Pukul sebelas malam, hujan juga masih sangat deras lalu kilat menyambar bersama suara guntur yang terdengar lumayan nyaring. Danieru baru saja tiba di mansionnya, ia kemudian lekas masuk dan menatap ruangan yang bercahaya remang. Pria itu kemudian menyalakan lampu utama, dalam sekejap pula ruangan itu mendadak terang dan agak menyilaukan untuk Danieru. Ia mengecilkan pupil matanya, kakinya melangkah masuk, kemudian berhenti lalu menatap sekitar. Danieru mengembuskan napas, ia lalu memutuskan untuk masuk ke kamar guna beristirahat di sana dengan tenang. Suasana begitu sepi, suhu udara juga sangatlah dingin. Sejak jam delapan malam hujan dalam skala besar terjadi, membuat lalu lintas sedikit terganggu. Jika tak memikirkan kebiasaan Camilla akan kambuh, Danieru tanpa ragu akan tidur di apar

