rasanya sungguh tak nyaman. Pergerakan Lang semakin melamban. "Apa istirahat dulu?" tawar Ark. "Jangan. Aku yakin mereka sedang mencari kita sekarang," sergah Lang. "Tapi kau ...." "Aku tidak apa - apa." "Sebenarnya istirahat sebentar tak apa. Kasihan bayimu." Rim berusaha membujuk Lang. "Tapi ...." Rasa kencang yang menyiksa itu datang lagi. "Aku ... aku tidak mau melahirkan di sini. Aku tidak mau." "Apa ... kau tidak ...." Ark menelisik gerak - gerik aneh Lang sedari tadi. Lang sangat jarang mengelus perutnya. Tapi sepanjang perjalanan tadi, Tangan Lang justru terus bertengger di sana. Menyangga perut bagian bawahnya. Lang juga sesekali mengernyit sakit. "Apa sudah waktunya?" Rim yang bertanya. "Kurasa ... kurasa iya," jawab Lang ragu. Karena ia sendiri tak tahu. Tapi yang jelas perutnya sakit. "Baik ... kita melanjutkan perjalanan, tapi pelan - pelan saja." Ark mulai dan mengawali perjalanan mereka lagi. Dan memang benar. Mereka melakukannya jauh lebih pelan sekarang. Tak jarang mereka istirahat sebentar. Penderitaan itu terlihat jelas di wajah Lang. Pasti rasanya sakit. Ia duduk di atas sebuah batu yang lumayan tinggi. Meluruskan kedua kakinya ke bawah. Kedua tangannya bertengger di pinggang. Menjaga agar tubuhnya tetap bisa tegak. Setidaknya bisa mengurangi rasa tak nyamannya. Sementara Rim dan Ark berdiri di hadapannya. Melindungi Lang dari sengatan sinar matahari. Mereka hanya bisa berharap kalau jalan yang dimaksud Ark tadi tak jauh lagi dari sini. *** Matahari sudah terik. Untuk ke sekian kalinya mereka beristirahat. Tapi mereka juga waspada. Takut bila para penculik kembali menemukan mereka. Jarak kontraksi Lang sudah semakin dekat. Sesekali ia butuh bantuan Rim atau Ark untuk berjalan. Rasa ngilu di sekitar area perut dan pahanya sangat menyiksa. Kakinya terasa kelu dan lemas. Lang mengatur napas dengan sulit pula. Ia harus mencari sela yang benar, agar kontraksi itu tak terlalu menyiksanya. Dalam masa labor seperti ini, memang diharuskan untuk melakukan gerakan seperti berjalan - jalan. Dan itulah yang Lang lakukan sekarang. Siapa tahu bisa memudahkan proses kelahiran nanti. Sayangnya ini tak semudah bayangan Lang. Rasanya sungguh sakit. Tak bisa digambarkan. "Ayo ...," ajaknya. Ia bersandar pada Ark kali ini. Ark hanya bisa menatapnya dengan prihatin. Tubuh Lang sudah basah semua karena keringat. Sampai terasa licin saat disentuh. Hari sudah hampir sore saat akhirnya mereka sampai di jalan yang dimaksud Ark. Untung lah tak terlalu sulit untuk mencari tumpangan. Ada mobil pick - up yang dengan sangat baik hati mau mereka tumpangi. Mereka menunggu dalam diam di sepanjang perjalanan. Lang terlihat berusaha kuat menahan sakitnya. Ia tak mengeluh sama sekali sedari tadi. Namun semua terlihat dari raut wajahnya. Ia terlihat tenang, namun juga amat terlihat bila sedang menahan sakit. "Kau yakin tak mau ke rumah sakit?" "Tentu saja tidak. Rumah Sakit adalah tempatnya pada dokter gila. Informasi tentang kehamilanku akan dengan sangat cepat tersebar. Aku tak mau itu." "Kau malu?" "Tentu saja." Rim dan Ark terdiam. Mereka tak bisa menyanggah karena itu memang benar. Mereka pun juga pasti akan melakukan hal yang sama bila menjadi Lang. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD