bab 2

1080 Words
Seorang pria yang memakai setelan jas lengkap berwarna hitam memasuki sebuah perusahaan besar yang sudah berdiri sejak lama. Wajah tegas, alis tebal, bibir tipis dan juga wajah yang tampan dengan bulu-bulu halus yang menghiasi rahangnya membuat ia terlihat sangat tampan. Banyak karyawan wanita yang melihat ke arahnya dengan tatapan penuh kekaguman, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa ataupun mencari perhatian pria itu karena dia sudah memiliki seorang istri. Istrinya bahkan sangat cantik dan mereka sadar diri karena mereka bukan apa-apa dibandingkan istri pria itu yang merupakan seorang model terkenal. Tubuh tinggi tegapnya yang bak seorang model memasuki lift khusus pada petinggi perusahaan, wajahnya nampak arogan tanpa senyum yang menghiasi meskipun tadi ada beberapa karyawan yang menyapa. Tak ada satupun yang ia balas sapaannya karena dirinya memang terkenal seperti itu. "Selamat pagi, Pak." Sekretarisnya yang melihat keberadaannya langsung berdiri kemudian menyapa sang bos dengan senyum ramah. Pria itu hanya mengangguk membalas sapaan itu, seperti biasanya. Ia langsung memasuki ruangannya disusul dengan sang sekretaris. "Pak, tadi Pak Rei menghubungi saya, beliau ingin bertemu dengan Anda hari ini," ujar sekretarisnya yang bernama rara "Katakan padanya kalau tidak ada yang perlu saya bahas dengan dia," balas pria itu. "Tapi, Pak, beliau sudah berpesan kalau Bapak tidak mau menemuinya. Maka dia akan pergi ke sini menemui Bapak," ujar Rara "Saya tidak peduli dengan hal itu, kamu katakan saja apa yang saya katakan tadi." "Baik, Pak." Rara menganggukkan kepala, kemudian pamit undur diri dari ruangan bosnya. Sudah tahu tabiat dari bosnya memberikan rara tidak banyak membantah, semua ini demi keselamatan pekerjaannya. Meskipun bosnya menyebalkan dengan sikapnya yang arogan itu, tetapi rara masih membutuhkan pekerjaan ini. Pria itu duduk di kursi kebesarannya kemudian membuka laptopnya, mengetikkan sesuatu di sana. Melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena suatu hal, ia berdecak kesal karena hari ini ia pasti akan sangat sibuk sekali sebab beberapa hari ini pekerjaannya sempat tertunda karena ulah sang istri yang memaksanya untuk menemaninya.Kalau saja aku tidak ikut dengan agnes, mungkin semua pekerjaanku akan cepat selesai," ujar pria itu sedikit menyesali keputusannya. Pria yang bernama lengkap Raka Wijaya kusuma itu kini fokus pada pekerjaannya, ia merupakan seorang pengusaha yang berhasil mendirikannya perusahaan ini sejak beberapa tahun lalu. Aloy Corporation, siapa yang tidak mengenal perusahaan itu? Perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan itu sukses besar dengan berbagai macam produknya yang selalu diekspor berbagai negara. Semua produknya tidak ada yang gagal, selalu laris manis di pasaran. Semua orang mengenalnya dan tak jarang banyak dari mereka yang menginginkan perusahaan pria yang biasa dipanggil Megantara itu untuk bergabung dengan perusahaan mereka. Seharian ini raka sibuk dengan pekerjaannya, hingga tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka. Megantara langsung menoleh, ia pikir itu adalah Rara dan ia berniat menegur rara yang tidak sopan mengganggunya yang tengah sibuk. Ternyata itu adalah agnes wilson, istri yang sudah lima tahun ini menjadi istrinya. Wanita cantik yang berprofesi sebagaimana model itu menghampiri suaminya dengan senyum ceria, tanpa aba-aba ia langsung duduk di pangkuan suaminya membuat Megantara sigap langsung merangkul pinggang rampingnya. "Kenapa kamu tiba-tiba datang tak memberitahuku dulu, hmm?" tanya raka sambil tersenyum hangat. "Aku ingin mengajakmu makan siang," jawab agnes sambil bergelayut manja di leher raka "Memangnya saat ini sudah waktunya makan siang?"Raka bertanya dengan kernyitan di dahinya. "Tentu saja sudah, kau ini terlalu sibu k saat bekerja sehingga tidak sadar kalau saat ini adalah waktunya untuk mengisi perutmu," ujar agnes "Pekerjaanku saat ini menumpuk karena beberapa hari yang lalu aku menemani berlibur, Sayang." agnes mengerutkan dahinya saat mendengar perkataan raka. "Jadi kau menyalahkanku?" tanya agnes tersinggung. "Bukan begitu, Sayang, hanya saja saat ini pekerjaanku sedang banyak. Aku sama sekali tidak menyalahkanmu, aku senang menemani berlibur beberapa hari kemarin." raka langsung meralat ucapannya sebelum agnes merajuk karena itu akan sangat gawat baginya. "Aku pikir kau tak suka berlibur denganku." "Tentu aku sangat senang bisa berlibur dengan istriku tersayang ini," ujar raka sambil mengecup pipi agnes hingga membuat wanita itu tersenyum senang. "Baiklah, hentikan dulu pekerjaanmu karena kau tidak akan bisa konsentrasi bekerja saat perutmu kosong." Agnes turun dari pangkuan raka "Ayo kita cari makan siang, Sayang, aku sudah sangat lapar." "Memangnya tidak ada pemotretan hari ini?" tanya raka yang dibalas gelengan kepala oleh Agnes "Jadwal pemotretanku nanti setelah jam makan siang, jadi kita masih memiliki banyak waktu untuk makan siang bersama," jawab agnes. "Baiklah, aku akan merasa sangat senang mendengar itu karena tidak akan ada lagi managermu yang mengganggu waktu makan siang kita," ujar raka membuat Agnes tertawa. "Kau masih mengingat kejadian itu?" tanya agnes tergelak. "Tentu saja, mana mungkin aku lupa dengan kejadian waktu itu. Di mana kita makan seperti dikejar hantu karena ulah managermu itu," ucap raka mendengkus kasar saat mengingat kembali kejadian lampau itu. "Seharusnya kau cari manager yang baru saja." "Jangan begitu, Sayang, biar bagaimanapun juga dia itu sudah lama menjadi managerku. Aku suka kinerjanya," ujar Agnes sambil menyentuh lengan Megantara. "Karena kau yang meminta begitu, maka pekerjaan managermu itu aman." Agnes terkekeh pelan. Keduanya berjalan bersisian keluar dari ruangan Raka dengan Agnes yang menggandeng lengan raka. Keduanya nampak serasi satu sama lain, banyak pasang mata yang berdecak kagum dengan pasangan itu. Namun, ada bisik-bisik tak mengenakkan yang terdengar, di mana mereka begitu heran mengapa di lima tahun pernikahan raka dan agnes, tak kunjung hadir seorang keluarga baru. "Mungkin saja Bu Agnes mandul," ujar salah seorang pegawai pada yang lainnya. "Jangan bicara begitu!" "Lalu apalagi alasan mereka menunda anak?" "Mungkin saja Bu agnes tidak mau kariernya kacau kalau ia memiliki anak," balas lainnya. Baik raka maupun Agnes mendengar bisik-bisik itu, Agnes merasa panas karena ia dituduh mandul. Wanita itu berniat menghampiri pegawai wanita itu, tetapi lengannya ditahan oleh raka. raka meminta agnes berdiri di belakang tubuhnya sementara ia menghampiri pegawai wanita yang tengah bergosip itu. "Kantor ini tempat bekerja, bukan tempat untuk orang-orang yang suka bergosip seperti kalian!" raka langsung membentak hingga membuat mereka terdiam kaku karena mendengar bentakan itu. "Sembarangan kalian menuduh istri saya seperti itu, tidak akan saya maafkan siapapun yang sudah menyinggungnya. Segera angkat kaki kalian dari sini karena mulai hari ini kalian saya pecat!" Mendengar kata pecat membuat mereka mendongak. "Jangan pecat kami, Pak, kami mohon maafkan kami," ujar salah satu pegawai bahkan sampai berlutut. "Itu akibat bagi para pegawai yang suka bergosip! Kalian semua yang di sini akan merasakan hal sama seperti dia kalau melakukan hal semacam ini!"agnes melangkah melewati lengan wanita itu tanpa belas kasihan, mengajak istrinya untuk berjalan menuju lift. agnes yang melihat itu tersenyum sinis, seakan merasa puas dengan apa yang raka lakukan pada pegawai-pegawai itu mohon maaf bila ada kata yg kurang d kenan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD